PESTA DAN DOA
Seperti tahun-tahun yang lalu, semua orang sudah mulai terlihat sibuk ber-sms ria ataupun saling menelpon dan kirim email dengan satu topik pembicaraan saja yaitu pesta tahun baru. Saya pikir wajar saja karena perayaan pergantian tahun seolah sudah menjadi tradisi untuk dirayakan, dihura-hurakan, diekspose, dikumandangkan kemana-mana, mungkin untuk tahun-tahun yang lalu hal tersebut adalah hal yang lumrah namun tidak untuk tahun ini. Kedatangan tahun 2005 disambut dengan hujan air mata, derita nestapa, perih, luluh lantaknya rumah, semua terbebat dalam satu gelombang tsunami.
Pro dan kontra mulai bermunculan dan membawa pada satu penyelesaian yang cukup sederhana. Pesta boleh saja namun disarankan untuk tidak berlebihan dan disela-sela pesta pun diselingi dengan doa dan acara pengumpulan dana untuk membantu korban tsunami. Tapi, kembali, nurani bertanya, masih cukup pantaskah pesta walau cuman biasa-biasa saja ?
Tidak ada keramaian khusus di Phnom Penh karena memang pesta tahunbaru internasional bukanlah pesta tahun baru mereka, biasanya mereka akan merayakan pesta tahun barunya di bulan April. Khmer's New Year -- even the King invites all Head of Diplomatic Mission to the Royal Palace to attend the dinner.
Sementara itu dikalangan masyarakat Indonesia sendiri semenjak dua hari lalu sudah mulai ada kasak-kusuk dari beberapa teman yang ingin menyelenggarakan doa bersama dan pemasangan lilin bagi para korban tsunami. Sebelumnya saya pernah melontarkan ide ini dan ditanggapi dengan baik oleh salah satu rekan, niatannya tidak menyelenggarakan pesta besar namun sebuah pesta sederhana [well, tapi tetap saja disebut pesta, bukan ?]; tidak memungut bayaran tapi meminta sumbangan yang hasilnya akan disumbangkan ke NAD. Makanan pun merupakan swadaya teman-teman; acara pun hanya pemasangan lilin, pembacaan doa, pembacaan puisi yang menyayat hati [karena dibacakannya sambil menjerit-jerit].
Klise memang terdengarnya tapi memang begitu kenyataannya. As the party is over, I go home, rasanya malas untuk kemana-mana dan rasanya hari-hari berlalu begitu saja, hanya berganti dari angka 2004 ke 2005. Sempat sih instropeksi diri dan memantapkan tujuan yang harus dicapai di tahun 2005. Malu rasanya, begitu besar nikmat yang diberikan oleh-Nya namun sedikit yang saya berikan pada-Nya.
Sebagai manusia biasa seolah segala sesuatu tidaklah berkecukupan, tidak pernah puas, namun sekarang ini saya belajar untuk mengekang semuanya dan menikmati hidup sehidup-hidupnya sebagaimana sudah saya putuskan ...
LIVE LIFE TO THE FULLEST
Tuhan,
kini kuberpasrah pada-Mu
memohon ampunan-Mu
atas segala dosa
Tuhan,
terimalah sujud syukurku
atas segalanya yang telah
Engkau berikan dan limpahkan
jadikanlah hamba-Mu ini semata
orang yang mengerti akan arti syukur
dan bukan orang yang mengkufurinya
Tuhan,
terimalah ucap doaku
No comments:
Post a Comment