Monday, December 19, 2005

Sekedar Merenung

Ritual setiap bulan Desember selalu begini, begitu melihat suasana natal, diri seolah tersentak. I am going to be one year older dan berkurang lagi umur. God knows sampai kapan saya akan terus di dunia ini. I will be 34 this year in the next 6 days. Masih banyak yang belum tercapai dan masih banyak sekali kekurangan yang harus dibenahi sana dan sini.

Menginjak usia 34 ini saya mulai berpikir (telat yaa ... :-( ) bahwa saya belum apa-apa, saya belum punya sesuatu yang membanggakan selain perjalanan karir yang boleh dibilang cukup baik. Turun naiknya kehidupan, manis dan pahit getirnya dinamika perjalanan hidup sudah dijalani. Somehow I am proud of myself tapi disisi lain saya juga malu. I haven't got a chance untuk menyenangkan orang tua, Bapak keburu dipanggil oleh-Nya dan until now I still regret that I am not that close with him, hanya beberapa saat sebelum kepergiannya I felt so close. Janji untuk jalan-jalan dengan beliau keliling Jawa menyambangi semua tanah leluhur, kini hanya tinggal janji. Bunda masih begitu mengharap bahwa suatu saat nanti kehidupan saya akan terus membaik dan membaik. I waste a lot in my life and I do know that very well. Ingin rasanya bisa kembali memutar waktu dan memperbaiki semuanya. As one of close friend said bahwa yang namanya penyesalan itu datangnya selalu belakangan karena kalau datangnya didepan itu namanya pencegahan.

Satu hal yang saya syukuri bahwa Allah masih menyayangi diri saya, masih mencintai dan memberikan rahmatan-Nya selalu. Sujud syukur setiap malam belumlah cukup, ingin rasanya berbuat lebih dan lebih sehingga bisa lebih dicintai oleh-Nya.

33 tahun sudah perjalanan hidup saya di dunia ini dan begitu banyak momen that I will never forget in my life. Teman datang dan pergi silih berganti, pekerjaan berganti dari satu ke satunya yang lain, kesenangan dan kesusahan bergantian muncul, itu yang membuat saya bisa menjadi cukup tegar dalam menghadapi setiap gelombang ataupun riak kehidupan yang muncul.

Saya dibesarkan dari keluarga sederhana. Bapak hanyalah seorang pensiunan TNI AD dan ibu bekerja (sampai sekarang) sebagai pegawai tata usaha di sebuah sekolah kejuruan di Bandung. I am the youngest from 7 children that they have. Hanya mampu sekolah sampai SMA dan ketika hendak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dihadapkan pada dua pilihan .. kehilangan rumah atau melanjutkan sekolah, .. dengan berat hati saya memilih untuk menggunakan dana sekolah saya untuk melunasi rumah orang tua. Saya percaya bahwa Allah mempunyai rencana bagi setiap umat-Nya dan selalu memberikan yang terbaik.

Meniti karir hanya dengan ijazah SMA dan kemampuan berbahasa Inggris, Alhamdullilah sekarang sudah bisa menjadi seperti saya sekarang ini. Mudah-mudahan jabatan dan apa yang saya terima dan miliki sekarang ini tidak membuat saya menjadi jumawa. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan-Nya pada setiap jejak langkah yang saya buat.

Sudah seminggu terakhir ini rasanya diri begitu sensitif, mudah sekali marah ataupun tersinggung. Alhamdulillah Allah masih memberikan beberapa kawan yang selalu setia memberikan supportnya sehingga saya bisa terus berpikir positif atau paling tidak meredam rasa emosi saya yang berlebihan.

Sore tadi di Phnom Penh cuaca boleh dikata cerah, langit pada pukul enam kurang menunjukkan jingganya cakrawala, sambil menikmati secangkir kopi dan rokok di teras kantor sambil menunggu orang-orang yang lagi meeting, saya merenung .., memikirkan betapa banyak sekali hal-hal yang saya buang secara percuma baik itu waktu, pikiran, perasaan dan saya lakukan untuk hal-hal yang bodoh. Kenapa saya tidak pernah mau untuk belajar dari semua yang pernah terjadi ? kenapa saya selalu melakukan kebodohan yang sama acap kali ?

Sore tadi saya merenung, bertekad untuk memulai satu kehidupan baru pada usia yang tidak lagi muda, mungkin terlambat tapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Saya ingin membuat Bunda bangga dan saya ingin membahagiakan Bunda lahir batin, tidak lagi menjadi beban pikirannya. Selama ini saya terlalu banyak menghambur-hambur untuk sesuatu yang tak guna. Selama ini saya banyak membuang waktu untuk sesuatu yang tidak perlu.

Mudah-mudahan Allah masih mau mendengar doa hambanya ini yang penuh dosa dan nista. Semoga pada usia yang bertambah, maka saya bisa menjadi bertambah bijak dan berpikir lebih dewasa.

catatan sore hari tanpa konsep dan hanya menuangkan apa yang ada dipikiran saja.

No comments: