Saturday, July 21, 2012

Rasa syukur dan pertemanan - Sebuah perjalanan hidup

Hari ini dilalui dengan sedikit santai. Mungkin karena memang tidak begitu banyak janji yang harus ditepati. Berangkat dari rumah sekitaran siang menjelang sore, drop barang di kantor teman dan kemudian pergi berjuang menembus kemacetan menuju pusat kota. Maklum tinggal di daerah pinggiran membutuhkan waktu lebih lama dari sekedar satu atau dua jam. Macetnya menjelang puasa hari pertama tampak menggila dibanding hari-hari lainnya.

Saya datang agak terlambat ke tempat makan malam yang dijanjikan. Macetnya Jakarta membuat semua yang terkadang sudah direncanakan dengan baik malah berjalan tidak baik atau malah bisa membuat berubah rencana.

Ini sepertinya reunian satu tahun sekali. Ketemu dalam dunia maya atau jejaring sosial terlihat berbeda dengan ketika bertemu secara langsung. Pembicaraan yang sekiranya menjadi sebuah pembicaraan basa-basi terkadang diperlukan. Saya adalah orang yang boleh dikatakan ada dalam level paling rendah dalam dunia pendidikan ketika bertemu teman-teman saya dari grup ini. Well, dari semua grup pun tampaknya level pendidikan saya yang paling rendah. Ada rasa miris pada diri saya sendiri ketika semua bicara tentang proses melanjutkan kuliah atau proses belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Saya masih punya keinginan untuk itu tapi mungkin *kembali saya menyalahkan* kondisi yang tidak memungkinan saya untuk bisa seperti mereka-mereka.

Saya lebih banyak diam dan sibuk dengan pikiran saya sendiri. Mungkin dalam etika pergaulan itu salah dan tidak baik, tapi terus terang aja saya tidak bisa mengikuti arah pembicaraannya. Lagian dunia kerja yang sangat berbeda membuat saya harus menjadi seorang pengamat saja.

Saya memaknai semua persahabatan dan pertemanan yang terjadi, yang ada dan yang kemudian terkadang hilang karena banyak hal dan banyak faktor. Kalau kata film Arisan 2 kurang lebih: Teman datang silih berganti. Sahabat tetap. Iya, saya setuju itu, kehidupan pun berjalan terus dengan segala dinamikanya.

Ada rasa rindu untuk kembali bercengkrama, bercanda, bersenda gurau dengan orang-orang yang dulu pernah dekat menjadi sahabat baik namun kemudian hilang atau tak lagi kenal. Namun sebagai manusia yang terus belajar untuk menjadi seorang yang bijaksana, saya tidak pernah menyesali atas apa yang terjadi. Kesalahpahaman sering kali terjadi dan tergantung pada manusianya untuk mensikapinya seperti apa.

Ketika semua sudah pada jalannya, ketika semua sudah mengambil sebuah sikap atas sebuah pertemanan, yang bisa saya lakukan adalah menghormati keputusan tersebut dan melanjutkan perjalanan hidup saya untuk menjadi manusia yang lebih baik. Mungkin terdengar klise, mungkin terdengar sangat naif namun itulah yang saya jalani sekarang. Roda tidak selamanya diatas dan roda pun tidak selamanya berada dibawah.

Saya mensyukuri nikmat Tuhan atas segala yang telah diberikan oleh-Nya baik itu berupa kesenangan atau kepahitan karena saya percaya bahwa Tuhan selalu bekerja dengan cara-Nya yang misterius.

Bisa ada pada posisi saya sekarang ini bukanlah sebuah perjalanan yang mudah. Betapa saya dicemooh dan dihilangkan dari daftar pertemanan oleh beberapa orang, tapi saya bersyukur masih ada teman-teman yang mau menerima saya apa adanya. Pada merekalah saya berterima kasih dan bersyukur bahwa mereka sangat menghargai pertemanan itu.

Inti dari kejadian-kejadian hari ini adalah saya bersyukur bahwa saya masih bisa terus melanjutkan perjuangan hidup dan tanpa malu mengatakan bahwa saya bisa ada pada posisi sekarang karena usaha, doa dan juga bantuan teman-teman baik.

Ah, meracaunya semakin ngga jelas. Tampaknya udah waktunya sahur. Mari!

Friday, July 20, 2012

Rasa Syukur - sebuah ucap tak pernah cukup

Ramadhan sudah memasuki bulannya. Alhamdulillah masih diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk merasakan nikmatnya bulan Ramadhan tahun ini.

Begitu banyak kejadian dan waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa setengah tahun sudah berjalan dan kehidupan terus ada dengan dinamikanya naik dan turun. Yang paling utama adalah rasa terima kasih pada Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dan juga nikmat tak terkira.

Seperti layaknya roda yang berputar tidak akan terus diatas, dengan rasa syukur yang tak pernah henti kini saya bisa  merasakan nikmat hidup yang telah diberi oleh-Nya. Iya, nikmat hidup.

Semoga di bulan Ramadhan ini bisa diselesaikan dengan sempurna dan tanpa ada halangan yang berarti. Semoga di bulan Ramadhan ini Allah memberikan hikmah dan kepercayaan lebih kepada saya untuk bisa menjalankan hidup dengan lebih bermakna dan bermanfaat bagi banyak orang.

Semoga. Aamiin!