Friday, September 30, 2005

PERJALANAN PULANG ...

bangun jam tujuh, itu pun dibangunkan oleh KRT. buru-buru mandi, menikmati sarapan walaupun tidak habis, minum kopi dan naik keatas untuk pamitan dengan om dubes.

diantar chan tha ke airport, check-in, ngurus over-weight, pamitan sama bu kun dan chan tha dan segera naik keatas, masuk loungenya bangkok airways, sambil nungguin boarding baca buku sambil minum kopi. jam sembilan masuk ke pesawat dan dada makin ngga karuan rasanya, too excited kayaknya.

pesawat berangkat tepat waktu, tiba jam setengah sebelas terus ngurus barang lagi di counternya kuwait air, abis itu nungguin waktu jam dua belas, boarding setengah satu dan diperiksa pula satu-satu, halaaaahhh ...

jam setengah tiga sampai di jakarta, duuh senangnya, dijemput sama desy di airport, baru keluar dari tempat imigrasi dan lainnya sekitar jam empat kurang, langsung menuju ke sumenep 17 untuk kasih titipan, makan rawon sebentar disitu terus langsung ketemuan avin di plaza indonesia, duduk di coffee bean terus udah gitu muncul fandy dan ngga lama kemudian muncul calvin.

dari plaza indonesia terus ke utan kayu untuk liat pameran lukisannya okky, anak lontar. ngga ketemu siapa-siapa, dari situ terus ke kts untuk ketemu sama brahm dan leo. abis itu terus ke hotel dan tidur karena plan untuk hari sabtu sudah tersusun sedemikian padatnya.

Thursday, September 29, 2005

Well ... pernah ndak punya perasaan senang, gembira, sedih, khawatir, panik, deg-deg-an ndak jelas, ingin senyum terus ... dan semua perasaan itu jadi satu ? ... rasanya jantung memompa darah terlalu cepat terkadang atau malah terlalu lambat ke seluruh penjuru tubuh ...

Duuuhhh ....


kurang lebih 22 jam menjelang ...

Tuesday, September 27, 2005

07.00
Seperti biasa alarm bunyi, nyalain tv dan RCTI sedang asyik menggussip pagi-pagi. Tidur lagi sebentar dan bangun jam 07.45.

08.00
Sudah siap untuk berangkat kerja. Turun, minum kopi dan orange juicenya terus berangkat kantor.

08.15
Sampai di kantor segera beberes. Banyak banget yaak yang mesti dikerjakan terus udah gitu ternyata cuman sendirian ngerjainnya. I need help. Mungkin minta tolong Chan Tha sore ini buat nyelesaiin semuanya. Besok rencananya ngga ada di kantor soalnya mau nganterin temannya Tante Nani yang lagi berkunjung ke Phnom Penh. Duuhh .. Nyonya Dubes ngga ada kok jadinya saya yang ketempuhan nganterin yaakk ? ... hihihihi .. berasa jadi ibu-ibu anggota Dharwa Wadon ....

09.00
Pak Dubes datang. Ngobrol sebentar di ruangannya.

10.00
Pak KOP, Pak BPKRT dan Mas Kun dipanggil.


3 hari menjelang ...

Friday, September 23, 2005

11.00
Pak Suryo masuk ketemu dengan Bapak.

12.00
Masuk ke ruangan Bapak, kasih surat yang harus ditandatangan setelah itu remind him untuk Shalat Jumat.

12.20
After Bapak berangkat Shalat Jumat, I went to my room, locked it and went directly downstairs. Ke mesjid barengan sama Kangmaskoe and dilanjut dengan santap siang dirumah Kangmaskoe seperti biasa kalau setiap hari Jumat.

14.30
Kembali ke kantor, hujan besar, siapin uang untuk bayar tiket, telpon Chan Tha minta diantar ke tours and travel.

16.00
Kembali ke kantor. Beresin meja, beresin file-file yang harus dibawa pulang. Malam ini ada Sitting Dinner untuk 20 orang di Wisma.

16.45
Tang-Ting-Tung selesai. Tiket sudah okay, hotel sudah confirm. Semua sudah set. Okay ... BANGKOK HERE I COME AGAIN .... *browsing .. browsing .. cruising .. cruising .. shopping .. shopping ... * ... :D :D :D

SAMPAI JUMPA LAGI YAA TEMAN-TEMIN PADA HARI SELASA ... I will leave for Bangkok tomorrow morning and be back on Monday evening .. soalnya disini hari Senin hari libur nasional Kamboja ... :) ....
07.00
Alarm bunyi. Matiin AC dan tidur lagi.

07.47
Bangun ... JENGGIRAT karena sudah hampir jam delapan. Doooohh rasanya mata masih ada gajahnya. Buru-buru mandi.

08.10
Keluar kamar, turun kebawah, minum kopi dan Orange Juice terus berangkat ke kantor.

09.15
Bapak datang. Duduk di ruang Bapak ngomongin beberapa hal. Sumhow saya ngerasa makin hari kerjaan saya kok makin kayak this Charlie Young .... :) But I do enjoy my work.

10.00
Nyambungin Bapak dengan beberapa pejabat teras di Universitas Gadjah Mada (UGM) via telepon.

Thursday, September 22, 2005

07.00
Alarm bunyi. Matikan. Nyalain TV, liat gossip di RCTI dengan mata masih setengah terbuka, lanjut nonton KISS dengan berita yang hampir sama.

08.00
Selesai mandi, turun kebawah, cari Pak Abidin, inform him mengenai meeting jam setengah sembilan di AMRITA Performance Arts. Duuhh, beliau itu yaa sudah tiga tahun lebih di Phnom Penh tapi kok ngga hapal-hapal jalan ... mau marah tapi orang tua, besides pagi-pagi pula, jauhin rejeki kalo kata orang dulu.

09.00
Bapak datang, senyum, sapa selamat pagi, siapin teh panas dan Evian plus bawain koran dan laporan schedule hari ini.

10.00
Staff meeting. Seperti biasa briefing dan sosialisasi banyak hal. Nampaknya sampai saat ini Deplu belum melakukan sesuatu yang riil, anyway ya dinikmati dan disyukuri saja dulu sampai sejauh ini semua berjalan baik.

12.00
Bapak pulang ke Wisma cepat karena ada meeting pukul 15.00. Begitu Bapak pulang, I called up one of my good friends, Desy .. ngobrol haha hihi .. mostly sich mengenai rencana-rencana mendatang. Aduuh senangnya, saya berusaha untuk melupakan semuanya dan tidak peduli dengan hal - hal yang sekiranya bisa menganggu. I deserve to be happy dan saya mau senang. Cape euy ngikutin maunya orang mulu, ngertiin orang mulu, memprioritaskan kepentingan orang mulu tapi pada akhirnya nothing for me. Sekarang sich yang pasti-pasti aja, buat apa ngebelain orang yang ternyata untuk mbela saya pun masih mikir, buat apa dengerin orang kalo ternyata ngedengerin saya pun tidak mau ...

14.00
Bapak datang. Ngerjain beberapa hal. Udara panas buanget.

15.00
Bapak meeting di Bayon TV. Jalan kaki dikawal Chan Tha sama Sudi. Mobil standby takut hujan.

15.30
Hujan lebat mendera Phnom Penh. Duuuh gimana ngga sakit kepala dan kulit berasa ditarik-tarik karena perubahan cuaca yang ngga jelas tiap harinya.

17.00
Selesai ngerjain Menu List untuk acara sitting dinner besok di Wisma, Bapak minta dirubah. Duuuuhh .. *twink-twink* ... gimana ngga agak-agak naik pitam, tapi ya sudahlah. This is the consequences sebagai "batur".

18.30
Makanan datang kemudian nyiapin makanan buat Bapak.

20.00
Ngerjain card list untuk besok meanwhile thanks GOD daftar menu untuk dimeja sudah selesai dikerjain .. !!!

22.30
I was on the line with Chandi waktu Bapak manggil saya untuk ngambil tas dan file-nya untuk dibawa pulang dan minta Pak Abidin siap-siap.

22.45
Bapak on the way home, I was going up to my room again lalu telpon Chandi.

23.50
Sudah satu jam lebih ngobrol sama Chandi di telpon ngebahas banyak hal dari mulai Gelang Putih, Mr. Activist, Sejarah, Museum, Protokoler, Surat Kredensial dan lain-lain. Selesai itu semua, beresin meja, make sure semua ruangan atas sudah terkunci dan persiapan diri untuk pulang.

Wednesday, September 21, 2005

We're going to see him soon in the theatre ...

Image hosted by Photobucket.com
I can't wait this movie to be on the big screen ...

Image hosted by Photobucket.com
MEMOIRS OF GEISHA
Well, I've decided to position myself now ..
I just can't wait ... :)
I really just can't ...

9 days to go ...

Friday, September 16, 2005

Ketemu syukur .. ngga ketemu ya udah ... that's the way it is .. :)
Ada kejadian yang membuat entah kenapa ya perasaan kok jadi miris dan kemudian kesal. Sampai saat ini saya masih mencoba untuk menetralisir itu semua, masih mencoba untuk menenangkan pikiran dan tidak mau ambil pusing lagi.

Satu sms datang dari seseorang yang saya anggap selama ini merupakan orang yang sangat dekat dan tanpa dibilang pun semua orang tahu kalau saya sayang dengan dia. SMS yang dikirimnya hari ini kepada saya, cukup membuat saya tersentak, hati saya miris, tersinggung, merasa diri bodoh dan merasa diri selama ini sudah melakukan banyak ketololan-ketololan hanya demi orang tersebut.

Kalau pun apa yang saya rasa itu kemudian membuat orang tersebut balik terkejut, well, saya hanya ingin mengeluarkan apa yang ada di dalam pikiran saya saja saat ini.

"Har, maaf baru ngasih kbr. Jd kpn pulang ke sini, Har? I'm not sure bout picking u up yet, jd kynya mndingan ga' janji2. Bn wanting 2 contact u, Har."

SMS itu dikirim siang tadi pukul 15.23.

Bukannya ingin menjadi the first priority dalam hidupnya, sama sekali tidak, saya tahu dimana posisi saya, orang tersebut pun sudah memiliki seseorang istimewa dalam hidupnya. Ada beberapa hal yang memang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata dan so far saya selalu berpegang pada hal tersebut. Tapi ketika siang ini saya dapat sms tersebut diatas, seolah-olah langit-langit runtuh dan saya terbangun.

For once in my life I want people to understand me and knows me better, memang salah yaa permintaan seperti itu ?

For once in my life I want to be in someone's else shoes, memang salah yaa ?

Sampai saat ini saya masih merasa sakit. But I know it will go eventually, the pain. But I learnt my lesson. Seperti yang dibilang di film Moulin Rouge bahwa the greatest thing to learn is to love and be loved. I learn bahwa selama ini saya hanya menghabiskan waktu dengan memikirkan sesuatu yang mustahil terjadi, so .. it's time for me untuk membuka lembaran baru.

Enough is enough.

I replied smsnya dengan "No need to pick me up kok. I am fine. I will in Indonesia on end of Sept. Take care yaa. I see you when I see you. Salam buat .... ."
dan aku masih mencintaimu
walau kini hanya ada
dalam bayang semu semata

dan aku masih mencintaimu
diam-diam, tak lagi ada pijar
tak lagi ada lentera

akankah kau terimakan cintaku
walau hanya dalam kerjapan mata
umurnya ?
adakah rasa dalam dirimu
untukku yang selalu mencintaimu ?

kegetiran akan realita cinta sesungguhnya,
telah kujalani saat ini
perlahan, melangkah lambat
aku tahu,
adalah diriku yang kini
menyepi, menyendiri
dalam langkahku
menuju kuburan cintaku
... tak kan lagi ada cinta untukku
... kini dan selamanya

Wednesday, September 14, 2005

MAX HAVELAAR .. tetap menarik ditonton

BAGINDA raja adil, tapi tempatnya jauh. Gubernur Jenderal adil, tapi tempatnya jauh. Maka siapakah yang akan dihukum mereka yang melakukan kesalahan karena tidak bertindak adil kepada rakyat ?

Itulah kira-kira pertanyaan yang diajukan Asisten Residen Lebak (kini wilayah di Provinsi Banten), Max Havelaar, yang baru saja ditempatkan di wilyah itu pada paruh kedua abad kesembilan belas. Pertanyaan itu diajukan kepada bupati dan para demang di wilayah Lebak, yang memperlakukan rakyatnya dengan kasar.

Walaupun kita dapat saja mempersoalkan apakah Raja Belanda dan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda (nama Indonesia saat itu) benar-benar adil, namun pertanyaan Max Havelaar itu bisa menjadi bahan perenungan, pun di masa kini.

Kita bisa bertanya pada diri kita sendiri, betulkah kita telah berlaku adil pada bawahan kita ? Betulkah pemimpin yang terdekat dengan rakyat atau bawahannya, misalnya lurah di sebuah kelurahan, manajer di sebuah perusahaan, ketua cabang di suatu organisasi non-pemerintah, telah bertindak dengan adil ?

