Tuesday, June 26, 2007

CUMAN SEKEDAR TULISAN ISENG

Gara-gara baca postingan di blognya si NENG geulis ini yaahhhh yang notabene masih single, pintar dan bersahajalah pokoknya .. *anjheeeerrrr .... dipromosikeun ku sayah siah, NENG* maka saya tergelitik untuk menulis tentang seorang pembawa acara yang mungkin beliau ini sudah lama berkecimpung dalam dunia per-émsi-an, tapi karena *ehm .. ini bukan excuse lhoo* saya tidak tinggal di Tanah Air untuk kurun waktu yang cukup lama, yang mana sampai sekarang pun saya masih berada di Negerinya Paman Sihanouk, jadi saya ngga tau kalau beliau ini ternyata suka membawakan acara dan juga acara itu sendiri.

Wong pertama ngeliat beliau ini pas lagi iseng barengan sama Kepala Rumah Tangga dan Juru Masak nonton acara Mama Mia Show yang ditayangkan oleh Indosiar. Berpasangan dengan Ruben, Om Steny ini menjadi pembawa acara di show yang rasanya menurut sahibul hikayat mendapat rating yang tinggi dan mendadak digemari seperti ketika AFI muncul untuk pertama kalinya beberapa tahun yang lalu.

Pokoknya jangan ditanya dech, jam tujuh sampai dengan selesai, semua mata *walaupun ngga semua sich .. ah hem! secara sayah téh suka hiperbola* masyarakat Indonesia di Kamboja pasti langsung menonton satu-satunya channel Indonesia yang bisa ditangkap di Kamboja ini melalui TV kabel. Kalo punya parabola mah hampir semua stasiun TV swasta di Indonesia bisa ditangkap.

Naaah .. entah kenapa yaa, bukannya ndak suka sama Om Steny ini tapi kadang cara dia membawakan acara terasa menganggu dengan ungkapan-ungkapan bahasa Inggris yang diucapkan tapi juga sekaligus diterjemahkan. Kenapa sich ngga bisa pakai bahasa Indonesia keseluruhan ajah selama acara berlangsung.

".. kita lihat hasilnya that needs a lot of efforts, yang memerlukan usaha yang cukup banyak, to win, untuk memenangkan ... "

HALOOOOOOOOOOOOOOOO ....
Kenapa atuh Om ngga buka kembali ajah itu acara Pelajaran Bahasa Inggris yang dulu diasuh oleh Tante Nisrina Nur Ubay sama Om Anton Hilman ? .. eh siapa tau dengan Om Steny disitu bisa mengangkat kembali rating TVRI yang mungkin sekarang terpuruk jauh dibawah.

Belum lagi acara itu sendiri *haiyaaaaaaaaaaahhh .. meuni banyak protes yaakk* .. entah kenapa ajang Mama Mia Show ini kok kayaknya malah menjadi usaha sang mama untuk mengorbitkan anaknya menjadi superstar sekelas Kris Dayanti, Titi DJ atau mungkin Ruth Sahanaya.

Potongan-potongan adegan sang mama yang memberi motivasi pada sang anak tampak kok canggung yaa, belum lagi sang anak yang terlalu gaul dan terlihat jengah dengan promosi atau atensi sang mama yang berlebihan.

Bukan mengambil pilihan pada satu pihak tapi *kebetulan* pas nonton acara itu pas dapat Ajeng dan mamanya yang ternyata adalah pengamen jalanan. Dari semua kontestan saya ngeliat bahwa Ajeng ini memang mempunyai talenta tersendiri, percaya diri dan menurut kabar pun sampai sekarang walaupun sudah masuk di 13 besar tapi masih mengamen dari bis ke bis *euleeeeeeeeeeeeuuhh .. katanya mah ngga ngikutin tapi meuni tau segitu detailnya yaa .. hahahahaha*.

Belum lagi pengungkapan sang anak akan sang mama yang aduuuh tiba-tiba saja sayah pengen tenggelam kalau mendengarnya ..., sang mama adalah segalanya, mama itu paling top, mama itu paling baik, mama itu bla bla bla .., mama itu da da da ...

HALOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO .. bhoooo, he'eh pastilah secara disorot kamera dan disaksikan *mengutip Om Steny* berjuta-juta pemirsa di Tanah Air plus orang-orang di luar negeri yang bisa menangkap siaran ini, udah pasti atuh ngomongin yang terbaik buat sang mama. Itu wajar ... yang tidak wajar adalah cara mengungkapkannya yang terkadang dibuat-buat, yang terkadang itu yaa dengan bahasa dan kecentilan yang haduuuuhhhh ...

Belum lagi yaa yang bikin sayah suka pengen ketawa adalah ketika diumumkan perolehan hasil dari para juri, sang mama dan sang anak komat-kamit baca doa. Tidak ada larangan baca doa, itu adalah hal yang *kembali sayah katakan* wajar dilakukan, untuk meminta yang terbaik pada Yang Punya Hidup. Tapi ...mbok ya dilakukannya itu pas juri lagi voting, bukan pada saat pengumuman atuuuhh ..., karena kan tangan juri itu memencet tombol pada saat voting. Atau mungkin mereka komat-kamit berdoa minta ketegaran dan ketabahan seandainya hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, hahahaha, sayah aja yang punya anggapan buruk mungkin.

Naaahhh, .. pointnya apa dari keluh kesah saya ini ?
Ngga adaaaaaaaaaaaaaaaa, cuman ingin rame-ramein ajah dan belajar jadi kompor, ngikutin trend *halaaaaahh siaaahh* teman-teman yang lagi pada bicarain ajang Mama Mia Show ini.

Udah ah ... sayah mau nonton dulu American Sweetheart's ...

Yuuukkkk .. mariiiiiiiiiiiiiiiii .....

Monday, June 25, 2007

THE DAY

Someone said that somehow every month we have our day of the month, whether it is true or not but in fact today it happened to me.

Starting with the lunch that wasn't a nice place choosen by Ratana, the food was great, it was because we were hungry or may be it was a great food, I got no idea. Phnom Penh was cloudy and had little rain during the day. We kept teasing Ratana by being bitchy about the place. A group lunch with Kwong, Sothea, Lina, Veasna, Ratana and the love birds of course, Sophie and Makara. Ordered the drink then it started with most of the food that we ordered were not available most of it. What a restaurant. I ordered my favorite fresh Guava juice but the color and the taste was so weird.

"They blend the skin as well, I guess," Kwong said.I could only giving a long sigh. As Lina's Guava juice coming, had the color even more terrible, brown, a dark brown.

"This is one is 18 years old Guava juice, " as Kwong pointed to my Guava, "and that one is 45 years old Guava juice, " he pointed to Lina's Guava juice. We all laughed. The good thing of being Kwong's in the group is that he always manages to bring laugh and jokes that we all love, not mentioning the experience he has in his life as he is one of the oldest.

Lunch finished and everyone headed to Fresco Café. One of my favorite place in Phnom Penh for having coffee during after lunch until around five to six pm. I usually go there on weekend for coffee, reading and writing some of my thoughts. Some of us had coffee and some of us had fresh juices plus the cakes. I was sitting at very behind and exactly under the air-cond, what I meant by under the air-cond was really under the air-cond so we did not feel the air cond at all but somehow I was so happy because I could get a good look to someone that I like in Fresco!.

The day of my month started from Fresco. The particular someone that I like giving me a smile and I was so happy.

From Fresco we went to Makara's soon-to-be Fresh Juices Café that she planned to open since two months ago, I guess but up till now due to some reasons she could not open on time. We discussed about this and that. I was happy giving her some thoughts, I was willing to help her as my background was in food business for nine years.We spent around a half hour there.

Then from Fresco Kwong dropped me at the Embassy. Yes, it was my schedule of practicing a Javanese dancing. As I ever told that I used to practice Javanese dancing back then when I was in Elementary School, it's been ages and now I am willing to do it again. This "Bambangan Cakil" dance really killed my bones. I am old and somehow never did the sport so when the dance practice started I got to learn and familiar myself with all the codes and moved. It was two hours time that I felt like twelve hours. Call me exaggerated but that exactly what I felt. I was happy though.

Finished the practice, I went back. Arrived at the Residence and my boss was having meeting with all his staff. I was taking a rest at my cold, cozy and comfortable room while texting to Kwong and Sothea about the program for tonight.

We met at Belami. A boutique owned by Sothea, Lina and their three partners.As usual we don't know where to go for dinner but then all of us finally agreed to go to Setsara, a Khmer Thai Restaurant and this time Kwong choose the menu as we all give him our own favorite food. Finished dinner all went home, Kwong dropped me at the Residence as he promissed to pick me up again at 11 pm to have a drink then do our ritual Saturday evening, visiting Heart of Darkness.

While waiting Kwong to pick me up, I was at the kitchen talking with the Butler and the Chéf. We discussed about one of the Indonesian mini series that playing at Indosiar that somehow I know that story was a plagiarsm from Korean drama series Stairway to Heaven. Then I brought my dvd player to the kitchen and played the Stairway to Heaven for them. They were so surprised. Another creative idea from the producers, I guess. Should I be ashamed or not, I am speechless already.

Ten thirty the meeting finished, my boss went to the kitchen to inform and I helped the Butler cleaned up the room. Then around 11 pm Kwong sent me text telling me that he was in front of the residence already. I went out and we went to have a drink at the Blue Chilly. A pub that somehow was not that famous but we loved to go there sometimes.

At Blue Chilly we sat ordered our drink and started to chat until someone who sat beside me was asking where I was from. I said I came from Indonesia. He was a little bit drunk somehow then he pointed to me, to himself and to a friend of him who sat beside him while saying, "Indonesia, Vietnam and Philippines."

Then his friend was talking to me with a surprise tone in his voice. "You come from Indonesia ? Somehow I know because we met before and your face is so familiar but I did not dare to ask you." Eh .. I never know that I am that famous in Cambodia ha ha ha.

We started to chat about the life in Cambodia, all those classical mambo jumbo things. Looking at my watch it passed midnight already and I said good bye politely and asked Kwong to go to our next destination. Heart of Darkness.

Arriving at Heart of Darkness around 12.30 am, when I went inside I felt something different which I could not describe, I felt that I knew everyone there though of course not everyone there I knew.

First I met with Sok Ly, said hi as usual, he was telling me that he would have a workshop at Bogor on ten of July for two weeks and then I met Dara Chan, the owner of Salt Lounge, then after that Din came to say hi. I was greeted by Bora when sipping a bottle of Smirnoff Iced with Kwong near the bar. Knowing there are two empty chairs at the bar we both went to sit there. After that Dent came, then Kosal and Long.

I said to Kwong why tonight like everyone that I know was here. Then Kwong said to me, "May be it is your day of the month." I was stunned with what he said because I've never heard about it and come to think of it somehow it's true.I felt happy.

Getting sleepy and bored at the bar then we went to our regular place near the dance floor. Then started to get the feeling again, Igor was there at the dance floor dancing with David and not long time I was so surprise seeing Thy at the dance floor and dancing with David and Igor. Thy is always my favorite friend and I got this uneasy feeling.

I got the heart beat when saw Thy at the dance floor but then I felt a knife goes deep and deep into my heart seeing Thy dancing with David and Igor. I managed to be there for another fifteen minutes before went home.

Now I am in my room typing all this nonsense story. Somehow I need to release what is burdening my mind.

So, anyone if you ever feel what I feel now, I tell you something, treasure that in your mind. It's true that we do have our day of the month but may be I haven't noticed until I experienced that by myself. Thanks to Kwong to tell me that. May be it's nothing for him but I am willing to search and feel again my day of the month in the following months.

Now I can sleep with a smile in my face, like the sweet smile given by the particular person that I like in Fresco.

Good night, everyone.

