NEW EMBASSY, IN-STYLE, MARTINI
New Embassy
Seperti yang sudah dibilang yang lalu-lalu, acap kali dapat kerjaan baru yang permanen, acap kali itu pula selalu harus involve dengan tim pindahan. Seperti juga sekarang, setelah bertahun-tahun menempati salah satu gedung tua di bilangan Norodom Boulevard, akhirnya akhir bulan ini Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh, Kerajaan Kamboja, harus pindah ke tempat yang lebih memadai, tempat yang lebih that so-called representative .. tempat yang lebih luas, nyaman dan menyenangkan tentunya. Setelah proses pencarian lokasi kedutaan yang tidak mudah, akhirnya diputuskan untuk pindah tetap di bilangan Norodom Boulevard hanya letaknya agak lebih jauh dari Wisma Indonesia [embassy yang lama lokasinya berhadap-hadapan dengan Wisma Indonesia].
Hari Sabtu kemarin merupakan hari kerja bakti nasional di kalangan KBRI Phnom Penh, semua turun berjibaku mengurus barang-barang dan file-nya masing-masing. I came a little bit late, kurang lebih sekitar pukul sepuluh kurang. We supposed to come at around nine .. ternyata walaupun sudah terlambat, saya tetap yang pertama datang, sambil menunggu yang lain datang, I kept packing all things yang sekiranya bisa dibawa. Hal yang saya benci dari proses packing ini adalah pemilihan mana yang harus disimpan dan mana yang harus dibuang, which for me semuanya harus disimpan, maklumlah kalo udah urusan file saya agak sedikit paranoid.
Alhasil dari semua yang packing, nampaknya barang saya merupakan yang paling banyak. Setelah semua barang diangkut ke gedung KBRI yang baru, maka dengan Blacky [my motor] saya menyusuri jalan raya Norodom pada tengah hari bolong tepat pukul duabelas [saat ini matahari di Phnom Penh lagi cantik-cantiknya membakar]. Penataan ruangan seperti biasanya, walaupun bukan expertise saya namun at least saya punya sedikit sense of interior design .. ahahaha, setelah mengatur ruangan milik Mr. Ambassador dan ruangan saya, I decided to go home, tentunya setelah makan siang dan ngobrol-ngobrol sebentar dengan Mr. Dearest dan yang lain. Ternyata sudah saya yang datang pertama pada pagi hari .. it happened saya adalah orang yang terakhir pulang. Cukup teladan bukan ?
In-Style
Pekerjaan seharian yang membutuhkan otot tinimbang otak ini, membuat badan penat, pegal yang ngga karuan dan juga peluh yang terus bercucuran. After finish from moving's problem dan semua hal terkaitnya, akhirnya saya memutuskan untuk memanjakan diri sebentar saja.
I went to In-Style, sebuah Indonesian spa yang dikelola dengan sangat baik oleh salah seorang orang Indonesia yang tinggal di Phnom Penh, untuk memanjakan tubuh. I went to have massage dan tanpa terasa dua jam dipijat membuat diri tidur dan tanpa malu-malu mengeluarkan suara snoring yang cukup jelas. GOD .. No .. !! .. kalau yang bilang begitu adalah yang mijat saya, sang masseur, tidak apa-apa .. tapi yang bilang adalah yang punya spa .. *glek ... kalo dia bisa dengar .. apa lagi yang lain ? ..* ...
Dan yang paling mengasyikkan, it really completed my day .. adalah meeting untuk acara Indonesian Trade and Services Expo 2005 ... gooossshhh ... kenapakah mengambil waktunya tepat di malam minggu yang sedang indah-indahnya ini ?
Meeting mengambil tempat di In-Style since owner of diz spa adalah salah satu member dari kepanitiaan juga. Dengan hasil meeting yang cukup cepat, lancar dan dinamis .. ditambah tentunya dengan omongan - omongan dan perdebatan - perdebatan, dicapailah satu kesimpulan untuk mengirimkan Letter Of Offer Sponsorship.
Meeting ini sebenarnya cukup berlarut-larut namun dengan kesabaran dan kesadaran penuh kita semua mengikuti alurnya lari kemana dalam meeting tersebut. Selepas meeting, kita masih berbincang sejenak sebelum kemudian melanjutkan program berikutnya ?
It means another meeting ???
Martini
Begitu mendengar nama itu pasti yang ada dalam pikiran adalah jenis minuman. BINGO !! .. exactly what I thought waktu mendengar nama tersebut. Ternyata di Phnom Penh, Martini adalah salah satu nama restaurant yang cukup terkenal, meskipun letaknya tidak tepat di pinggir jalan atau dikawasan per-café-an.
Martini adalah tempat makan dari berbagai khalayak tetapi kebanyakan yang datang kesana adalah orang-orang asing, para expat. Mereka tentunya selain makan, minum, main bilyard ataupun berdisko [the place is kind of one stop entertainment] .. ehm .. juga mencari .. ehm .. ya you know-lah .. those kind of things .. ehm .. ya itu dech pokoknya.
Menurut cerita Tante Gaul Cambodia ini, dari dulu sampai sekarang Martini adalah [astaghfirullah .. ] tempat mencari pasangan untuk maksiat .. [that's exactly yang diinformasikan oleh Tante Gaul itu kepada saya] .. baik untuk pasangan lain jenis ataupun sejenis .. namun dominasi dari para penjaja .. ehm .. itu adalah kebanyakan wanita. Mulai dari yang Broiler, Blasteran sampai Lokal ... semua ada ...
Selesai santap malam saya mencoba untuk mengunjungi that so-called DISCOTHEQUE .. dan ternyata tidak beda jauh dengan disco-disco yang saya temui di bilangan Kota di Jakarta. It's just full with those "ladies" and para bule-bule .. dan asap rokok dan asap dry ice dan musik yang tidak jelas jenisnya dan ini dan itu dan demikian ..
Kalau ditanya mau kesitu lagi untuk kedua kalinya .. well, I don't mind asal jangan sendirian saja. For me, so far the best place in Phnom Penh for clubbing is still the one that I used to come ..
Heart of Darkness anyone ??? .. let's go dance .... ".. You can jive .. you can dance ... having the time of your life ... "...
No comments:
Post a Comment