Max Havelaar, tokoh rekaan Eduad Douwes Dekker (1820-1887) dalam novel berjudul sama itu, kini dapat disaksikan kembali filmnya. Film yang disutradai Fons Rademakers pada tahun 1976 juga berjudul Max Havelaar. Ini memang bukan film baru, bahkan sudah beberapa kali ditayangkan.

Namun film yang juga dibintangi oleh artis kenamaan Indonesia, Rima Melati, tetap menarik untuk ditonton kembali.

Film Max Havelaar bersama sejumlah film lainnya, akan tampil dengan Festival Film Belanda 2005 yang akan diadakan di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, dari 15 sampai 25 September mendatang.

Kurang Dikenal

Harus diakui, karya-karya film Belanda kurang dikenal di Indonesia. Selain Max Havelaar, paling-paling yang diingat orang adalah film OEROEG yang menceritakan persahabatan dua anak, satu anak mandor perkebunan berkebangsaan Belanda, dan satu lagi anak seorang tukang di kebun itu yang berdarah Indonesia.

Persahabatan keduanya kemudian sempat terpecah, ketika anak sang mandor menjadi tentara Belanda dan anak tukang kebun itu menjadi gerilyawan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Secara keseluruhan, film itu menarik untuk ditonton. Termasuk yang mungkin paling menyentuh, adegan di bagian akhir film itu.

Terjadi pertukaran tawanan di sebuah jembatan yang menghubungkan wilayah Belanda dengan wilayah Republik Indonesia. Anak mandor perkebunan yang telah menjadi tentara Belanda ditukar dengan sejumlah pejuang kemerdekaan Indonesia, termasuk salah satunya anak sang tukang kebun. Saat keduanya berpapasan, anak mandor perkebunan itu berkata, "Kita tetap bersahabat 'kan?"

Si anak tukang kebun yang menjadi pejuang kemerdekaan Indonesia menatap orang yang bertanya padanya sesaat, baru kemudia menjawab, "Ya, kalau kita sudah setara." Jawaban pendek, namun penuh makna.

Sekali lagi, memang asyik menonton film Oeroeg. Tapi kembali ke pernyataan sebelumnya, film Belanda memang masih kurang dikenal di Indonesia. Kalau film Eropa lainnya, seperti film Italia, Perancis atau Jerman, beberapa kali sudah ditayangkan di bioskop-bioskop yang ada di Indonesia, film Belanda tampaknya baru bisa kita saksikan bila ada Festival Film Belanda.

Direktur Erasmus Huis, Maarten CD Mulder dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (12/9) mengakui, bahwa film Belanda kurang komersial. Belanda diakuinya sebagai negara yang sedikit menghasilkan film.

*disadur dari artikel di Suara Pembaruan*
I miss thee ...
Pulang jam empat pagi karena ngerjain kawat yang harus segera dikirim ke Jakarta, jam tujuh sudah dibangunkan, jam delapan sudah di kantor lagi ..

Alhasil hari ini tiap kali diajak ngomong orang jadi bolot ..... doooooohhhhhhhhh....


16 hari menjelang ...

Tuesday, September 13, 2005

Kembali hari ini bangun kesiangan. Astaga mak .. ketika lihat jam sudah jam setengah sembilan kurang tiga menit dan sang atasan pun sudah jalan ke kantor. Ya sudah pasrah saja. Mungkin efek dari re-position everything in my room :).

Seharian ini ngerjain file, mainan di blog, friendster and YM. Sempat email-emailan dengan beberapa orang. Setelah itu jam enam latihan paduan suara di International School of Phnom Penh (ISPP) .. ahahahahahah .. finally join dengan Bella Voice 2005 dan dapat tempat di BASS ... hihihi, padahal kan berharap dapat tempatnya di Tenor seperti kawankuh Avin .

Latihan sampai jam delapan kurang seperempat dan ternyata ini untuk pentas natal nanti, duuh senangnya akhirnya bisa menyanyikan Christmas Carol. Anggota laki-lakinya cuman berempat. 2 di Tenor dan 2 di Bass.

Balik ke kantor dan ngerjain file lagi. Sampai saat ini sang atasan pun masih di kantor. Katanya sih lagi bikin kawat ke Jakarta untuk minta ijin meninggalkan negara akreditasi berhubung katanya (lagi) denger-denger beliau mau ke Jakarta tanggal 5 Oktober. Duuh .. ketemu lagi dong, padahal niat ingsun cuti itu untuk tidak bertemu sesaat dengan beliau.

Pengen ketemuan sama Roth malam ini tapi liat kondisi kayaknya ngga mungkin ...

Laparrrrrrrrrrrrrrrrrrr ....

17 hari menjelang ...
cinta tak sepenuhnya indah,
sejuta onak menanti,
seribu ilalang menghalangi,

cinta tak sepenuhnya indah,
sungai tak bermuara
berliku, melingkar tak berpangkal

cinta sepenuhnya indah,
dan cinta hanya untuk cinta ... ,

Monday, September 12, 2005

Bangun pagi seperti biasa dan nyiapin baju kerja karena tadi malam ruang baju dikunci oleh Madame Butler jadi ngga bisa ambil baju. Selesai mandi dan beresin kamar, segera turun ke bawah, hujan gerimis lumayan deras, minta antar Chan Tha ke kantor sambil mampir beli obat Madame Ambassadeur.

Sampai kantor kedinginan, hari ini karena hujan yang terus menerus, Phnom Penh terasa dingin sekali. Di kantor beresin file mulai dicicil tapi tetap masih jalan ditempat *sigh*.

Siang makan dikantor seperti biasa dengan menu nasi goreng, emping, buah dan air putih.

Sore ngantuk ampun-ampunan. Jam enam berangkat ke tempat les tapi mampir ke Western Union dulu karena perlu kirim dana. Pulang dari les terus ke tempat Lyna Ro, ambil pesanan The West Wing - Season 5.

Ke kantor sebentar, beresin meja, file dan matikan komputer terus buru-buru pulang. Ngga sabar mau nonton.
as love comes to an end,
I smile to an eternity
hope has gone
as the tears dry,
as I close my eyes
the pain is gone
peace be with me ..
satu janji teringkar
untuk menutup kelambu hati,
hanya asa yang
membiarkan sang cinta
menyelinap,
bertahta sejenak
kemudian berlalu
hanya kepedihan tersisa
tak kuasa sembunyikan
riak-riak kekecewaan,
asa memudar, perih menjalar
dijiwa meratap,
benamkan wajah dan berteriak,
menangis, ratapi diri ...
kini taman hati kembali usang,
gersang dan sekali lagi
tertutup kelambu jingga
sang penjaga hati ..

Sunday, September 11, 2005

Seharian ngga kemana-mana. Asli diam di rumah. Nonton TV, nonton film di DVD, tidur-tiduran. Pun kalau pergi cuman ke In-Style Spa aja, biasalah program rutin setiap akhir minggu.

Sore jam setengah enam ke kantor karena ada acara peringatan Isra-Miraj Nabi Muhammad SAW. Ngga ngikutin sepenuhnya acara karena yang ceramah orang Cham dengan bahasa Melayu yang .. ehm .. *maaf* .. bikin sakit telinga. So then alhasil photo-photo aja barengan ama Elvan, Gema and Nada.

Acara selesai jam sembilan, naik keatas mau matikan komputer dan turunlah hujan dengan sangat derasnya. Setelah hampir dua jam nunggu dikarenakan tidak reda juga, nekat pulang. Sampai rumah langsung mandi, beresin rak dvd, niatnya mau rubah posisi tata letak di kamar tapi berhubung malas alhasil tarik selimut, matikan lampu dan tidur ...

19 hari menjelang ...

Saturday, September 10, 2005

Mungkin karena dipaksakan akhirnya tadi malam tumbang juga. Pulang dengan badan sangat tidak enak dan tidak nyaman walaupun sempat ngobrol panjang lebar tentang cinta, kehidupan dan sebagainya di Salt Lounge bareng sama Kenneth Lauw, Satoshi Morita and Roth.

Bangun jam setengah sembilan pagi namun kerasa sekali badan ancur-ancuran alhasil tidur lagi dan baru bangun jam setengah satu siang. Abis itu langsung kerja bongkar barang. Maghrib hujan sangat besar dan acara bongkar membongkar terus melanjut dan diteruskan dengan makan duren sambil nonton Inaugurasi AFI. So happy because at least Anjar bisa jadi juara.

Jam setengah duabelas naik ke kamar, mandi dan ngelanjutin nonton The West Wing . Tidur...


20 hari menjelang ...

Friday, September 09, 2005

PERJALANAN SATU TAHUN

sebuah refleksi balik

Hari ini setahun yang lalu ..

Penggalan puisi yang tidak pernah selesai ditulis. Kalimat itu seperti biasanya tentu kalimat standar yang tidaklah istimewa, lain jika kalimat tersebut yang menulis adalah beberapa teman baik saya yang sangat – sangat handal dalam hal tulis menulis baik itu berupa puisi atau pun prosa ataupun artikel. Silahkan lihat di masing – masing blog milik Vinkeuh, Fandillah, Desy, ataupun Ucha.

