Friday, February 24, 2006

The DIPLOMATIC NOTE

KINGDOM OF CAMBODIA
Ministry of Foreign Affairs
and International Cooperation


NATION - RELIGION - KING

No. 297 MFA.IC/Pro



The Ministry of Foreign Affairs and International Cooperation presents its compliments to all Diplomatic Missions in Phnom Penh and has the honour to inform the latter that H.E. Dr. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, President of the Republic of Indonesia and Madam, will pay a State Visit to the Kingdom of Cambodia from 28 February to 01 March 2006.

The Delegation will arrive at Phnom Penh International Airport on Tuesday, 28 February 2006 at 15.20 by a Special Aircraft and will depart from the Airport on Wednesday, 01 March 2006 at 11.00 am.

In this connection, the Ministry wishes to extend the invitations to their Heads of Diplomatic Mission to attend the official welcoming and farewell ceremonies at the airport.

The Ministry would be most grateful if the Heads of Diplomatic Mission could confirm their participation on Monday, 27 February 2006 to the Protocol Departement, Tel. 012 ... ... ...

The Ministry of Foreign Affairs and International Cooperation avails itself of this opportunity to renew to all Diplomatic Missions the assurances of its highest consideration.


Phnom Penh, 24 February 2006


All Diplomatic Missions
PHNOM PENH

------------------------------------------------------------
Mungkin buat sebagian orang hal ini adalah hal kecil tapi tidak buat saya. Ketika saya membaca Nota Diplomatik ini, ada perasaan bangga menggemuruh, bahwasanya Presiden saya akan datang dan semua orang diundang untuk menghormatinya.

Saya dengar kabar bahwa pihak pemerintah setempat pun telah mengerahkan 120.000 murid sekolah untuk menyambut iring-iringan beliau di jalan-jalan protokol yang akan dilalui dan ini baru sekali ini dilaksanakan ketika menyambut tamu negara karena biasanya tidak segegap gempita dan ramai seperti ini.

Saya teringat setahun setengah yang lalu ketika saya baru saja datang di Phnom Penh dan kemudian ada Rally ASEAN - INDIA, ketika tim Rally Indonesia mau melanjutkan startnya dan semua menunggu antrian untuk maju, saya dan masyarakat Indonesia lainnya sibuk mengibarkan bendera merah putih sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan / lagu nasional dan hampir semua orang Indonesia yang ada saat itu meneteskan airmata terlebih ketika kita semua sama-sama menyanyikan Halo-Halo Bandung, a simple lagu nasional namun bisa menggerakkan rasa dalam hati dan menumbuhkan semangat kebangsaan.

Memang benar adanya, ketika kita ada di luar maka rasa kebangsaan, rasa nasionalisme tumbuh dan berkembang lebih dalam tinimbang ketika kita berada di tanah air.

Iya .. saya bangga jadi orang Indonesia ..

Tuesday, February 21, 2006

THE LUNCH CLUB

Tadi pagi ketika baru saja datang dan kemudian menyalakan komputer, tak lama kemudian ring sms berbunyi di telepon tangan saya.

SMS itu dikirimkan oleh Madame de Belgie:
“Udah ada janji mkn siang blm ? Kalo mau mkn bersama kermh gw aja jam 12 gw yg masak lho”

Saya tersenyum. Terakhir saya makan bersama di rumah Madame de Belgie adalah dalam rangka Farewell Dinnernya Madame de British sebelum dia pindah ke Jerman mengikuti tugas suaminya. Pada saat itu sitting dinner dengan menu yang ruar biasa lezatnya, it was few months ago so I forgot what kind of food that was served but I did remember the guests yaitu Madame du Ambassador, Madame de Belgie, Madame de British, Madame Secretaire, Madame Employee, Monsieur de British. Yang bukan ladies hanyalah Monsieur de Belgie of course sebagai tuan rumah dan saya sendiri.

Pembicaraan yang terjadi di meja makan diantara member of The Dinner Club merupakan pembicaraan yang sangat menarik, berkisar dari mulai situasi politik di Kamboja, mengingat bahwa Monsieur de Belgie dan Monsieur de British bekerja sebagai konsultan di Kementrian Dalam Negeri Kamboja. Lalu pembicaraan juga merambah pada masalah tatanan kehidupan bermasyarakat di Indonesia dan juga bagaimana pergaulan masyarakat Indonesia di luar negeri, masalah-masalah kehidupan dan sharing knowledge tentang banyak hal, I did enjoy the dinner at that time. Coffee was served after dinner while the wine kept pouring.

Mengingat waktu itu maka saya memutuskan untuk join the The Lunch Club hari ini yang tentunya komposisi undangannya berbeda dengan orang-orang yang hadir pada saat dinner waktu itu.

I reply to say yes dan kemudian menanyakan siapa saja yang diundang. It happened bahwa salah satu home staff di kedutaan pun diundang ke acara makan siang tersebut. So I went to the lunch with her.

Sesampai di rumahnya Madame de Belgie; saya dan Madame Diplomat termasuk yang datang cukup awal walaupun pada saat itu sudah ada Madame du Bandung. Setelah semua yang diundang ke makan siang bersama ini datang maka terlihatlah komposisi yang berbeda dengan waktu dinner dulu itu, yang mana sekarang ini ladies mendominasi komposisi: Madame de Belgie, Madame Secretaire, Madame du Bandung, Madame du Demak, Madame Doctor, Madame Employee, Madame de Germany, Madame du USAID while the gentlemen hanya ada empat orang Monsieur de Belgie, Monsieur de Canada, Monsieur du Japan and myself.

Perbincangan sebelum mulai makan pun cukup menarik, pembicaraan-pembicaraan ringan berkutat seputar kedatangan RI 1 ke Kamboja akhir bulan Februari dan persiapan-persiapannya lalu beralih ke harga sewa apartemen dan segala fasilitasnya. Sementara another group membicarakan mengenai harga beras organic, pemesanan harga beras organik dan hal-hal lain.

Once the lunch was ready, Madame de Belgie pun mempersilahkan para ladies untuk memasuki ruang makan dan duduk di meja makan yang sudah tertata rapi dengan segala macam jenis makanannya. Sementara itu Monsieur de Belgie mempersilahkan para gentlemen yang cuman 4 orang termasuk Monsieur de Belgie himself duduk di satu meja kecil yang letaknya tidak begitu jauh dari dimana tempat para ladies duduk.

Ini bukan sitting dinner pun bukan buffet, lebih kepada an Indonesian style yaitu dimana semua lauk-pauk sudah tersedia diatas meja dan kita tinggal menyantapnya. Pembicaraan di tempat para ladies tampak hangar bingar, sebentar terdengar cekakak dan cekikik. Sementara ditempat saya duduk suasana terasa lebih formil dan pembicaraannya pun cenderung lebih “berat”. It didn’t mean saya tidak menikmati makan siang. Monsieur du Japan ternyata sangat fasih berbahasa Indonesia dan dia bercerita mengenai restaurant Indonesia di Tokyo yang untuk 6 buah tempe goreng yang sangat tipis dan tidak enak harganya mencapai USD 10, sementara itu Sayur Asem pun rasanya sangat beda. Monsieur de Belgie menanggapinya dengan membandingkan antara restaurant di Tokyo itu dengan restaurant Indonesia di Phnom Penh, Bali Café. Bali Café merupakan obat penawar rindu akan masakan-masakan rumah orang Indonesia. Mulai dari Balado Terong sampai Sop Buntut Goreng pun tersedia di Bali Café.

Monsieur du Japan ternyata harus segera meninggalkan tempat makan siang karena sudah ada janji pertemuan berikutnya, hingga di meja para gentlemen itu tinggallah Monsieur de Belgie, Monsieur du Canada dan saya sendiri. Pembicaraan pun mulai beralih ke arah perkembangan saham dunia, perkembangan bank di dunia dan hal-hal lain yang menyangkut ekonomi dan penanaman modal usaha. Sebagai tamu yang sopan tentunya saya berusaha untuk mengikuti setiap pembicaraan walaupun terus terang saya katakan bahwa semua itu diatas kemampuan saya, I have no idea about perkembangan saham dunia, perbankan, valuta asing dan lain-lain menyangkut ekonomi. Tak lama sesudah itu, Monsieur du Canada pun pamit karena harus menyelesaikan sesuatu, dia pulang bersama dengan Madame de USAID.

Kemudian I joint the ladies club bersama dengan Monsieur de Belgie. Pada awalnya pembicaraan terbagi atas dua grup, satu grup bicara tentang masalah-masalah seputar wanita dan satu grup lainnya bicara tentang masalah kewarganegaraan. Tak lama Monsieur de Belgie undur diri dan tinggalah saya satu-satunya pria di antara para wanita-wanita. Ketika saya mengikuti pembicaraan yang tengah berlangsung dengan sangat gegap gempita diantara para wanita itu, mereka sedang membicarakan bagaimana perbedaan ras itu dikalangan para orang-orang jaman dulu merupakan satu masalah besar. Seiring dengan berkembangnya jaman maka pemberontakan-pemberontakan kecil yang dilakukan oleh generasi muda sekarang. Hal ini pun menjadikan polemik dan ditentang habis oleh para orang tua, sampai-sampai ada salah satu orang tua yang masuk rumah sakit dan menurut ceritanya sang Ibunda ini akan bunuh diri karena pacar anaknya bukan dari ras yang sama. Juga ada yang menghindar dari acara keluarga karena lingkungan keluarga besarnya selalu memprotes hubungannya dengan membanding-bandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain karena saudara-saudaranya itu mempunyai teman dekat yang satu ras.

Saya mengamati grup kecil ini yang ternyata dinamika kehidupan mereka ternyata tidaklah selancar yang dibayangkan. Cukup menarik pembicaraan siang ini.Menyimak bagaimana akhirnya mereka bisa bersanding dengan pilihan hatinya, saya tersenyum, ternyata perjuangan Ibu RA. Kartini tidak percuma, yang namanya emansipasi bisa terterapkan.

Ketika kita tinggal di negeri orang dan kemudian kita berkumpul dengan sesama bangsa kita kemudian berbincang dan bertukar pikiran terkadang membuat saya bisa menghilangkan rindu akan tanah air. Tentunya disela-sela pembicaraan serius ada canda-canda dan tawa serta terkadang senyum getir.

The Lunch Club ini berencana akan berkumpul kembali hari Sabtu untuk menghabiskan waktu bersama pada hari Sabtu dari siang sampai malam katanya. I hope I will get the invitation as well walaupun mungkin isinya notabene adalah para madame-madame.

Well, mudah-mudahan Sabtu ini bisa terwujud rencana tersebut mengingat bahwa tentunya rekan-rekan yang bekerja di kedutaan akan semakin sibuk dalam rangka mempersiapkan kunjungan RI 1 di Kamboja.

YOU'VE GOT A FRIEND ..

Orang-orang bilang kalau mencari musuh itu semudah membalikkan telapak tangan, dalam hitungan menit we can turn one of our friend to be our enemy. Yang sulit justru adalah mencari teman. Faktor malu, faktor gengsi, faktor takut, faktor tidak percaya dan faktor-faktor lainnya membuat kita terkadang atau lebih seringnya sulit berkenalan engan orang baru atau menjadikan diri lebih akrab dengan orang yang memang kita sudah berteman sebelumnya.

Kemarin pagi ketika saya membuka inbox email saya, saya membaca satu email yang dikirim oleh salah satu teman saya di Bandung. Isi dari email tersebut bercerita tentang rasa sepi dan eksistensi teman saat kita sedang sendiri. Here’s the email :

What is the meaning of being lonely for you?

I have two answers to the quest.

YAng pertama:
Gw bisa kemana aja gw pengen, ngerjain apa aja yang gw
suka, mangapain aja yang gw mau. tanpa gw harus
memikirkan, si dia terganggu ga ya dengan kegiatan gw?
atau si dia tersiksa ga ya jalan sama gw????

Gw juga bisa nyantai2 dirumah, tidur, nonton or whatever
tanpa harus berfikir kasian dia nunggu gw... atau
semancamnya.

Tapi,
Ketika gw lagi makan sendiri di cafe atau tempat makan
yang ada, atau ketika gw lagi feeling mellow swalloe
starwberry baru dech kerasa.... being lonely is suck!

Malu rasanya makan di cafe sendirian, kadang mengancam
hati gw... yang ada jadinya makan terburu2 dan cepet pergi
dari tempat itu... :(

Atau ketika pengen belanja dan perlu advice apa barang ini perlu apa ga? bagus apa ga? Hmmmmm harus tanya sapa? tanya si Mbak yang jaga, pasti dia bilang bagus bagus aja.....

Mungkin kalo untuk jangka waktu yang pendek gw si hepi2
aja being alone, tapi sekarang boro2... hiks hiks....
Apalagi sekarang gw lagi perlu banget support untuk setiap Assessments yang mesti gw hadapi dalam bulan2 ini.... berat kerasa, stress dihadapi.

Aduh kumaha uy???
Kog belom datang juga ya, Someone rite for me...?

Hiks...

Nah kalo lu sendiri gimana?

Ketika membaca email tersebut, yang entah teman saya itu kirimkan ke berapa orang karena penerimanya “undisclosed”yang artinya teman saya itu memasukkan di kolom Blind Carbon Copy (BCC), saya tergelitik untuk menanggapi, mungkin karena ada point dimana saya tidak setuju atau ada perasaan bahwa apa yang teman saya rasakan itu sesungguhnya salah. Anyway, here’s my reply :

Errr … D .. what is it wrong by eating all alone at the restaurant ? or having coffee by yourself at café ? .. kok malu ? .. unless you are doing it by naked body of yours then it’s another case J

Somehow yes .. I do agree with you by being alone it means we are free to do anything … we are free to go anywhere and we are free to be with anyone we want …

But for other things that you said … my question is only .. Do you have best friends ? because if you do, it means everything than a special friend .. best friends are the place you could lean on .. J .. A place where you could ask if you need advice .. A place where you ask about things that you want to buy .. A place for everything sumhow ..

Err .. or actually you send this email only for let it out all the burdens / feel you have ? J if that case .. I am sorry to send this one then .. J

Have a great day …

Dasar dari jawaban yang saya berikan adalah sesungguhnya atas pengalaman pribadi. I am a loner kata beberapa orang dan a solitary man. Buat saya being alone bukan merupakan satu permasalahan mendasar dan somehow I enjoy being alone. Going wherever I want dan do any adventure yang terkadang orang belum tentu mau melakukan hal itu tapi dengan melakukan hal-hal seperti itu sendiri bisa mengajari kita untuk menjadi lebih tegar, lebih bijaksana dan lebih percaya dalam mengambil langkah, tindakan ataupun ucapan.

Lalu teman saya itu menjawab kembali email saya sebagai berikut :

ga... email hari ini just come out aja dari otak pas aku
buka komputer pagi2...

I do have best friends... friends.... and friend to be...
but ga tau ya... mungkin perasaan aku aja si (Mdh2an) kog
mrk kalo ga aku yang kontak duluan ga pernah kontak
aku....

sebenernya sdh jadi pemikiran aku sejak lama. Apa aku
begitu mengganggu buat mereaka atau aku terlalu aneh untuk mereka???

Tapi kalo pada saat kita sama2... "kelihatannya" no
problem at all???

Ga tau degh... someone pernah aku tanya mengenai ini.. dia bilang kalo jln sama aku pengennya tempat yang malah dan bagus... padahal aku enjoy juga kog di pinggir2 jalan gitu... yang pasti jgn yang terlalu kotor... :P

Kebetulan aja aku waktu itu ada duit kali ye.. pas sama
merkea ajak makan enak. hehehehehe.....

Ternyata persoalan adalah teman saya itu being lonely bukan karena satu kebutuhan mendesak akan eksistensi seorang teman special tapi ternyata lebih kepada teman saya itu merasa bahwa tidak kehadirannya teman-teman sejati atau apa yang disebut sebagai sahabat, teman dekat, karib.

Teman-temannya teman saya itu beranggapan bahwa teman saya itu menganut paham high class dalam hal bersosialiasi. Menurut pengakuannya dia tidak begitu, dia bisa pergi ke tempat-tempat ordinary juga sepanjang itu tidak terlalu kotor karena apa yang dia perhatikan sesungguhnya adalah higienitasnya saja.

Back then few years ago, saya teringat ketika saya berada pada roda paling bawah dari perjalanan hidup saya, lembaran hitam, if I may say that, dalam dinamika hidup saya yang terus bergejolak sampai kini .. saat-saat dimana saya harus mengkorek-korek celengan logam Rp. 500 dan Rp. 1,000 untuk bisa bayar kost karena kamar kost disegel, .. saat-saat dimana saya harus mencari-cari dari setiap tas saya barangkali ada uang logam tercecer sehingga bisa beli rokok Dji Sam Soe ketengan … atau beli rokok setengah bungkus saja , ketika sudah setengah batang dihisap kemudian dimatikan untuk bisa disambung lagi dalam arti kata dihemat agar rokok itu cukup barang seminggu atau sepuluh hari.

Dimasa-masa itulah saya bisa melihat dengan jelas dan gamblang, siapa teman saya sesungguhnya, teman yang tidak peduli dengan status sosial saya yang saat itu seolah sedang kehilangan pegangan dan tak tahu harus berdiri dimana, teman yang tidak peduli dengan isi dompet saya yang hanya pas-pasan untuk ongkos, teman yang tidak peduli dengan status pekerjaan saya yang serabutan.

And I know bahwa itu semua tentunya melalui suatu proses yang panjang, naik turun dan bergejolak. Tapi dari situ saya tahu siapa yang bisa saya anggap dalam lingkaran dalam saya .. orang-orang yang saya percaya sesungguhnya…, orang-orang yang saya tak pernah merasa malu untuk mengatakan segala kekurangan saya, orang-orang yang saya tak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih saya kepada mereka, orang-orang yang saya selalu saya ingat dan selalu saya masukkan dalam daftar utama saya ..

Iya .. benar adanya bahwa saya suka menyendiri dan tidak pernah repot jika tidak punya teman jalan tapi itu tidak berarti bahwa saya tidak punya teman. Saya punya teman, saya punya sahabat dan saya punya teman-teman dekat yang sudah saya anggap sebagai bagian dari kehidupan saya.

Hari ini saya sms teman saya yang mengirim email kepada saya tersebut :
Errr .. still feel lonely ?

Lalu dia menjawab :
Nope… just me and the syllabuses… hihihi… trying keep bc here… =) yg hr ini dah bc?

Saya tersenyum membaca sms-nya .. well, mungkin saja tulisannya itu karena terintrik oleh sesuatu hal sehingga mengakibatkan sisi melankolisnya muncul … then I sent my reply :
You’ve got a friend already ?

Dan dia menjawab:
books and sylabus.... hehehe.... its true friends.

Friday, February 17, 2006

objek wisata: The ROYAL PALACE

Tampaknya setelah perjalanan wisata yang cukup membuat orang-orang depresi atau buat sebagian orang yang membacanya membuat dirinya tidak berani tidur sendirian atau ke kamar kecil malam-malam sendirian karena membayangkan tengkorak kepala-kepala, kini kita melanjutkan perjalanan kita menyusuri sisi sungai atau lebih dikenal dengan nama riverside.

Tempat yang akan kita kunjungi adalah The Royal Palace atau Istana Raja. Kamboja merupakan negara dengan bentuk pemerintahan Kerajaan Konstitusi dimana kepala negaranya adalah seorang raja dan kepala pemerintahannya adalah seorang perdana menteri.

Istana Kerajaan Kamboja ini pertama kali dibangun pada tahun 1886 pada masa pemerintahan Raja Norodom (1834 – 1904) ketika saat itu ibukota dipindahkan ke Phnom Penh. Hampir seluruh bangunannya diselesaikan sebelum Perang Dunia I, dengan melibatkan para tim administrasi dari Perancis dan arsitek serta desainer dari Thailand. Pengaruh Perancis dapat terlihat pada penataan taman – taman Istana Kerajaan Kamboja ini dan beberapa bangunan bergaya campuran Asia – Eropa.


Image hosting by Photobucket



Gedung yang terlihat pada gambar diatas adalah THRONE HALL yang bangunan aslinya dibuat dari kayu. Konstruksi yang sekarang adalah konstruksi yang direnovasi pada tahun 1919. Didalam gedung inilah Raja biasanya menerima tamu-tamu kenegaraan resmi dan juga melaksanakan upacara-upacara keagamaan bersama kalangan keluarga Istana dan para pendeta Budha. Gedung ini pun selalu menjadi tempat penyerahan Surat-surat Kepercayaan Duta Besar dari pemerintahnya kepada Raja Kamboja.

Terdapat patung yang terbuat dari emas, patung setengah badan dari para mantan Raja Kamboja. Lalu ada singgasana Raja yang hanya digunakan sekali sepanjang Raja itu menjabat sebagai Raja Kamboja. Singgasana itu hanya dipakai pada saat upacara penobatan saja.


Image hosting by Photobucket



Disebut Moonlight Pavillion karena biasanya pada malam bulan purnama diadakan pertunjukkan tarian-tarian. Pada langit-langit paviliun terdapat lukisan dari masa-masa kejayaan Kamboja pada masa lampau.


Image hosting by Photobucket




Image hosting by Photobucket



Bangunan Istana Kerajaan Kamboja hampir menyerupai dengan bangunan istana yang terdapat di Bangkok atau negara-negara serumpun. Hanya mungkin saja jenis ukiran dan makna dari setiap ukiran ini berbeda.


Image hosting by Photobucket



Pada gambar diatas adalah kediaman resmi Raja Kamboja. Ada atau tidaknya Sri Baginda Paduka Yang Mulia Raja Norodom Sihamoni bisa diketahui dengan berkibar atau tidaknya bendera kerajaan yang berwarna biru.


Image hosting by Photobucket



Diantara Throne Hall dan Silver Pagoda, terletaklah bangunan bergaya Perancis yang menurut ceritanya bangunan ini adalah hadiah dari Napoleon Bonaparte kepada Raja Kamboja yang saat itu berkuasa. Sebagaimana semua orang tahu bahwa Kamboja merupakan salah satu negara protektorat Perancis.


Image hosting by Photobucket



Silver Pagoda ini merupakan tempat penyimpanan beberapa barang berharga milik Istana seperti patung Budha yang terbuat asli dari batu jade dan didahi serta dibeberapa tempatnya diberi Emeral and Diamond and semuanya tersimpan dengan rapi di Silver Pagoda ini. Lalu juga beberapa cendera mata dari kepala negara asing yang diberikan Raja. Selain itu, Silver Pagoda pun menyimpan peralatan sembahyang serta pemujuaan dalam emas berkilau. Lalu kenapa disebut dengan nama Silver Pagoda ? .. karena lantai dari pada pagoda ini yang berjumlah 5.229, semuanya terbuat dari perak.


Image hosting by Photobucket



Perjalanan menyusuri istana dan sekitarnya berakhir ketika kita sampai di pintu keluar yang terletak di samping Istana tak jauh dari Silver Pagoda. Di dekat pintu tersebut ada sebuah stupa dimana di dalam stupa itu diletakkan abu dari Her Royal Highness Princess Kantha Bopha yang merupakan anak kesayangan Norodom Sihanouk yang meninggal pada usia 4 tahun karena kanker darah. Sihanouk pernah berkata bahwa kelak dikemudian hari jika ia wafat maka ia ingin abunya dijadikan satu dengan abu anaknya tersebut.
Semua photo-photo di Killing Field, Toul Sleng dan Royal Palace adalah hasil jepretan saya sendiri. Saya saat ini sedang mencoba untuk memulai belajar mengenai photography secara otodidak.

Thursday, February 16, 2006

objek wisata : THE TOUL SLENG

Seorang teman blog saya protes dan mengatakan bahwa The Killing Field sesungguhnya bukanlah objek wisata. Somehow I agree with him tapi saya tidak bisa mengatakan lain karena faktanya memang demikian bahwa The Killing Field adalah salah satu tempat tujuan wisata para turis yang datang ke Kamboja.

Sebelum ke Killing Field, biasanya para guide turis atau turis-turis itu sendiri akan mengunjungi dulu sebuah musium pembantaian yang letaknya ditengah kota Phnom Penh. The Toul Sleng, karena kaitan antara The Toul Sleng dan The Killing Field sangat erat. Mari kita simak perjalanan ke The Toul Sleng.

Merupakan sebuah sekolah pada era sebelum tahun 1975. Pada saat Phnom Penh diduduki oleh Khmer Merah, sekolah ini berubah menjadi S-21, sebuah penjara tempat dimana orang-orang Khmer, yang ditangkap oleh bangsanya sendiri, diinterogasi dan dibunuh secara tidak berperi kemanusiaan.

Terbagi atas tiga gedung dimana Gedung A merupakan Penjara Eksekutif, para pejabat, petinggi negara ditempatkan di sel-sela di Gedung A. Sementara Gedung B merupakan penjara setengah eksekutif, satu ruangan terdiri atas enam sampai delapan orang sementara Gedung C merupakan penjara massal dimana satu sel berukuran 2 x 2 meter diisi kurang lebih 30 -40 orang. Bisa anda bayangkan seperti apa sempitnya dan tersiksanya orang-orang itu.


Image hosting by Photobucket



Di halaman Genocide Museum “Toul Sleng”ini dapat anda lihat 14 kuburan korban terakhir kekejaman rezim Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot. 13 orang pria dan satu orang wanita, ke 14 orang ini adalah para petinggi Khmer Merah yang dibunuh oleh Khmer Merah sendiri. Mayat mereka ini ditemukan di sel-sel eksekutif di Gedung A diatas tempat tidur penyiksaannya.


Image hosting by Photobucket




Image hosting by Photobucket




Image hosting by Photobucket


Inilah ruangan dimana para mayat tersebut ditemukan. Menurut cerita teman-teman saya yang orang Kamboja, pada era tahun 1985an, ruangan ini masih dibiarkan sebagaimana aslinya, masih tercium bau amis darah yang sangat menyengat dan jarang ada orang yang mau berkunjung masuk ke ruangan sel. Sekarang ini ruangan sudah dibersihkan walaupun tidak di cat dan lantainya tidak diganti, tempat tidur dibiarkan apa adanya. Salah satu photo yang terpajang di ruangan adalah seseorang dengan perut yang dibedah kemudian dibiarkan isinya keluar lalu dimasukkan burung pemakan bangkai sehingga sang korban mati perlahan – lahan karena isi perutnya kerap dipatuki oleh burung tersebut.

Memasuki Gedung B maka anda akan disajikan dengan The Room of Thousands Pictures. Dimana terpampang wajah-wajah para korban dan juga para executioners termasuk petinggi – petinggi Pol Pot dan juga beberapa alat yang dipakai untuk menyiksa.


Image hosting by Photobucket



Jika anda perhatikan photo diatas, di lantai terdapat skema dari semen berbentuk huruf L dan jarak dari satu skema ke skema lainnya tampak rapi. Dulunya antara satu skema dengan skema lain terdapat tembok pemisah, inilah sel untuk semi-eksekutif. Dimana ukuran sel yang sama dipakai di Gedung C untuk penjara massal sebagaimana saya sebutkan diatas tadi, satu sel untuk sekitar 30 – 40 orang.


Image hosting by Photobucket



Selain photo-photo para korban, dipampang pula photo-photo para prajurit Khmer Merah yang mana usianya masihlah sangat muda belia berkisar 14 – 17 tahun. Dengan jiwa yang masih muda dan penuh semangat diharapkan bahwa pencucian otak untuk mengindoktrinasi dengan ideologi negara yang baru dapat dilakukan dengan sempurna.


Image hosting by Photobucket



Photo siapakah kiranya yang ada diatas ini ?
Inilah Madame Huo Nim, istri dari Menteri Penerangan pemerintahan Lon Nol sebelum Pol Pot yang kemudian suaminya diambil oleh Khmer Merah, diinterogasi dan dieksekusi namun tidak diketahui dimana jasadnya, sebagaimana kebanyakan orang-orang lainnya.

Madame Huo Nim ini ketika ditangkap masih menggendong anak bayinya yang masih berusia beberapa bulan. Tampak pada gambar beliau didudukkan di satu kursi yang merupakan kursi eksekusinya beliau.

Dibelakang kepalanya terdapat besi semacam bor. Jadi beliau dieksekusi dalam keadaan menggendong bayinya dan kemudian kepalanya dibor dengan menggunakan alat bor (tidak tampak pada gambar).

Kekejaman yang terjadi membuat banyak tahanan tidak tahan dan sebagian besar dari mereka melakukan aksi bunuh diri dengan cara terjun dari lantai tiga, kebanyakan adalah para penghuni Gedung C.


Image hosting by Photobucket



Dalam ruangan yang sangat kecil inilah sebanyak 20 – 30 orang dimasukkan dan semua dalam posisi jongkok. Jika satu tahanan berdiri maka tahanan yang lain harus berdiri karena mereka dirantai dalam satu untaian rantai besi di tangan dan kaki.


Image hosting by Photobucket



Karena banyaknya tahanan yang melakukan aksi bunuh diri maka Gedung C kemudian dipasangi kawat berduri yang mana kawat tersebut dialiri oleh listrik sehingga tidak ada lagi orang yang bisa melakukan terjun bebas.


Image hosting by Photobucket



Di dalam lemari kaca tersimpan tengkorak kepala-kepala yang ditemukan di sekitar penjara Toul Sleng ini.

Pada penghujung perjalanan mengeliling Penjara Toul Sleng ini kita bisa melihat besi-besi yang dulu dipakai untuk mengikat kaki para tahanan / korban. Juga patung Pol Pot yang dihancurkan dan tulisan dari marmer : Jayalah Republik Komunis Kampuchea ...

