Wednesday, May 18, 2005

semalam ketika mata bertaut
mulut tak lagi bicara
sejuta rangkaian aksara
dalam untaian kalimat bermakna
hilang
lenyap
membias
seperti jelaga asap
dalam kabut
menyatu
dan tak lagi terpisah

Semalam ketika mata bertaut
hati bicarakan sejuta asa
akan cita
akan cinta
dalam setiap jejak langkah
napas tak lagi serukan gulana
degup jantung tak lagi nyanyikan gundah
durjana kegelisahan pun enggan bertandang

semalam ketika mata bertaut
tak lagi ada keraguan
akankah kepastian semakin menjejak erat ?
pada setiap hembusan napas kehidupan ?
pada setiap detak jantung kecintaan ?

semalam ketika mata bertaut
dan kau memelukku
mata terpejam
dan buaian ode malam pun
tak lagi kurasa
mengembang senyum dalam mimpi indah
semata
senantiasa

phnom penh, jam empat tigapuluh pagi, sembilanbelas mei dua ribu lima

No comments: