Tampaknya setelah perjalanan wisata yang cukup membuat orang-orang depresi atau buat sebagian orang yang membacanya membuat dirinya tidak berani tidur sendirian atau ke kamar kecil malam-malam sendirian karena membayangkan tengkorak kepala-kepala, kini kita melanjutkan perjalanan kita menyusuri sisi sungai atau lebih dikenal dengan nama riverside.
Tempat yang akan kita kunjungi adalah The Royal Palace atau Istana Raja. Kamboja merupakan negara dengan bentuk pemerintahan Kerajaan Konstitusi dimana kepala negaranya adalah seorang raja dan kepala pemerintahannya adalah seorang perdana menteri.
Istana Kerajaan Kamboja ini pertama kali dibangun pada tahun 1886 pada masa pemerintahan Raja Norodom (1834 – 1904) ketika saat itu ibukota dipindahkan ke Phnom Penh. Hampir seluruh bangunannya diselesaikan sebelum Perang Dunia I, dengan melibatkan para tim administrasi dari Perancis dan arsitek serta desainer dari Thailand. Pengaruh Perancis dapat terlihat pada penataan taman – taman Istana Kerajaan Kamboja ini dan beberapa bangunan bergaya campuran Asia – Eropa.
Tempat yang akan kita kunjungi adalah The Royal Palace atau Istana Raja. Kamboja merupakan negara dengan bentuk pemerintahan Kerajaan Konstitusi dimana kepala negaranya adalah seorang raja dan kepala pemerintahannya adalah seorang perdana menteri.
Istana Kerajaan Kamboja ini pertama kali dibangun pada tahun 1886 pada masa pemerintahan Raja Norodom (1834 – 1904) ketika saat itu ibukota dipindahkan ke Phnom Penh. Hampir seluruh bangunannya diselesaikan sebelum Perang Dunia I, dengan melibatkan para tim administrasi dari Perancis dan arsitek serta desainer dari Thailand. Pengaruh Perancis dapat terlihat pada penataan taman – taman Istana Kerajaan Kamboja ini dan beberapa bangunan bergaya campuran Asia – Eropa.
Gedung yang terlihat pada gambar diatas adalah THRONE HALL yang bangunan aslinya dibuat dari kayu. Konstruksi yang sekarang adalah konstruksi yang direnovasi pada tahun 1919. Didalam gedung inilah Raja biasanya menerima tamu-tamu kenegaraan resmi dan juga melaksanakan upacara-upacara keagamaan bersama kalangan keluarga Istana dan para pendeta Budha. Gedung ini pun selalu menjadi tempat penyerahan Surat-surat Kepercayaan Duta Besar dari pemerintahnya kepada Raja Kamboja.
Terdapat patung yang terbuat dari emas, patung setengah badan dari para mantan Raja Kamboja. Lalu ada singgasana Raja yang hanya digunakan sekali sepanjang Raja itu menjabat sebagai Raja Kamboja. Singgasana itu hanya dipakai pada saat upacara penobatan saja.
Disebut Moonlight Pavillion karena biasanya pada malam bulan purnama diadakan pertunjukkan tarian-tarian. Pada langit-langit paviliun terdapat lukisan dari masa-masa kejayaan Kamboja pada masa lampau.
Bangunan Istana Kerajaan Kamboja hampir menyerupai dengan bangunan istana yang terdapat di Bangkok atau negara-negara serumpun. Hanya mungkin saja jenis ukiran dan makna dari setiap ukiran ini berbeda.
Pada gambar diatas adalah kediaman resmi Raja Kamboja. Ada atau tidaknya Sri Baginda Paduka Yang Mulia Raja Norodom Sihamoni bisa diketahui dengan berkibar atau tidaknya bendera kerajaan yang berwarna biru.
Diantara Throne Hall dan Silver Pagoda, terletaklah bangunan bergaya Perancis yang menurut ceritanya bangunan ini adalah hadiah dari Napoleon Bonaparte kepada Raja Kamboja yang saat itu berkuasa. Sebagaimana semua orang tahu bahwa Kamboja merupakan salah satu negara protektorat Perancis.
Silver Pagoda ini merupakan tempat penyimpanan beberapa barang berharga milik Istana seperti patung Budha yang terbuat asli dari batu jade dan didahi serta dibeberapa tempatnya diberi Emeral and Diamond and semuanya tersimpan dengan rapi di Silver Pagoda ini. Lalu juga beberapa cendera mata dari kepala negara asing yang diberikan Raja. Selain itu, Silver Pagoda pun menyimpan peralatan sembahyang serta pemujuaan dalam emas berkilau. Lalu kenapa disebut dengan nama Silver Pagoda ? .. karena lantai dari pada pagoda ini yang berjumlah 5.229, semuanya terbuat dari perak.
Perjalanan menyusuri istana dan sekitarnya berakhir ketika kita sampai di pintu keluar yang terletak di samping Istana tak jauh dari Silver Pagoda. Di dekat pintu tersebut ada sebuah stupa dimana di dalam stupa itu diletakkan abu dari Her Royal Highness Princess Kantha Bopha yang merupakan anak kesayangan Norodom Sihanouk yang meninggal pada usia 4 tahun karena kanker darah. Sihanouk pernah berkata bahwa kelak dikemudian hari jika ia wafat maka ia ingin abunya dijadikan satu dengan abu anaknya tersebut.
Semua photo-photo di Killing Field, Toul Sleng dan Royal Palace adalah hasil jepretan saya sendiri. Saya saat ini sedang mencoba untuk memulai belajar mengenai photography secara otodidak.
No comments:
Post a Comment