Tuesday, October 03, 2006

THE JOKE

A man escapes from prison where he has been for 15 years. He breaks into a house to look for money and guns and finds a young couple in bed. He ordered the guy out of bed and ties him to a chair, while tying the girl to the bed he gets on top of her, kisses her neck, then gets up and goes into the bathroom.

While he's in there, the husband tell his wife:
"Listen, this guys an escaped convict, look at his clothes! He probably spent lots of time in jail and hasn't seen a woman in years. I saw how he kissed your neck." If he wants sex, don't resist, don't complain, do whatever he tells you. Satisfy him no matter how much he nauseates you. This guy is probably very dangerous If he gets angry, he'll kill us. Be strong, honey. I love you."

To which his wife responds:
"He wasn't kissing my neck. He was whispering in my ear. He told me he was gay, thought you were cute, and asked me if we had any Vaseline. I told him it was in the bathroom. Be strong honey. I love you too!!"

Monday, October 02, 2006

THE INTRODUCTION

Awal mulanya waktu hari Jumat kemaren after office hour sms-an with two of my Singaporean friends yang berujung pada janjian untuk spending weekend together. Alhasil malam itu pukul 10 kurang saya pun dijemput oleh mereka.

We went to one place called Classic Bar yang mana menurut sahibul hikayat suka ada show-show yang entahlah apa namanya. Pendek cerita, sampailah kita di Classic Bar itu lalu masuk duduk manis dan memesan minuman, berhubung lagi bulan suci so I decided to drink coke only. Kita datang sudah pukul setengah sebelas malam dan kemudian jam sebelas dimulailah rangkaian para penyanyi-penyanyi negeri Khmer ini melantunkan lagu-lagunya. Kami pikir hanya satu atau dua orang .. ternyata satu orang menyanyikan paling tidak empat lagu dan sementara itu ada sekitar empat penyanyi, jadilah kita mendengarkan enam belas lagu Khmer yang even I did not understand a single word. Pffuuiihh ....,

Waktu berlalu dan sampai mendekati pukul duabelas malam, suasana Classic Bar tidak berubah, yang ada malah banyak sekali locals came in, jadi semakinlah kita bertiga ini menjadi stranger in the night bener. Akhirnya one of my friend sudah tidak tahan lagi dan mengajak untuk pindah.

Singkat kata, akhirnya kami pindah ke Heart of Darkness, ... begitu masuk Heart of Darkness yang mana ini adalah tempat clubbing favorit saya, I felt like breathing again in a fresh air ... hahahaha, call me exxagerated but that's exactly what I feel.

Begitu sampai di dalam, I met with one of my good friend, a Cambodian dan dia lagi bersama teman-temannya. Lalu dikenalkannyalah saya satu per satu dengan teman-temannya itu dan saya pun mengenalkan balik teman-teman saya yang orang Singapore. Setelah perkenalan itu, kami duduk bergabung, memesan minum dan mulai asyik dengan kegiatan masing-masing, ada yang keep dancing, ada yang keep drinking, ada yang keep smoking dan ada yang keep chatting.
Pada mulanya saya tidak menaruh perhatian tetapi kemudian ketika setiap kali cheers (orang sini mempunyai kebiasaan untuk mengangkat gelas dan melakukan toast acap kali mau minum), dia selalu memandang mata saya, well, mau tidak mau akhirnya perhatian saya pun terpecah padanya. Lalu saya ingat bahwa ketika dikenalkan oleh teman saya tadi, dia adalah satu-satunya yang dengan ramah menanyakan saya berasal dari mana dan sudah berapa lama di Cambodia sementara yang lain hanya menjabat tangan dan menyebut nama.

Malam semakin larut dan minuman yang tersedia dimeja semakin banyak jumlahnya, saya sendiri karena pusing terintimidasi oleh lagu-lagu Khmer, akhirnya memutuskan untuk meminum segelas anggur merah. Teman saya yang Cambodian harus meninggalkan Heart of Darkness sekitar jam satu karena rumahnya yang agak jauh dan terletak dipinggiran kota, sepeninggal teman saya itu, saya dan teman-teman saya yang orang Singapore dan teman-teman yang baru dikenalkan kepada saya tetap berkumpul dalam satu meja dan menjelang pulang saya baru masuk ke dance floor. Naaahh, di dance floor itulah terjadi pandangan mata yang tak lepas satu dan lainnya antara saya dan dia, sebutlah S. S ini kemudian menarik tangan saya untuk bergabung bersama dalam satu lingkaran dance. Sampai kemudian pukul setengah tiga akhirnya kita semua memutuskan untuk pulang, entah kenapa kok tiba-tiba saya yang biasanya tidak pernah menanyakan nomer telepon tangan orang lain, malam itu saya menanyakan nomer telepon S. Dia memberikan nomornya dan setelah itu kita berpisah.

Setelah sampai di rumah dan sebelum sahur, saya mengirimkan sms kepada S mengucapkan terima kasih dan saya tidak berharap akan ada balasan darinya. Namun tak dinyana bahwa dia membalas dan mengatakan hal yang sama dan berharap dapat bertemu lagi.

At that time after sahur, I slept with big smile on my face :-)

.. to be continued ..