Friday, July 17, 2009

Satu Minggu - Sebuah Perjalanan

There's nothing I want to say .. only ...

"A week and I love you more .. "

Thanks DH for enlightening my days ..

Thursday, July 16, 2009

HARI KE 6 - Sebuah Kunjungan Singkat

Setelah pembicaraan semalam, saya semakin menyadari bahwa sesungguhnya eksistensi dari sebuah hubungan adalah pengertian mendasar dan komunikasi yang jelas sejelas-jelasnya antara kedua belah pihak.

Hari ini seperti biasa setelah bekerja sampai dengan matahari terbit barulah saya dapat meluruskan badan dan memejamkan mata sambil mencium bajunya yang ditinggalkan untuk menemani saya tidur. Again call me corny atau apa pun itu tapi memang begitu adanya saya menikmatinya dan buktinya saya bisa tidur dengan nyenyak.

Sebelum tidur, I sent an sms, sebuah potongan dari lagu lama:
"I'll think of you every morning, dream of you every night .."

I got the message darinya jam setengah sembilan pagi:
"Sayang.... Dah di ktr ya.... Muach.. Ndut dah bobo kan ?"

I again am smiling when I read the message. It's simple, it's just a casual sms but somehow it means a lot. Well, seperti yang orang-orang bilang when we are in the position of falling in love or in love, semua berasa indah, yang biasa pun berasa luar biasa.

Saya ingat apa yang dikatakannya di kamar sesaat sebelum dia pulang tadi malam:

Dia : "You know what ? The best thing in my life today is no matter how tired I am and now I am seeing you and I am happy. Very happy, 'ndut"

The whisper saying "I love you" yang selalu dikatakannya adalah the best thing I like the most.

Wednesday, July 15, 2009

HARI KE 5 - Sebuah Percakapan

Iya, ini adalah hari ke 5 semenjak aku dan dia menyatakan untuk menjalani suatu hubungan bersama. Sebuah hubungan yang melibatkan emosi, pikiran, rasa dan hal-hal terkait dalam faktor kehidupan. Sebuah pengejawantahan dari sebuah keinginan dalam hati untuk bisa menemukan pasangan hidup.

Banyak percakapan yang telah terjadi selama lima hari kebelakang dan banyak hal yang menyenangkan yang terjadi juga dalam masa-masa lima hari kebelakang. Aku tahu bahwa sejatinya aku tidak boleh begitu saja terlena akan apa yang sedang terjadi sekarang tapi pada kenyataannya demikian adanya.

Rasanya aneh kalau malam ini harus dilalui sendiri tanpa dia disampingku. Mungkin terkesan norak dan mungkin juga terkesan berlebihan but that's the truth! setelah semenjak empat hari yang lalu sampai dengan sekarang kita selalu tidur bersama walaupun dua hari berturut-turut aku tak menemaninya tidur karena harus mengerjakan tugas yang sedang dikejar oleh garis mati.

Ketika tadi dia pamit pulang dan kemudian dia sampai di rumahnya dan mengirimkan pesan bilang bahwa dia sudah di rumah, ada kekosongan di hati rasanya.

Percakapan berlanjut lewat telpon dan sms.

Entah kenapa tiba-tiba perasaan mellow itu muncul dan akhirnya terjebaklah pada sebuah percakapan mengenai perasaan sendirian.

Aku : "Ngga bermaksud being possesif atau ngga percaya atau apalah namanya, tapi aneh rasanya malam ini ngga ada kamu disini"

Dia : 'Ya iyalah, it's been four days we're together dan baru malam ini kita pisah. Aku juga ngerasain yang sama kok, Ndut'

Aku : "Schaat, I miss the conversation before we both falling to sleep"

Dia : 'Hahaha, don't worry, we do it again soon. I promise'

Aku : "I know that we can't be together all the time but I don't know I just feel that without you I feel weak. Oh, call it corny or whatsoever but indeed that's what I feel now"

Dia : 'Ndut, ... I don't know what to say but I promise again, masih banyak hari-hari yang akan datang yang bakalan kita lukis bareng-bareng.'

Aku : "Okay. I cannot say anything now, you just making me speechless"

Dia : 'Ndut, there are many things that I love from you though I still learn about you but somehow the more I learn the more I love you. Ndut, aku sayang kamu'

Aku : "Love you back, Schaat. Love you more!"

Terserah mau dibilang norak tapi somehow percakapan itu bisa membuat aku tersenyum sampai sekarang saat aku menulis ini.

Thank you for being there, thank you for being beside me whenever I need!

Thank you!

Wednesday, July 08, 2009

HUJAN - Sebuah Cerita di Bulan Juli

Ketika semua orang mungkin terpaku pada Hujan di Bulan Juni, tidak untuk aku. Hujan itu ada di bulan Juli, pada kerontang hari mendera, ada setitik kesejukan seolah membayangi setiap langkah, memberikan harapan semu namun mampu meninggalkan senyum berkepanjangan pada pendar keceriaan di mata.

Ya, aku mencintai hujan di bulan Juli :-)

Thursday, July 02, 2009

SYUKUR - Sebuah Rasa Di Hati

Entah kenapa tiba-tiba keinginan untuk menulis kembali menggelorakan jiwa yang lagi gundah gulana ini *halah!*, gara-garanya tadi siang meeting dengan Poet dan teman-teman dari Gram. Tapi yang ingin ditulis sekarang tidak ada hubungannya dengan apa yang tadi di-meeting-kan. Hanya sebuah pemikiran yang entah kok tiba-tiba saja keep bumping in my head.

Ketika kita bertanya pada kehidupan dimanakah letak keadilan, pada saat itu kita semestinya menyadari bahwa kita sedang marah, kesal dan mungkin kecewa atas apa yang terjadi pada kehidupan kita.

Saya pernah ada pada masa itu, masa dimana saya mempertanyakan letak keadilan dalam kehidupan saya karena saya melihat begitu banyak orang yang seolah-olah lebih beruntung daripada saya.

Banyak contoh kasus. Semisal saya sedang dalam status lajang dan tak punya pasangan sementara itu teman-teman saya yang notabene punya pasangan merasa tidak puas dengan pasangannya atau mungkin berselingkuh atau mungkin diluar dari hubungannya dengan pasangannya dia dengan seenaknya bisa tidur dengan orang lain tanpa ada perasaan bersalah sedikit pun.

Ada juga teman yang kehidupannya sebegitu indahnya walaupun saya tahu bahwa semua fasilitas yang dia punya adalah bukan miliknya namun pemberian dari pasangannya, segala kemewahan, liburan dan juga apa yang selama ini diimpikannya bisa terwujud, itu semua berkat pasangannya. Terkadang saya bertanya, adakah cinta disana ? Atau sekedar kamuflase saja ?

Belum lagi teman yang sebenarnya hidupnya sudahlah sangat mapan karena tanpa bekerja pun pasangannya sudah memberikan segala apa yang dia mau tapi tampaknya hal itu pun belum cukup untuk dirinya.

Betapa saya melihat ketidakadilan seolah menghantui setiap langkah saya.

Sampai kemudian saya duduk terdiam dan merenungkan semua ini pada satu titik di satu malam ketika saya bersimpuh pada-Nya.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Adil, Dia tahu apa yang terbaik untuk umat-Nya dan yang paling penting kita tahu bagaimana kita bersyukur atas segala yang diberi oleh-Nya.

Apakah teman saya yang punya pasangan ataupun yang berselingkuh atau pun yang bisa seenaknya tidur sana sini walaupun sudah punya pasangan, bahagia ? Belum tentu! Kadar kebahagiaan setiap orang berbeda tentunya. Kita akan mampu bahagia kalau kita tahu bagaimana bersyukur atas segala yang kita punya dan tak merasa kekurangan.

Apakah teman saya yang acap kali terbang sana sini untuk liburan sudah merasakan bahagia ? Belum tentu! Karena mungkin dia sekarang dibutakan oleh kesenangan dan hidup mewah dan dia tidak bisa membedakan mana teman yang sesungguhnya dan mana teman yang menemaninya hanya karena dia sekarang terlihat senang.

Apakah teman saya yang hidupnya sudahlah sangat mapan, bahagia ? Belum tentu! Karena saat ini dia lupa untuk bersyukur, dia lupa untuk mengingat siapa yang memberi semua yang dia miliki sekarang. Apa jadinya jika semua keadaan menjadi berbalik ?

Semua ini saya tulis bukan karena saya iri atau saya cemburu atas apa yang mereka miliki, mereka punyai dan mereka jalani, tapi ini semua semata karena saya ingin agar mereka mau membuka mata untuk lebih sadar akan kehidupan bahwa tidak selamanya roda itu selalu diatas dan tidak selamanya mereka memiliki apa yang mereka miliki sekarang.

Saya pernah berada di posisi puncak dan saya tahu bagaimana rasanya memiliki semua fasilitas tanpa perlu berpikir besok harus bagaimana, tapi saat itu saya lupa untuk bersyukur sehingga ketika saya ditegur saya menjadi gelagapan, tak bisa berpikir jernih namun satu hal bahwa semua itu membawa hikmah banyak. Saya tahu sekarang siapa teman yang sesungguhnya, yang mau menemani saya walaupun uang di kantong hanya tinggal lima ribu rupiah, saya tahu sekarang siapa teman yang sesungguhnya, yang mengundang saya makan siang dan tidak pernah meminta bayaran kembali atas makanan yang dia belikan untuk saya, saya tahu sekarang siapa teman yang sesungguhnya, yang mau mengajak saya tanpa memandang status yang saya miliki sebagai orang tak punya, ...

Saat ini saya mengakui bahwa saya berada pada titik terendah dalam kehidupan saya. Untuk makan pun bisa sehari sekali saya mengucap syukur Alhamdulillah. Untung ada teman baik yang berbaik hati mau menampung saya tinggal di tempatnya sehingga sedikitnya saya bisa bernapas lega dan masih bisa menikmati kemewahan internet ini.

Semua ini membuat saya sekarang selalu menundukkan kepala mengucap syukur kepada ALLAH SWT atas segala yang telah diberikan oleh-Nya.

Semoga nanti ketika roda berputar dan kondisi saya beranjak naik, saya bisa membantu orang-orang yang kesulitan dengan ikhlas. Amin!