TUNTAS SUDAH SATU KERJA
11 April 2005
Setelah memakan waktu persiapan hampir tiga bulan lebih, akhirnya tuntas sudah hajatan 3 hari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh, Kerajaan Kamboja. KBRI Phnom Penh yang pada bulan lalu menggelar Indonesian Trade, Services and Tourism Promotion 2004, maka kemarin pada tanggal 8 sampai 10 April 2005 mengadakan Indonesian Trade, Service and Tourism - Touch of Indonesia 2005.
Namanya juga kerja dengan birokrat maka proses birokrasi yang berbelit-belit dan berkepanjangan akhirnya menimbulkan gesekan-gesekan dan juga percikan-percikan kecil yang saya sadari pada akhirnya nanti akan meledak (hmm .. mengingat nanti tanggal 13 akan ada evaluasi besar-besaran .. )
Dimulai pada hari Kamis pagi ketika tim inti dari panitia meninjau lokasi. Menurut sahibul hikayat katanya hari itu sudah bisa up-load barang dari pagi tapi ternyata hari itu akhirnya baru bisa pada up-load barang menjelang malam hari karena booth baru saja dimulai pekerjaan pemasangannya pada menjelang siang hari. Tertundalah satu pekerjaan. Setelah booth terpasang maka dimulailah pemuatan barang ke masing-masing stand. Gilanya lagi, dengan udara yang cukup cerah ceria atau bahasa halusnya menyengat ubun-ubun, AC tidak dipasang. Setelah kita semua mengeluh mengenai betapa saunanya ruangan tersebut, sang ketua panitia dengan santainya hanya bilang : "Maaf saya salah informasi, AC baru bisa itu besok, hari ini tidak termasuk AC." Grrrrrgggggghhhhhhhhh ... geram namun sudah tidak bisa apa-apa lagi.
Set up panggung pun dilakukan semenjak siang, yang mana membuat semua orang mukanya seperti kepiting rebus dan badan berkeringat seperti diguyur air. Sedikit demi sedikit pekerjaan dijalani dan akhirnya menjelang malam, selesai sudah, tinggal finishing touchnya saja.
Saya sampai di Wisma menjelang pukul sepuluh malam, niatnya tadinya ingin menunggu Om dan Tante Dubes (beliau berdua sedang menghadiri acara makan malam bersama Menlu Kamboja) tapi setelah melihat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang dan sebagian teman menggussip sudah pulang, alhasil pulanglah saya.
Baru saja tiba sekitar lima belas menit di Wisma, tiba-tiba muncullah Om Dubes didepan pintu kamar saya. "Har, kita ke Chenla yuk. Berangkat sekarang saja." ... dengan tergagap-gagap saya bilang iya dan segera lari kebawah untuk menyiapkan mobil.
Sampai di Chenla semua sudah siap secara 85 persen. Tinggal finishing touchnya pagi-pagi menjelang pembukaan. Lagi asyik-asyik ngobrol dengan Mr. Gregg; the photographer, tiba-tiba Om Dubes minta saya untuk merubah setting panggung ... Gubraaaaaakkksssss ... !!! .. lalu dengan sedikit argumentasi dan juga daya pikir yang logis, akhirnya setting panggung tidak jadi dirubah (Pfffuuuiiihh .. baru pertama kalinya ini saya mendebat beliau, untungnya didukung background pengalaman sebagai floor director di beberapa event).
Setelah melakukan the last round checking, pulanglah kami pada pukul 00.45.
Inilah hasil karya putra bangsa dengan kondisi yang seadanya dan serba dadakan. Birokrasi bertele-tele dari birokrat yang akhirnya menghambat daya cipta kreasi manusia .... beberapa teman ditanah air ada yang mengatakan bahwa panggung itu seperti panggung 17an or seperti panggung kawinan .. namun bagi saya pribadi, ini adalah panggung kebanggaan, yang dicipta ditengah konflik yang terjadi pada satu event besar membawa nama bangsa dan negara tercinta. I am proud of it, I don't care what others said ... at least in the depression and pressure yang ngga jelas, sebagai makhluk ciptaan-Nya yang dikarunia otak, akal dan pikiran .. masih bisa berkarya :)
No comments:
Post a Comment