Sunday, February 13, 2005

MESSAGE, MASSAGE, MASSEUR

MESSAGE, MASSAGE, MASSEUR

Hari Minggu adalah waktu dimana semua orang bermalas-malasan. Tidak untuk saya. Minggu pagi jam 9 harus sudah berpakaian rapi untuk menyambut tamu Mr. Ambassador. Kedatangan tamu yang cukup ngaret [hampir 20 menit] semakin membuktikan bahwa orang Indonesia dimana pun mereka berada pada umumnya tetap saja sama. Budaya ngaret yang seolah-olah kalau dilepaskan dari kumpulan norma pada satu human being, satu manusia Indonesia seutuhnya, akan membawa gejolak persoalan yang mendasar. Belum lagi masalah protokoler, hebatnya Mr. Guest membuat Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia menunggu hampir 20 menit. Tinggal saya yang panik dan kebat-kebit karena hampir setiap lima menit Mr. Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary melirik pada saya dengan tatapan meminta kepastian sambil mengecam.

Mr. Guests datang tanpa perasaan bersalah dan dengan manisnya menyapa saya yang menyambut di pintu depan. Membawa Mr. Guests kedalam dan memperkenalkannya pada Mr. Ambassador. Tugas pertama selesai.

Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan tapi tidak bagi saya, entah sejak kapan namun saya sangat menikmati pekerjaan menunggu. Jam sebelas lewat beberapa menit Mr. Guests berpamitan dan saya duduk dihadapan Mr. Ambassador untuk mendengarkan point-point hasil dari pembicaraan. Waktu makan siang tiba, I didn't get my lunch, I was so sleepy so I went to my room and decided to watch dvd but instead of doing it, I slept.

Bangun dengan terkejut dan langsung makan. Selesai makan segera meluncur ke kantor karena didawuh untuk itu. Once kata senior officer, jadi sekretaris pribadi itu cuman satu modal utamanya kok .. "sendiko dawuh" .. ehm .. untuk saya memang agak berat namun saya berusaha menjalaninya.

Sampai di kantor, saya segera mengirim pesan kepada the beloved Mr. Van Maghel .. sang kritikus kondang itu, meminta beliau untuk segera datang ke embassy yang baru karena Mr. Ambassador ingin bertemu dan berdiskusi dengannya.

Satu hal yang agak menganggu dari Mr. Van Maghel adalah .. acap kali kirim message ke dia walau pun tidak sering namun kebanyakan agak lama direspons .. cara yang paling efektif tentunya melalui Mrs. Van Maghel yang akan segera menyampaikan pesannya kepada Mr. Van Maghel which I did like that.

Setiap lima menit sekali Mr. Ambassador menanyakan sudah sampai dimanakah Mr. Van Maghel .. dan saya hanya bisa .. ehm .. berbohong sedikit dengan mengatakan sudah dijalan which accordingly to the last news dari sms .. dia masih baru selesai ganti baju and about to leave the house .. *look .. I grin innocently when I said that*

Akhirnya message demi message dikirim ke mobile phone-nya dan akhirnya bertemulah saya, Mr. Ambassador and Mr. Van Maghel di embassy baru.

MASSAGE
During the conversation or I should say the discussion between Mr. Ambassador and Mr. Van Maghel, I made a phone call to my favorite massage place; In-Style Spa. Entah kenapa belakangan ini badan rasanya seperti remuk, mungkin akumulasi dari rasa penat yang tidak pernah dirasa kemudian hari ini dengan manisnya bermain-main dibawah sinar matahari sehingga membuat penat semakin menjadi dan akhirnya memutuskan diri untuk kembali bermanja-manja dengan pelayanan dari In-Style Spa.

Ya! Javanese Traditional Massage adalah obat paling mujarab untuk rasa penat, letih, lesu dan lelah [kok jadi iklan ?]. Dengan aroma therapy and oil of God knows what is the name of the oil is .. setelah massage pastinya badan ini rasanya segar dan kantuk yang hebat menyerang.

Selama pembicaraan dari ruangan ke ruangan, I followed with only a half thought while my other thought was going to the spa. Damn!

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat empatpuluh lima menit dan setelah dengan sedikit gesture / body language, akhirnya pembicaraan ruangan kantor baru tuntas sudah. I was so happy and just couldn't wait any longer to go to the spa, knowing that it will close at nine.

Sementara Mr. Van Maghel masih mengajak bicara beberapa saat and when he saw me calling, he thought that I might go to my favorite shopping center, Sorya. I took the same road on my way to go to spa with Mr. Van Maghel.

Where do you think I am going, Mr. Van Maghel ? .. figure it out ..

MASSEUR
Saya tiba di spa pukul delapan kurang lima menit. Menurut info dari Mr. Masseur yang biasa memassage saya, spa tutup jam 9, it means I have at least one hour untuk massage. I met Mrs. Owner di spa dan saya tanya apakah ada kemungkinan saya bisa dapat massage selama dua jam ? .. dan ternyata bisa .. GREAT .. !!! membayangkan dua jam dapat tidur dengan nyenyak .. [anytime I got my massage, I always sleep and snore .. hahaha].

Mr. Masseur adalah seorang anak muda, a Cambodian yang orangnya pendiam sekali dan sangat sabar dalam melayani. Dari pertama saya ke spa ini sampai dengan saat sekarang, saya belum pernah berganti orang. That's also my habit ditempat potong rambut. I always have a regular person yang menangani potong dan cuci rambut. Bukan apa-apa .. kebiasaan itu sudah terbawa sejak di Jakarta, karena dengan memaintain memakai satu orang, kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Dan terlelaplah saya terbuai oleh musik relaksasi yang diambil dari kliningan Jawa ... Seandainya oh seandainya saya bisa massage setiap hari ... I won't mind to do it .. tapi sayangnya Mr. Pocket yang agak keberatan ..

Jadi ingat masa-masa mencari tukang pijat keliling yang cocok .. back then in Jakarta ..

No comments: