Love contains just only one pleasure but thousands of suffer. Now I decided not to take thousands of suffer because of one pleasure.
Kata - kata tersebud diatas dikirim kalo ndak salah hari Minggu malam or Senin dinihari oleh salah seorang teman saya, a Cambodian. Terakhir ketemu dia hari Minggu malam di Salt Lounge, sebelum kita semua beranjak melangkahkan kaki ke Heart of Darkness.
Pembicaraan di Salt Lounge saat itu memang sudah menjurus kepada pembicaraan mengenai seputar cerita cinta dan segala problematikanya *ciieeeehhh ... *. Waktu saya tanya sama teman saya itu apakah dia masih pacaran dengan pacarnya yang waktu itu datang ke pesta ulang tahun saya, dia bilang dia sudah putus dan usia pacarannya baru menginjak di bulan ke 8. Again .. other thing .. saya teringat kembali dengab pernyataan salah satu teman saya, bahwa usia hubungan orang-orang seperti kita jika bisa melebihi bulan ke 8 pastinya insya ALLAH akan bisa baik tapi jika memasuki bulan ke 8 dan banyakan susahnya, lebih baik lupakan saja. An 8 months syndrome .. katanya.
Well, kalimat diatas kemudian saya forward ke beberapa teman baik saya and saya menanyakan pendapatnya seperti apa tentang that statement.
Madame D mengatakan:
hmmmm .... tidak ada dalam hidup ini yang menawarkan kesenangan semata, termasuk cinta... mencintai tanpa syarat berarti menerima sakit dan senang dalam porsi yang sama... sabar dalam sakit, bersyukur dalam senang.. itulah keseimbangan.. kalau kita gak mau terima sakit, maka artinya kita berpamrih dalam mencinta... itu menurut gue lho...
Mr. B mengatakan:
dari sudut pandang gw: mencintai harus disertai dengan harapan dan keyakinan akan adanya kebahagiaan ketika bersama. Kebahagian yg diyakini dan diharapkan ada mustinya dapat mengalahkan segala sakit yg mungkin datang. Berani mencinta berarti berani menerima sakit apabila tidak sesuai harapan. Mempunyai harapan akan kebahagiaan cinta akan mengalahkan rasa sakit yg mungkin datang, terlebih rasa sakit tersebut dapat dihadapi bersama. Once again.. itu menurut sudut pandang gw yg notabene masih sangat awam dengan apa itu cinta... =)
Mr. F mengatakan:
It’s all about relativity and balance, two main concepts I’m holding on to see life and all it’s complicatedness.
Relativity: that human can really choose to see pain as pleasure and pleasure as pain.
Balance: That everything came in a whole package. When there’s night, there’ll be daytime.
Being positive or negative is simply a choice available in store.
Which one will help us live our life more alive?
The choice is simply ours.
Itulah pendapat beliau-beliau. Sementara itu saya berpendapat:
Akan lebih baik jika thousands of suffer itu kita nikmati sehingga nanti pada saatnya ketika one pleasure arrive, akan sangat berarti dan berasa sekali setiap detiknya.
So .. bagaimana dengan anda ? .. feel free to comment ... :)
Kata - kata tersebud diatas dikirim kalo ndak salah hari Minggu malam or Senin dinihari oleh salah seorang teman saya, a Cambodian. Terakhir ketemu dia hari Minggu malam di Salt Lounge, sebelum kita semua beranjak melangkahkan kaki ke Heart of Darkness.
Pembicaraan di Salt Lounge saat itu memang sudah menjurus kepada pembicaraan mengenai seputar cerita cinta dan segala problematikanya *ciieeeehhh ... *. Waktu saya tanya sama teman saya itu apakah dia masih pacaran dengan pacarnya yang waktu itu datang ke pesta ulang tahun saya, dia bilang dia sudah putus dan usia pacarannya baru menginjak di bulan ke 8. Again .. other thing .. saya teringat kembali dengab pernyataan salah satu teman saya, bahwa usia hubungan orang-orang seperti kita jika bisa melebihi bulan ke 8 pastinya insya ALLAH akan bisa baik tapi jika memasuki bulan ke 8 dan banyakan susahnya, lebih baik lupakan saja. An 8 months syndrome .. katanya.
Well, kalimat diatas kemudian saya forward ke beberapa teman baik saya and saya menanyakan pendapatnya seperti apa tentang that statement.
Madame D mengatakan:
hmmmm .... tidak ada dalam hidup ini yang menawarkan kesenangan semata, termasuk cinta... mencintai tanpa syarat berarti menerima sakit dan senang dalam porsi yang sama... sabar dalam sakit, bersyukur dalam senang.. itulah keseimbangan.. kalau kita gak mau terima sakit, maka artinya kita berpamrih dalam mencinta... itu menurut gue lho...
Mr. B mengatakan:
dari sudut pandang gw: mencintai harus disertai dengan harapan dan keyakinan akan adanya kebahagiaan ketika bersama. Kebahagian yg diyakini dan diharapkan ada mustinya dapat mengalahkan segala sakit yg mungkin datang. Berani mencinta berarti berani menerima sakit apabila tidak sesuai harapan. Mempunyai harapan akan kebahagiaan cinta akan mengalahkan rasa sakit yg mungkin datang, terlebih rasa sakit tersebut dapat dihadapi bersama. Once again.. itu menurut sudut pandang gw yg notabene masih sangat awam dengan apa itu cinta... =)
Mr. F mengatakan:
It’s all about relativity and balance, two main concepts I’m holding on to see life and all it’s complicatedness.
Relativity: that human can really choose to see pain as pleasure and pleasure as pain.
Balance: That everything came in a whole package. When there’s night, there’ll be daytime.
Being positive or negative is simply a choice available in store.
Which one will help us live our life more alive?
The choice is simply ours.
Itulah pendapat beliau-beliau. Sementara itu saya berpendapat:
Akan lebih baik jika thousands of suffer itu kita nikmati sehingga nanti pada saatnya ketika one pleasure arrive, akan sangat berarti dan berasa sekali setiap detiknya.
So .. bagaimana dengan anda ? .. feel free to comment ... :)
No comments:
Post a Comment