Jika anda suatu saat pergi ke Penjara ini dan keluar dari lingkungan bekas penjara ini dengan muka masih bisa tersenyum dan tertawa-tawa, I salute you. :-)

Tuesday, February 14, 2006

obyek wisata: THE KILLING FIELD

Masih ingat film di tahun 1984 kalau tidak salah, film yang memberikan piala Oscar untuk Dr. Haing S. Ngor sebagai Pemeran Pembantu Pria Terbaik dalam filmnya The Killing Field.

Merupakan kisah nyata, film ini bercerita mengenai masa-masa pembantaian di Kamboja pada jaman kekuasaan Khmer Merah pada tahun 1975 – 1979. Masa-masa dimana semua orang tanpa terkecuali dibunuh oleh Rezim Pol Pot. Dr. Haing S. Ngor yang berperan sebagai Dith Pran seorang asisten journalis yang membantu journalis Amerika dalam menjalankan tugasnya di Phnom Penh, Cambodia.

Pada masa pendudukan rezim Khmer Merah di Kamboja pada tahun 1975 – 1979, terdapat dua tempat pembantaian utama di Phnom Penh. Yang satu disebut Penjara S – 21 yang akan kita bahas nanti dan satunya adalah Choeung Ek atau lebih dikenal dengan nama The Killing Field.

Ketika fasilitas di Penjara S – 21 sudah penuh dan juga kuburan-kuburan massal disekitarnya, maka pada tahun 1977 di kuburan Cina di pinggir kota Phnom Penh (sekitar 17 km dari kota) didirikanlah The Killing Field. Disinilah semua orang yang selesai di interogasi di Penjara S – 21 dibawa dan kemudian di eksekusi. Pembantaian yang paling kejam yang pernah terjadi sepanjang perjalanan sejarah hidup manusia.

Di kalangan masyarakat Kamboja, tempat ini dikenal dengan nama Choeug Ek Genocidal Centre.

Image hosting by Photobucket

Setelah memasuki komplek Killing Field ini maka yang pertama kali kita akan lihat adalah sebuah stupa yang sangat besar yang didalamnya terdapat tengkorak kepala-kepala manusia. Ada sekitar 8,985 tengkorak kepala. Maksud didirikannya stupa ini adalah untuk menyimpan dan mengenang orang-orang Kamboja yang mati dibantai oleh rezim Pol Pot.

Image hosting by Photobucket
stupa

Image hosting by Photobucket
pintu masuk stupa



Image hosting by Photobucket
tengkorak kepala yang disimpan di dalam stupa, sebagian terlihat pecah batok kepalanya, sebagian terlihat bekas peluru di dahi atau di pelipis



Image hosting by Photobucket
sisa-sisa baju yang ditemukan di sekeliling area atau diambil dari kuburan massal. pada tahun 1988 tumpukan baju ini disemprot deodorant untuk mencegah bau yang menyengat timbul.


Dari arah stupa kita bergerak ke sebelah kanan dan kita temui sebuah gardu kecil yang didalamnya terdapat informasi mengenai seputar The Killing Field ini.

Image hosting by Photobucket



Image hosting by Photobucket


Setelah dari gardu itu kita memasuki area kuburan massal dan ladang pembantaian.

Image hosting by Photobucket
ladang pembantaian



Pada masa itu pembantaian tidak mengenal jenis kelamin atau pun umur. Anak-anak baik itu bayi, balita ataupun remaja dibunuh karena menurut rezim Khmer Merah hal ini untuk mencegah terjadinya balas dendam kelak dikemudian hari.

Bayi-bayi dipisahkan dari ibunya kemudian dibawa ke Killing Field untuk dibunuh dengan cara dipegang kedua kakinya lalu diayunkan dan dihantamkan kepalanya ke pohon, yang mana pohon itu masih berdiri dengan tegar sekarang. Bisa dibayangkan berapa ratus kepala tak berdosa yang dihantamkan pada pohon tersebut.


Image hosting by Photobucket



Inilah salah satu bukti hitam dari sejarah kehidupan manusia dimana satu bangsa dibantai oleh bangsanya sendiri. Kamboja pada masa itu kehilangan banyak sekali ilmuwan-ilmuwannya, para ahli budaya, para ahli sejarah, diplomats, orang-orang penting (termasuk keluarga kerajaan).

Ada 129 kuburan massal namun yang teridentifikasi dengan baik hanyalah sekitar 86 kuburan dengan 8,985 korban.


Image hosting by Photobucket
pintu menuju kuburan massal

Image hosting by Photobucket
kuburan massal tempat ditemukannya wanita-wanita dan anak-anak kecil, semua dalam keadaan telanjang

Image hosting by Photobucket
kuburan massal tempat ditemukannya badan tanpa kepala. sampai sekarang masih misteri dimana kepala-kepala tersebut disimpan / dikuburkan

Image hosting by Photobucket
sisa dari nisan kuburan cina

Bangsa Khmer yang ada sekarang ini merupakan generasi baru dari mereka yang selamat pada masa pembantaian era 1975 – 1979. Tidak seperti di Indonesia dimana indoktrinasi mengenai PKI sudah ditanamkan semenjak kita duduk di bangku sekolah dasar. Di Kamboja ini jika kita berbincang-bincang dengan generasi mudanya dan kita bertanya tentang masa-masa rezim Pol Pot / Khmer Merah berkuasa, yang mereka jawab hanyalah mereka tahu itu terjadi tahun 1975 – 1979, that’s it.

Begitu banyak sumber daya manusia yang hilang pada masa itu sehingga berefek pada generasi muda sekarang dimana terkadang mereka terlihat seolah sedang mencari jati dirinya dan tampak tidak perduli dengan akar budaya bangsanya.

Sebuah negeri cantik pada masa gilang gemilangnya dahulu yang kini sedang merangkak kembali secara perlahan untuk meraih apa yang pernah dicapainya pada masa kekuasaan Jayavarman VII yaitu integritas sebagai satu bangsa yang diakui eksistensinya oleh bangsa lain di dunia karena kebesaran dan kemegahan tanah airnya.

Thursday, February 09, 2006

a dinner

a new experience always comes on day to day basis, well, mungkin bukan pendapat semua orang tapi buat saya hal itu berlaku.

hari ini ketua dpr ri beserta rombongan baru saja meninggalkan phnom penh setelah mengadakan kunjungan resmi selama 3 hari semenjak tanggal 6 kemarin.

salah satu dari rangkaian kegiatan adalah makan malam resmi atau biasa disebut official dinner yang diadakan oleh tuan rumah sebagai tanda penghormatan atas kunjungan tersebut. sebagai guest of honour adalah ketua dpr ri beserta ibu silvia hr. agung laksono dan sebagai tuan rumah adalah his royal highness samdech krom preah norodom ranarridh.

Image hosting by Photobucket

acara dibuka dengan cocktail party sebagaiman terlihat pada gambar, lalu setelah itu dilanjutkan dengan "sitting dinner" dimana masing-masing dari tuan rumah dan tamu kehormatan mengangkat gelas / toast setelah mengucapkan pidato.

Image hosting by Photobucket
from left to right :
mrs. reny andrie sutarno, mrs. anita suprobo, ms. devi, mrs. ida de meester, his highness prince norodom budhapong, ms. novi r. kardini, mr. dimas hary csp, mr. wahyu suprobo, mr. wr. hendro


acara malam itu dihibur oleh tari-tarian tradisional kamboja dan juga lagu-lagu kamboja. yang membuat surprise adalah persembahan tari pendet oleh penari kamboja dan juga lagu burung kakak tua dan lagu mande-mande tanpa tentunya melupakan lagu bengawan solo yang sangat terkenal di kamboja ini (bahkan sampai diterjemahkan oleh mantan raja sihanouk ke dalam bahasa khmer).

setelah acara resmi selesai kemudian diadakan photo bersama.

Wednesday, February 01, 2006

thought of the day selasa 31 januari 2006

antara persahabatan dan bertepuk sebelah tangan

hari ini adalah hari libur nasional indonesia dalam rangka memperingati tahun baru islam 1 muharram sekian sekian hijriyah. sehubungan dengan hal itu maka seperti biasa kantor kedutaan indonesia dimana pun juga pastinya libur juga. inilah salah satu yang bikin betah kerja di kedutaan karena jika negara akreditasi libur, otomatis kita pun libur .. jika di Tanah Air libur maka kedutaan pun ikut libur.

so i decided to have lunch with two of my good friends, they are cambodian. let's call them x and y. we've been good friend since the first time i came to phnom penh 17 months ago. i used to spend my time in their dvd shops which i still do until now and their business sekarang sudah merambah ke bisnis butik. they own a butik dengan mengambil barang-barang dari hong kong.

setengah jam sebelum jam makan siang, x menelpon dan bilang bahwa dia sudah berada didepan tempat saya tinggal, so i went out dan pergilah kami bertiga ke satu daerah yang disebut prek pra, daerah dimana banyak sekali tempat makan dan posisinya di pinggir sungai mekong. when i arrived there, there was a big smile in my face dan y bertanya mengapa saya tersenyum. saya bilang padanya bahwa setahun yang lalu kita makan disini di pondokan yang sama hanya saja masih kurang satu orang lagi .. w. w tidak bisa ikut karena harus bekerja. lalu y bilang untuk memesan jenis makanan yang totally sama dengan tahun lalu. i agree with that.

during the lunch, we talked about so many things especially tentang masalah-masalah yang selama ini terjadi di kamboja, kehidupan anak muda, ketertarikan y pada sejarah dan juga rasa ingin tahu x mengenai bagaimana jakarta itu sesungguhnya, film-film yang sedang beredar di bangkok, bintang film yang menjadi nominasi golden globe dan oscar dan banyak hal lainnya. disela-sela itu kita juga menikmati berbagai makanan kecil tradisional kamboja, dari mulai mangga iris sampai dengan buah yang berisi fla dicampur kelapa dan rasanya manis .. sampai gigi terasa linu dan kepala pusing.

menjelang pukul dua kami memutuskan untuk pulang. so then we packed up our thing dan pulang. sesampainya di butik mereka, y memutuskan untuk istirahat sejenak so i spent my time dengan x mengobrol sana dan sini. nah pada saat mengobrol dengan x inilah ada beberapa hal yang saya tangkap dan coba simpulkan dan ketika saya konfirmasikan kembali ke x hasil gambaran yang saya punya, x tidak menyangkal.

terkadang proses persahabatan bisa berjalan dengan cepat, kita baru saja kenal orang tiga bulan atau bahkan mungkin sebulan tapi rasanya kita sudah kenal dia bertahun-tahun, seolah-olah sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. tapi ada juga yang membutuhkan proses bertahun-tahun dengan segala macam dinamika kehidupannya dan baru menjadi sahabat / teman baik.

yang terjadi dengan x dan y adalah seperti itu, i mean mereka sudah berteman selama hampir 4 atau 5 tahun dan they did the business together. makan pagi bareng, makan siang bareng, makan malam bareng, sampai kalau saya mau mengajak mereka makan, they had to agree to one another first.

pada x dan y ini saya menemukan sebuah kasus yang boleh dibilang lumrah terjadi namun juga bisa jarang terjadi. x ternyata menyukai y dan x jatuh cinta pada y. hal ini saya ketahui dari perbincangan yang saya dengan x. dibilang terkejut tidak tapi dibilang tidak terkejut saya agak mengerinyitkan dahi sedikit. lalu saya bertanya pada x apakah y tahu tentang perasaan x pada y ? dan x menjawab bahwa y tahu dan y sudah bilang bahwa itu tidak mungkin. y tidak mau mengotori persahabatan yang sudah terjalin dengan baik dan erat selama ini. y pun bilang bahwa tidak akan ada orang yang dapat menggantikan x dan y sayang sama x tapi dalam kadar yang berbeda. x bertanya apa yang dimaksud dengan kadar yang berbeda ? y bilang bahwa kadar sayang yang dia punya adalah sayang seorang saudara kepada saudaranya yang lain dan itu tulus murni sementara kadar sayang x adalah sayang seseorang kepada kekasihnya.

saya bisa melihat raut wajah yang begitu luka ketika bicara masalah ini namun disisi lain saya melihat kebutuhan x untuk mengeluarkan apa yang dia (mungkin) pendam selama ini. mungkin karena saya bukan orang kamboja sehingga dia merasa bebas untuk bercerita kepada saya. saya tidak tahu.

lalu saya bertanya bagaimana jika suatu saat y mengatakan bahwa dia akan menikah. x agak terperanjat dengan pertanyaan saya itu dan dia bilang bahwa jika sampai y mengatakan bahwa dia akan menikah, maka x akan pergi selama satu atau dua bulan dan tidak berhubungan dengan y sama sekali. lalu saya bertanya lagi, apakah kepergiannya itu saat y melaksanakan prosesi pernikahannya atau sebelum atau sesudah ? .. dan x menjawab bahwa pada saat proses pernikahannya x akan datang namun setelah itu dia akan pergi. kembali untuk kedua kalinya saya stunned dengan jawabannya. saya bilang pada x jika dia bisa menahan sakit untuk menyaksikan proses nikahnya y lalu why bother to go after the wedding karena kan point atau puncak dari rasa sakit segalanya itu adalah ketika proses nikah berlangsung. x hanya mengangkat bahu dan menghela napas panjang dan tidak memberikan komen apa pun.

saya jadi berusaha untuk mengingat kembali apakah sepanjang perjalanan hidup saya sebagai manusia sederhana pernah mengalami apa yang dialami x ..

back then beberapa tahun yang lalu ketika saya mendapat undangan nikah salah seorang sobat saya yang paling dekat dan kami sudah berteman semenjak sma. ada rasa sakit dan ada rasa aneh yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.

ketika saya hadir di resepsi pernikahannya. memasuki antrian untuk mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, tiba-tiba ada rasa sakit di sembilu, perasaan perih di hati yang entah kenapa membuat saya marah dan ingin menangis. ketika saya bersalaman dengannya saya memeluk dan menangis. hal yang sama pun dilakukan olehnya, ia memeluk dan menangis.

pulang dari resepsi, saya menyempatkan diri untuk minum kopi menenangkan pikiran dan barulah saya menyadari bahwasanya saya begitu mencintai dan menyayangi sahabat saya tersebut dalam frekuensi yang berbeda dengan frekuensi dia mencintai atau menyayangi saya.

sama halnya dengan perasaan x pada y.

terkadang banyak hal yang lebih baik tidak diucapkan namun tetap disimpan dalam hati sebagai bagian dari dinamika kehidupan anak manusia.

mungkin kesimpulan saya salah namun buat saya pribadi, kebanyakan persahabatan yang kemudian dibumbui dengan kisah percintaan pada akhirnya akan terlihat bahwa salah satunya akan hanya bertepuk sebelah tangan.

so .. bagaimana dengan anda ? .. been there-done that ? ...

thought of the day senin 30 januari 2006

Love contains just only one pleasure but thousands of suffer. Now I decided not to take thousands of suffer because of one pleasure.

Kata - kata tersebud diatas dikirim kalo ndak salah hari Minggu malam or Senin dinihari oleh salah seorang teman saya, a Cambodian. Terakhir ketemu dia hari Minggu malam di Salt Lounge, sebelum kita semua beranjak melangkahkan kaki ke Heart of Darkness.

Pembicaraan di Salt Lounge saat itu memang sudah menjurus kepada pembicaraan mengenai seputar cerita cinta dan segala problematikanya *ciieeeehhh ... *. Waktu saya tanya sama teman saya itu apakah dia masih pacaran dengan pacarnya yang waktu itu datang ke pesta ulang tahun saya, dia bilang dia sudah putus dan usia pacarannya baru menginjak di bulan ke 8. Again .. other thing .. saya teringat kembali dengab pernyataan salah satu teman saya, bahwa usia hubungan orang-orang seperti kita jika bisa melebihi bulan ke 8 pastinya insya ALLAH akan bisa baik tapi jika memasuki bulan ke 8 dan banyakan susahnya, lebih baik lupakan saja. An 8 months syndrome .. katanya.

Well, kalimat diatas kemudian saya forward ke beberapa teman baik saya and saya menanyakan pendapatnya seperti apa tentang that statement.

Madame D mengatakan:
hmmmm .... tidak ada dalam hidup ini yang menawarkan kesenangan semata, termasuk cinta... mencintai tanpa syarat berarti menerima sakit dan senang dalam porsi yang sama... sabar dalam sakit, bersyukur dalam senang.. itulah keseimbangan.. kalau kita gak mau terima sakit, maka artinya kita berpamrih dalam mencinta... itu menurut gue lho...

Mr. B mengatakan:
dari sudut pandang gw: mencintai harus disertai dengan harapan dan keyakinan akan adanya kebahagiaan ketika bersama. Kebahagian yg diyakini dan diharapkan ada mustinya dapat mengalahkan segala sakit yg mungkin datang. Berani mencinta berarti berani menerima sakit apabila tidak sesuai harapan. Mempunyai harapan akan kebahagiaan cinta akan mengalahkan rasa sakit yg mungkin datang, terlebih rasa sakit tersebut dapat dihadapi bersama. Once again.. itu menurut sudut pandang gw yg notabene masih sangat awam dengan apa itu cinta... =)

Mr. F mengatakan:
It’s all about relativity and balance, two main concepts I’m holding on to see life and all it’s complicatedness.

Relativity: that human can really choose to see pain as pleasure and pleasure as pain.

Balance: That everything came in a whole package. When there’s night, there’ll be daytime.

Being positive or negative is simply a choice available in store.

Which one will help us live our life more alive?

The choice is simply ours.

Itulah pendapat beliau-beliau. Sementara itu saya berpendapat:
Akan lebih baik jika thousands of suffer itu kita nikmati sehingga nanti pada saatnya ketika one pleasure arrive, akan sangat berarti dan berasa sekali setiap detiknya.

So .. bagaimana dengan anda ? .. feel free to comment ... :)