Tanggal 9 September 2004 waktu itu adalah genap satu tahun saya bekerja disini, begitu banyak bentuk perjuangan yang sudah saya lakukan baik itu dalam moril maupun materiil, lahir maupun batin. Sebuah perjalanan yang tidak mudah, sebuah perjalanan yang bagi saya masih merupakan proses pendewasaan diri untuk bisa menjadi manusia yang lebih berdedikasi, berkomitmen, mengerti akan arti kesabaran yang sesungguhnya dan kebijaksanaan yang sejati.

Tiga bulan pertama bekerja dengan satu sistim baru, suasana baru dan ritme kerja baru, telah menghabiskan hampir 90 % dari waktu satu hari. Inilah pertama kalinya saya berkesempatan untuk bekerja dibawah sistim birokrasi yang diciptakan oleh apa yang disebut dengan aparatur negara. Aparat negara yang sehari-harinya berkutat dengan masalah hubungan luar negeri. Bukan hal yang mudah untuk beradaptasi walaupun mungkin saya punya kemampuan lebih untuk melakukan adaptasi namun tidak untuk kali ini. Saya harus jungkir balik menyesuaikan gaya, kultur dan ritme kerja saya.

Saya sudah lama meninggalkan dunia korporasi sejak saya gabung bekerja dengan salah satu LSM di Jakarta. Dari LSM itulah dimulainya kehidupan saya yang berkutat dengan kultur seni, budaya, sastra dan sejarah, diskusi, aksi dan juga tentunya perenungan-perenungan untuk mencapai langkah kehidupan yang lebih baik. Memang 5 tahun bukan waktu yang banyak, boleh dikatakan adalah waktu yang masih baru dan pendek tapi saya merasa sudah banyak mendapatkan ilmu dan menyatu dalam kehidupan bebas dunia freelance.

Ketika memutuskan untuk menerima pekerjaan yang saat ini saya lakukan, saya tidak berpikir bahwa kemudian masalah birokrasi para birokrat dapat membuat darah naik ke ubun-ubun, satu hal yang saya lupa untuk pelajari dan tanyakan sebelum keberangkatan saya. Alhasil, itulah yang terjadi, tiga bulan pertama saya harus jungkir balik, menahan semua emosi, mengontrol rasa marah yang acap kali muncul setiap kali saya harus berhadapan dengan sistim yang sesungguhnya sudah tidak jamak dilakukan di era globalisasi ini, namun kemajuan tinggal kemajuan, pada akhirnya kalau pun kita menuntut perubahan tetap harus melalui satu proses dan jika orang yang luar biasa dan berkuasa penuh mendukung perubahan itu, barulah hal tersebut dapat terjadi.

Adaptasi dengan atasan baru pun membutuhkan perjuangan yang tidak mudah, walaupun sudah mendapatkan gambaran seperti apa sesungguhnya sang atasan, tetap saya harus beradaptasi dan kemudian juga mengambil langkah-langkah yang sekiranya perlu diantisipasi. Tahap kedua setelah adaptasi dengan sistim, saya beradaptasi dengan sang atasan yang terkenal sebagai figur yang keras, workalholic namun juga banyak sisi baiknya. Sampai saat ini pun proses adaptasi, pendekatan kepada sang atasan masih saya lakukan walaupun mungkin tidak separah dulu. Seperti fenomena umum yang terjadi, jika sudah tahu selahnya maka akan mudah untuk mengerjakannya.

Bayangkan, tiga bulan pertama beradaptasi dengan sistim kerja, tiga bulan bulan kedua beradaptasi dengan sang atasan dan memasuki tiga bulan ketiga, adaptasi pada lingkungan kerja, kegiatan masyarakat Indonesia dan rekanan kerja. Bukan hal yang mudah untuk bisa langsung masuk pada satu lingkungan dan langsung diterima, tentunya ada banyak pro dan kontra yang terjadi apalagi omongan-omongan yang seharusnya dan sepatutnya tidak perlu diucapkan. Kecemburuan, kesirikan, sikut sana, sikut sini masih sering terjadi dan bukan hal yang jarang terjadi. Kesabaran, kebijaksanaan, pengontrolan emosi, penggunaan logika, langkah antisipasi yang lugas dan tegas merupakan hal-hal harus terus diasah dalam menghadapi semua itu.

