Thursday, April 28, 2005

KELUH KESAH

Tiba-tiba saja beberapa kejadian kecil menganggu perjalanan kehidupan hari ini. Sebenarnya mungkin masalah yang sepele, masalah yang kecil dan tidak perlu dibesar-besarkan.

Sebagai seseorang yang selalu diminta untuk berpikir paling tidak dua atau tiga langkah kemuka, hari ini secara sukarela saya menelpon Ibu KRT untuk menanyakan persiapan acara makan malam besok di kedutaan yang kebetulan yang punya hajat adalah om Athan. I called Ibu KRT untuk menanyakan sampai sejauh mana kira-kira persiapannya. Saat saya menanyakan mengenai cutleries, pemanas makanan dan sebangsanya yang kiranya berkaitan dengan penyajian, sang Ibu dengan sangat mudahnya menjawab tidak tahu, pokoknya beliau hanya tahunya masak saja, masalah cutleries bukan urusan dia, pokoknya dia mau begitu masakan selesai, the table is ready including the heater dan lain sebagainya. Pokoknya beliau ngga ngurus yang lain, hanya masak. Pokoknya ...

I was kind of surprised melihat sikap dan tindak-tanduknya yang begitu. Kalau bicara soal pengalaman bekerja di perwakilan nich .. saya ngga ada apa-apanya dibanding beliau, beliau sudah 3 kali ikut di perwakilan dan tentunya pengalaman pribadinya sangat sangat sangat banyak dan sangat sangat sangat membantu. But hei, I am not complaining, itu semua tidak menjamin bahwa semua urusan bisa terpenuh.

Seharusnya kan berinisiatif untuk melihat semuanya. I was about to say something tapi kemudian I realized it will just then waste my energy.

Kejadian kedua adalah menjelang Maghrib. Hari ini seperti Om Dubes melakukan puasa rutin Senin - Kamis. I was in my desk cleaning old files dan tiba-tiba saja saya ingat bahwa hari ini adalah hari Kamis dimana Om Dubes biasanya puasa. Lalu sebelum berangkat menuju airport untuk menyambut anggota dewan yang terhormat, saya kemudian bertanya hendak buka dan makan malam dimanakah beliau ? beliau bilang akan buka dan makan malam di kantor *hiiksss .. berarti akan pulang malam banget nampaknya malam ini*.

I called Ibu KRT untuk memberitahukan kabar bahwa Om Dubes akan buka dan makan malam di kantor. Selang beberapa lama she called me dan minta Mr. Driver untuk ke Wisma mengambil buka dan makan malam Bapak. Saya bilang bahwa Bapak and the driver went to airport untuk sambut tamu. Lalu mulailah dengan kebingungannya mengenai siapa yang akan ambil makanan karena tidak ada supir, karena tidak ada yang punya motor, karena tuk tuk sudah sulit jam pulang kantor .. karena ...

Again, I didn't say anything, only then I took actions dengan menghubungi kiri-kanan, minta tolong kiri-kanan dan berkorban sedikit, akhirnya segala perangkat makan dan lauk-pauk Om Dubes untuk buka puasa bisa available.

Hal ini bukan yang pertama kali terjadi, namun sudahlah saya berusaha untuk mentolerirnya. Banyak kejadian yang menurut pandangan saya pribadi sekarang ini merupakan penurunan prestasi. Satu hal yang tidak disadari oleh beliau bahwa beliau semakin hari semakin tua, namun kekerasan hatinya dan kalau boleh dikatakan kesombongan akan kemampuannya membuat beliau tidak sadar akan hal itu.

Secara kerja pun sudah tidak seperti ketika baru saja datang. Well, saya tidak mengatakan bahwa kondite kerja saya baik namun jika kita sudah terbiasa akan satu standard dan tiba-tiba dirasakan bahwa standard itu sudah tidak ada lagi, pastinya kita merasakan perubahan yang significant akan hal tersebut.

Saya pernah mencoba untuk bicara seperti yang disarankan oleh salah seorang sobat saya disini, namun yang terjadi adalah mogok kerja secara halus walaupun beliau tidak mengatakannya namun hal itu sangat saya rasakan. Instead of being open minded selayaknya seorang profesional yang sudah lama dibidangnya, ini malah merajuk seperti anak baru magang.

Mungkin sekali apa yang saya katakan diatas terkesan kasar namun itulah apa adanya. Saya hanya coba untuk mengeluarkan apa yang ada didalam hati dan pikiran saya. Nobody wants to listen to me dan nobody has an available time to listen to what I want to say or tell, jadi mungkin cara yang paling baik adalah dengan menulis.

Well, predikat saya dari dulu adalah PENDENGAR yang baik, saya tidak pernah complaint jam berapapun teman-teman saya mau cerita, terkadang mereka mengulang cerita yang sama berjuta-juta kali namun saya hanya tersenyum. Sayangnya hal ini tidaklah dibalas dengan hal yang sama, acap kali saya mau cerita, pastinya selalu dipotong atau tidak didengar. Again, I am not complaining here tapi sudahlah, mungkin memang jalan atau pun suratannya begitu.

Sekarang ini saya banyak menelan sendiri akan apa yang sedang terjadi, akan apa yang saya rasa. Itu mungkin cara yang paling baik, saya hanya berharap bahwa saya masih punya kesabaran dan kekuatan lebih untuk bertahan.

I am not asking too much, listen to me for a while, that's all I ask ...

No comments: