Saturday, September 30, 2006

THE MESSAGE

I got this message tadi malam pas pulang dari Heart of Darkness, .. I brought another number jadi nomer yang ini ditinggal di kamar dan pas pulang ada pesan ini:

"Makasih smsnya, Hary. :-) Akhir2 ini jg kange us back time ago, t'utama kemarin sore saat chat sm W. Tp skrg jadi kangen sm Hary, tserah yg dulu atopun yg skrg. :-) Kangeeen bngt! Pngn meluk. :-) God, He knows how much I miss u. BTW, sbnrnya td siang udah bls smsnya tp ga'tau deh ktrima ato ga' krn sampe skrg ga'ada reportnya."


and here is my reply:

'My dearest béyb, ... I have received yr sms diz afternoon and I did love it. I put it in my blog:-) ... Pengen bngt dipeluk kamu, I miss the comfort you give. Belakangan ini keinget terus sama those times back then having coffee di Oh La La Dago, ... Dearest, yang senang yaa disana, I pray for you always. Love you much, as always.'

Phnom Penh, dinihari, 30 September 2006

Friday, September 29, 2006

THE MESSAGE

Entah kenapa kok tiba-tiba aja teringat sama dia so I decided untuk mengirimkan message kepadanya

me :
cuman mau bilang kalo Hary kangen sama kamu

dan dijawablah olehnya:
Haha... Just after I thought of u yesterday afternoon. Iya, Har. Lately sering kangen nih. Seneng deh terima smsnya :-)


Phnom Penh, 29 September 2006

Friday, September 08, 2006

THE HOPING

Iya, entah kenapa harapan bodoh itu kembali menyerang semenjak semalam, berharap bahwa dia akan mengirimiku surat elektronik, tapi apakah dia tahu itu ? eh bukannya merendahkan namun takutnya dia tidak mengerti apa yang dimaksud dengan alamat surat elektronik.

Tadi malam sebelum tidur, aku kembali berkhayal tentang hubunganku dengan dia yang mana tentunya tidaklah akan terjadi dan tidak mungkin, tapi aku pun tidak memungkiri bahwa khayalan itu mampu menyumbangkan senyuman manis diwajahku dan entah kenapa debar desir jantung itu masih saja ada acap kali aku mengingat dirinya.

Adakah Tuhan mendengar doaku ?

Phnom Penh, 07 September 2006

Tuesday, September 05, 2006

THE FEELING

aku membayangkan seandainya kau adalah belahan jiwaku, mungkinkah aku bahagia ?
ini semua bermula terbetik pada satu titik, mungkin kita bertemu pada waktu yang salah atau kita memang tidak ditakdirkan bersama ?

pertemuan itu sesaat, tak ada kesan, tak ada tukar nomor telepon, tak ada tukar apa pun, kecuali satu hal bahwa aku memberimu alamat surat elektronikku, tapi aku yakin bahwa kau tak akan peduli dengan itu,

entah kenapa debar desir jantungku acap kali aku mengingatmu dan kini kupandangi photomu tanpa daya, ...

aku tahu aku bodoh tapi aku tak kuasa menolak rasa itu,


phnom penh, 01 september 2006