Tiga kali tiga bulan berarti sembilan bulan. Ada duabelas bulan dalam satu tahun dan sudah tiga perempatnya saya habiskan untuk beradaptasi. Disela-sela itu tugas semakin banyak, kewajiban semakin bertambah sehingga dibutuhkan kekuatan mentalitas yang bisa memanage semua itu. Saya tidak mengatakan bahwa setelah sembilan bulan masa adaptasi kemudian saya menjadi seseorang yang bisa dikatakan sebagai orang yang dapat diandalkan. Saya hanya bisa mengatakan setelah sembilan bulan masa adaptasi, saya bisa lebih menikmati setiap hembusan napas, setiap jejak langkah yang saya lakukan. Menjadi orang yang diandalkan bukan hal yang mudah dan dibutuhkan mental yang kuat untuk bisa melakukan itu.

Satu hal yang pasti adalah memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rakhmatan yang diberikan oleh-Nya, atas segala limpahan rizki, taufik dan hidayah-Nya. Saya bersyukur bahwa Allah masih menyayangi saya, masih memberikan bimbingannya, masih menuntun acap kali jalan gelap terbentang didepan mata.

Satu tahun ini pun tak lepas dari campur tangan Bunda yang selalu acap kali saya ingin bicara selalu ada. Bunda yang selalu mensupport setiap langkah jejak yang saya lakukan dan Bunda yang tak pernah bosan memberikan nasihat, memperingati segala tindakan yang sekiranya merugikan dan juga yang tak pernah bosan memberikan cinta dan sayangnya.

Sore ini saya tersenyum dan menengadahkan muka saya menatap langit jingga, "Bapak, I wish you were here. I wish you could see me now. I could not be the one like now without you. You are my truly hero and idol. I love you. Till we meet again. May you rest in peace".

Perjalanan kerja masih panjang, baru duabelas purnama berlalu dan masih ada 24 purnama lagi yang harus dilalui dan saya percaya bahwa insya Allah kedepannya akan lebih mudah, lebih bijak dan lebih sabar. Masih banyak yang harus dibenahi, masih banyak yang harus dikerjakan, masih banyak yang harus dipenuhi. Namun dengan bantuan Allah dan seiring doa restu orang tua dan ikhtiar yang ikhlas, tulus dan tidak menuntut pamrih, segalanya insya Allah akan berjalan lancar. Amien.

Hari ini setahun yang lalu,


21 hari menjelang ...

Thursday, September 08, 2005

Kepala pusing karena tadi pagi bangunnya kaget. Selesai ngerjain surat jam satu pagi dinihari dan setelah memaksakan diri nonton serial favorit , jam tiga baru bisa memejamkan mata dan nyoba untuk tidur tapi yang ada malah balik kiri-kanan dan ganti posisi terus.

Alarm seperti biasa bunyi jam tujuh pagi dan I tried so hard to ignore it sampai akhirnya ketika sumone from the office called me about sumthing, MAK JENGGIRAT !!! .. loncat dari tempat tidur karena ternyata sudah jam delapan lewat limabelas menit saja. Ngga pake basa-basi terus langsung ke kamar mandi dan mandi. Keluar kamar sudah rapi.

Jam sebelas kurang sepuluh ke Raffles Hotel Le Royale untuk ngurus event ASEAN AMBASSADORS' LUNCHEON. Ketemu dengan Princess Sita, sambil nunggu tamu, ngobrol ngalor-ngidul. Jam 12 saatnya makan semua sudah hadir.

Makan siang di hotel karena as usual harus stand by. Ditemani oleh BPKRT dan Mas Kun.

Pagi matahari begitu menyengat sampai-sampai kalau tidak pakai sun glasses bikin kepala pusing. Pas siang hujan besar banget dan angin cukup besar, udara lumayan dingin. Kembali ke kantor setelah semua selesai.

Ngantuk ngga tertahankan.

22 hari menjelang ...

Wednesday, September 07, 2005

Hmm .. secara baru kemarin malam terima cd Christian Bautista dari Glo yang notabene datang dari Jakarta membawa cd tersebut plus dua bungkus rokok Djarum Super dan dua bungkus rokok Dji Sam Soe, so then most of the time itu cd berulang dan berulang terus ngga ada matinya.

Hari ini Phnom Penh hujan dari pagi dan suasana hati pun lagi runyam entah kenapa. Malas untuk mencari tahu pun menelusuri ada apakah gerangan ? whatever happens, let it happens.

Tadinya niatan mau beresin file yang sudah menumpuk dan menumpuk namun alhasil tidak ada, malah ngejogrog didepan komputer dan asyik ngutak-ngatik format laporan sambil mainan internet tentunya.

Makan siang sudah jam satu lewat. Nasi Rawon komplit .. duh jarang-jarang dapat menu Nasi Rawon berhubung bahan-bahan masaknya terbatas. Makan Rawon pake emping, duuuh nikmat banget yaak, persediaan emping segitu di-irit-iritnya takut tidak mencukupi sampai waktunya ada orang pulang ke tanah air dan bisa dititipi untuk beli emping lagi. Persediaan emping manis malah sudah ludes duluan (ini kok malah ngomongin makanan yaak).

After lunch rasa ngantuk menyerang teramat sangat sehingga mata ini benar-benar ngga bisa diajak kompromi lebih jauh lagi. Coba dengan matiin ac dan kemudian ngerokok, tetap aja. Well, what can I do to avoid it ? ya sudah nikmati aja tentunya.

Jam enam berangkat kursus. Dua kali tidak masuk kelas dan pelajaran pun tertinggal banyak. Jumat minggu lalu because of National Day-nya Vietnam lalu hari Senin karena ada jamuan makan malam di Wisma Indonesia so then I again am absent from the class.

23 hari menjelang ...

Tuesday, September 06, 2005

the way you look at me

no one ever saw me like you do
all the things that i could add up too
i never knew just what a smile was worth
but your eyes see everything
without a single word.

coz there's somethin' in the way
you look at me
it's as if my heart knows
you're the missing piece
you make me believe that there's nothin'
in this world i can't be
i never know what you see but there's
somethin' in the way you look at me.

if i could freeze a moment in my mind
it'll be the second that you
touch your lips to mine
i'd like to sop the clock
make time stands still
coz' baby this is just the way
i always wanna feel.

coz' there's something in the way
you look at me
it's as my heart knows
you're the missing piece
you make me believe that there's nothin'
in this world i can't be
i never know what you see but there's
something' in the way you look at me.

i don't know how or why.
i feel different in your eyes
all i know is it happens every time.

coz' there's something in the way
you look at me
it's as if my heart knows
you're the missing piece
you make me believe that there's nothin'
in this world i can't be
i never know what you see but there's
somethin' in the way you look at me.

the way you look at me
24 hari menjelang ...

Monday, September 05, 2005

Start working as usual. Duuh bakalan penuh schedule minggu ini. Tadi ke airport jemput Komandan PasPamPres yang diundang datang ke Kamboja oleh Komandan PasPamPM. Dari airport langsung ke Wisma untuk ngurus dinner karena sitting dinner.

Setelah urusan dinner kelar, ke kantor untuk ambil surat-surat yang belum diproses then after that ngobrol sama Roth sampai jam setengah dua pagi terus dilanjut ...

Pulang sampai rumah jam 3. Ngantuk, cape tapi kok bawaannya mau smile terus.

25 hari menjelang ...

Sunday, September 04, 2005

Asli tidur seharian dan cuman berkutat dikamar dengan nonton TV dan sms-an.

26 hari menjelang ...

Saturday, September 03, 2005

Seharian dirumah. Nonton The West Wing -- Season 4. How I love the way Sam Seaborne working. I admire CJ. Cregg and I hate the snobbish style of Toby.

Hari ini adalah my first year anniversary di Phnom Penh. I came to this city a year ago on September 03rd, 2004 jam 17.20. So many things have happened and so many things have changed.

Nonton Grand Final AFI 2005 .. finally Ade dari Manado berhasil menjadi juara. Syukurlah .. at least not Bojes yang jadi juara.

27 hari menjelang ...

Friday, September 02, 2005

Hari ini libur. Try not to go the office.

Datang ke acara Ambassador's Secretaries of ASEAN++ Friendship Dinner di Palm View Cafe, Hotel Phnom Penh. Yang jadi host Naroat dari Embassy of USA.

28 hari menjelang ...

Thursday, September 01, 2005

Biasanya bisa sabar tapi nggak tau kenapa belakangan ini jadi malah ngga karuan. Tidak ter-organize dengan baik segala sesuatunya.

Tadi datang ke National Day-nya the Socialist Republic of Vietnam. Cuman ketemu dengan Nguyen Giang, ternyata he did not invite others secretaries from other embassies so I was so surprised when I knew that. Well, may be because he is new in Phnom Penh and the one who always be around whenever he needs an assistance is me. :)

I did enjoy the party. I was a little bit tipsy.

29 hari menjelang ...