Monday, April 04, 2005

TOUCH OF INDONESIA 2005
04 April 2005

Untuk kedua kalinya Kedutaan Besar Republik Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia di Kamboja dan partner kerja kedua belah pihak mengadakan Indonesian Trade, Service and Tourism Exhibition 2005.

Kali ini eventnya lebih besar dari yang dilaksanakan pada bulan Desember 2004. Event yang sekarang diadakan disalah satu convention hall terbesar di Phnom Penh, Chenla Theater dan akan berlangsung selama tiga hari dari mulai tanggal 08 sampai 10 April 2005, pukul 09.00 sampai dengan pukul 21.00.

Persiapan sudah dilakukan semenjak dari bulan Januari 2005 dan saat sekarang mendekati hari H yang kurang lebih tinggal 3 hari lagi, masih banyak terdapat celah kosong yang harus diisi dan harus dijadual ulang ataupun dibuang dan diganti dengan yang baru. Memang bukan hal yang baru buat saya menangani apa yang disebut dengan event, tetapi hal yang baru buat saya mengerjakan event dengan melibatkan orang-orang yang punya etos kerja malas, hanya mau uangnya saja, hanya melihat dompet orang lain tanpa mau melihat dompet sendiri, birokrasi [please God forgives me for keep swearing about the government policy] yang naudzubillah min dzalik dan sejuta enam belas komando yang datang dari sejuta enam belas komandan.

Akhirnya saya menyadari bahwa terkadang dengan memberitahu banyak hal dengan niatan berbagi ilmu pengetahuan ataupun pengalaman, terkadang malah menjadi bumerang bagi diri sendiri. Banyak usulan saya yang pada akhirnya kembali kepada saya untuk mengerjakannya sementara itu kredit diambil oleh orang lain. Sekali dua kali saya masih diam tapi ketika hal ini terus berulang, saya tak tahan lagi untuk tidak berteriak dan berbicara dengan intonasi yang oktafnya naik setengah nada acap kali ada meeting mingguan untuk evaluasi dan informasi.

Dari jumlah 33 orang yang terdaftar pada daftar kepanitiaan, yang bekerja keras membanting tulang jungkir jempalik bisa dihitung dengan jari tangan. Bayangkan, sebuah event besar membawa nama bangsa dan negara tetapi rasa nasionalisme dan loyalitas pada Negara Kesatuan Republik Indonesia seolah-olah hanya obligasi semata.

Image hosted by Photobucket.com

Saya hanya bisa berdoa saja semoga segala jerih payah yang sudah dilakukan dan dikerjakan secara bersama-sama oleh satu tim kecil yang merupakan bagian dari tim besar, dapat berhasil dan bisa mengharumkan nama Tanah Air.

Buat saya bukan masalah eksistensi saya sebagai seseorang yang boleh dikatakan cukup punya pengalaman sebagai floor director di berbagai event yang harus diakui, namun buat saya adalah satu masalah jika acara ini tidak berlangsung dengan lancar sesuai keinginan bersama, karena nama bangsa dan negara yang dipertaruhkan.

Adakah saya mampu menyelesaikannya dengan baik ? Ora et Labora .. berdoa dan berusaha .. :)

1 comment:

Anonymous said...

rio

gudlak buat acaranya ya. don't be discouraged by people getting the recignition they don't deserve. you'll get your chance eventually;).