OMONG-OMONG KOSONG
Lagi-lagi harus bertarung dengan sebuah dilema. Bukan suatu dilema berarti tetapi mungkin juga bisa menganggu satu ritme ketenangan dalam satu langkah kehidupan bagi satu orang manusia atau kebanyakan makhluk-Nya.
Sebagai seorang manusia yang punya satu kuasa tinggi, adalah hal bijak untuk tetap menundukkan kepala dan bersikap rendah hati, tapi mungkin itu semua hanya teori ucap belaka. Buktinya ... pada saat dijalankan, pada saat terjadi, hampir semua orang, 100 atau bahkan 1000 persen akan mengatakan bahwa teori itu salah dan menentang hal itu.
Fenomena yang terjadi biasanya adalah semakin tinggi posisi seseorang maka semakin tinggi pula dagu yang terangkat [entah darimana sejarahnya sehingga mengangkat dagu diindikasikan / diinterprestasikan sebagai satu simbol keangkuhan, jumawa, kesombongan] dan juga semakin memandang rendah makhluk lainnya dalam segala hal.
Seandainya saja mereka semua sadar bahwasanya dihadapan Allah, Tuhan yang Maha Pencipta, semua adalah sama kedudukannya, mungkin mereka akan mawas diri. Sayangnya terlalu banyak tuhan-tuhan kecil di dunia keseharian kita. Bergidik saya membayangkan jika satu hari seorang manusia biasa kemudian diangkat derajatnya sebagai Tuhan. Terkadang ucap seorang manusia pun, jika punya satu kuasa adalah ucapan mutlak, tak dapat ditawar, tak dapat diganggu gugat lagi seolah adalah dalil mati, sabda Rasul sejati, pasti hukumnya atau mungkin setara dengan firman Tuhan. Suka atau tidak, itulah kenyataannya ...
Anyway, ... saya ini hanya beromong-omong kosong saja, mencoba menjabarkan rangkaian kalimat yang ada dikepala. Ngga ngerti esensi sesungguhnya dari ini semua. Pokoknya asal ngomong saja daripada ada dalam pikiran, emosi, hati, nurani sehingga menumpuk menjadikannya penyakit .. TBC .. HIIIIIIIIIIIIYYYYYYYYYYYYYYYY !!!!
No comments:
Post a Comment