Tuesday, October 02, 2012

Rasa Sayang dan Pilihan


Perbincangan mengenai masalah percintaan tidak akan pernah habis dibahas. Mulai dari jatuh cinta, patah hati, putus-sambung, perselingkuhan, adalah pembahasan yang selalu sedikit banyaknya mencakup di dunia percintaan.

Beberapa hari lalu saya bertemu dengan salah seorang teman baik saya, teman yang sudah saya anggap adik sendiri malah walaupun mungkin dulu pernah ada cerita antara kita dan tidak berlanjut karena satu pihak tidak merespons atas feeling yang sama J , ini bukan curcol tapi cerita sebenarnya.

Pembicaraan umum terjadi ketika saya bertemu dengannya, maklumlah sudah hampir dua atau tiga tahun tidak bertemu dan itu pun dengan kecanggihan teknologi kami masih suka berkomunikasi via social media ataupun alat komunikasi lainnya seperti bbm atau sms. Tapi tentunya rasanya sangat berbeda ketika kita bertemu langsung dan bicara berhadapan, ada fenomena tersendiri.

Tadinya pembicaraan seperti layaknya orang yang sudah lama tidak bertemu berkisar tentang seputaran kehidupan masing-masing dibumbui dengan candaan tentang masa lalu. Lama-lama pembicaraan itu berkisar tentang seputaran dunia cinta.

Sebagai anak muda yang mulai menanjak karirnya dan juga mulai banyak kegiatannya, teman baik saya ini masih punya waktu untuk memikirkan dunia cinta. Dunia yang memang terkadang didamba atau malah dibenci oleh sebagian orang. Dia punya cerita panjang tentang hubungannya dengan seseorang yang notabene saya pun mengenalnya. Putus nyambung adalah bagian dari cerita cintanya dan kedalaman akan makna sayang dan cinta menjadi hal utama dari dirinya yang akhirnya membuat dia tidak bisa terus melanjut atau dalam bahasa pergaulan sering disebut move on.

Apa yang menjadi hal yang membuat dia tidak bisa melanjut ? Adanya harapan bahwa semuanya akan kembali seperti dulu, saat baru jadian, saat semua hal indah tercipta, berbagi dalam suka dan duka, Intensitas pertemuan yang terjadi hampir setiap hari. Percakapan yang terkadang perlu atau tidak perlu. Banyak hal yang membuatnya kemudian merasa masih ada setitik asa untuk bisa kembali bersamanya.

Hidup terlalu indah untuk hanya berhenti pada satu titik. Binar ceria pada mata yang tersenyum acap kali bercerita atau mendengar seseorang menyebut namanya adalah hanya sebagian kecil dari hal besar akan rasa yang masih dimiliki olehnya.

Belum lagi hal-hal kecil yang mungkin menurut kita adalah hal-hal biasa, perhatian-perhatian umum tapi menurutnya adalah sesuatu yang bisa mengembalikan apa yang pernah hilang.

Ada rasa miris mendengar itu semua, miris karena sesungguhnya teman baik saya ini bisa melanjut melangkah dan menyongsong sebuah cinta baru dengan orang baru dan suasana baru. Tapi untuk sementara dia menolak itu dan hanya terus berharap pada satu titik yang dia sendiri sebenarnya tahu bahwa itu tak lagi mungkin dilanjutkan.

Selain rasa miris, saya merasa bahwa ini sepenggal cerita yang bisa membuatnya semangat. Kenapa semangat? Karena setiap kali dia bercerita, dia menjadi orang yang berbeda, menjadi dia yang saya kenal dulu waktu pertama kali saya bertemu.

Hidup memang pilihan dan sebagai individu yang menjalaninya, kita memang punya hak untuk memilih langkah yang kita jalani.

Saya tidak mengatakan bahwa apa yang dilakukannya salah. Sebagai teman baik, saya hanya memberikan pandangan dan pendapat menurut saya karena saya ingin dia mendapatkan yang terbaik dalam kehidupannya, tapi itu juga menjadi hak prerogatif dia untuk menerima pandangan dan pendapat saya.

Bahwa kemudian saya mengatakannya padanya langkah yang dia ambil hanyalah menghambat kesempatan yang datang kepadanya dan mungkin lebih baik serta menghalanginya untuk bisa maju dalam kehidupan percintaannya, itu dia dengar tapi belum tentu juga dia mau menerima sepenuh hatinya dan menjalankannya. Lagi-lagi ini soal hidup adalah sebatas pilihan.

Saya percaya tidak hanya dia saja yang pernah mengalami hal seperti ini, sewajarnya banyak orang yang begitu sayang, begitu cinta dan begitu berkesan saat dia berpacaran sampai kemudian akhirnya ketika hubungan itu harus berakhir, seolah dunia menjadi hancur dan tak lagi ada semangat untuk mencari kehidupan baru. Terdengar klise dan berlebihan memang tapi demikianlah yang terjadi.

Pada akhirnya saya bisa menyimpulkan bahwa rasa sayang itu terkadang melebihi rasa cinta sehingga biasanya long lasting. Seburuk apa pun perilaku mantan pasangan terkadang kita masih memiliki sedikit rasa sayang padanya.

Di akhir obrolan saya bertanya pada teman baik saya itu apa yang sesungguhnya dia rasakan. Rasa sayang atau rasa cinta atau rasa keduanya atau rasa lain?

Teman baik saya itu hanya tersenyum dan berpamitan.