Tuesday, June 05, 2007

MENARI

Entah kenapa tiba-tiba bulan lalu saya terintrik untuk kembali berlatih tari Jawa, yaa .. kembali berlatih. Terakhir saya mengikuti latihan tari pada masa saya SMP kalau tidak salah eh tidak .. masa saya SMA karena harus mengikuti seleksi program pertukaran pelajar dan dalam salah satu testnya adalah mampu untuk menunjukkan salah satu seni Indonesia maka saya kemudian berlatih keras Jaipongan, sebuah tarian dari tatar Pasundan. Dulu waktu SD dan SMP saya sempat berlatih Tari Jawa jadi pada dasarnya dasar yang saya miliki sudah kuat. Itu perkiraan saya ketika saya mulai berlatih lagi menari demi memenuhi hasrat sebagai banci tampil untuk acara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta, bedanya adalah kalau dulu berlatih menari karena tuntutan (saya dibesarkan di lingkungan keluarga dengan kultur Jawa yang sangat kuat) dan untuk bisa membuat bangga orang tua walaupun cuman tampil di kalangan terbatas (RT / RW maksudnya dan kompleks rumah) sekarang untuk tampil di depan masyarakat Indonesia yang tinggal di luar (ngga beda jauh sih skala banyaknya penonton).

Perkiraan tinggal perkiraan, ketika latihan dimulai untuk pertama kalinya, saya merasa ingin tenggelam, .. pertama karena postur tubuh yang benar-benar bukan postur tubuh penari :p ... kedua adalah hitungan-hitungan satu sampai empat dan satu sampai delapan yang dulu saya bisa mengiramakannya dengan sangat mudah di luar kepala, kini saya harus berkonsentrasi lagi agar bisa sampai pas pada gong atau pada perpindahan gerakan ... ketiga kakunya tulang-tulang yang sudah lama *God knows when was the last time* tidak pernah dipergunakan untuk meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan atau pun berdiri dengan tegak ... keempat berlatih tari yang dulu sekali latihan dua jam setengah saja masih terasa kurang dan tak terasa, kini hanya satu jam a.k.a enam puluh menit serasa berjam-jam dan tak selesai-selesai.

Tari Jawa yang saya tarikan kali ini adalah Bambang Cakil, bercerita tentang seorang satria yang pergi bertapa namun diganggu oleh cakil dan akhirnya mereka pun berkelahi. Bisa menebak saya menjadi apa dalam tarian tersebut ? .. hihihihi,

Istilah-istilah gerakan pun kini kembali terngiang dan berloncatan di dalam pikiran saya. Saya masih berusaha untuk menghapalnya.. mulai dari tawang, sisik, sampur, pleyotan dan lainnya. Lama sudah saya berusaha untuk mencari orang yang bisa mengartikan semua gerak dalam tarian Jawa. Yang saya tahu pasti bahwa setiap gerakan mempunyai arti tersendiri, ... lamanya tarian pun melambangkan sesuatu. Saya memang pengagum budaya tari Jawa khususnya dan tarian-tarian Nusantara lainnya.

Menurut penilaian sang pelatih tari saya sekarang ini, diperkirakan dalam tempo satu atau dua bulan saya sudah dapat menguasai semua gerakan dan setelah itu tinggal pemantapannya saja. Saya sendiri yakin hal itu tapi disisi lain juga saya memiliki keraguan apakah saya mampu melakukan tarian tersebut dengan sempurna. Tentunya program pertama yang harus saya jalankan seiring sejalan dengan latihan Tari Jawa ini adalah program pengurusan badan, hahahhahaha, penurunan berat tubuh merupakan sesuatu yang sangat sulit dilakukan belakangan ini terlebih lagi dengan adanya undangan ini dan itu yang membuat kadar makan saya .. ehm .. bertambah .. hahahahahaha.

Satu hal yang saya rasa ketika saya mulai kembali berlatih Tari Jawa ini, sesuatu yang dulu pernah ada dalam diri kini terasa kembali ada. Mudah-mudahan latihan ini bisa membawa saya kembali ke arah perbaikan yang lebih baik lagi, dengan cara bagaimananya hanya Tuhan dan saya yang tahu.

Nah nah nah .. saya sudah mulai meracau tak karuan ... lebih baik berhenti, ...