Ingat cerita saya tentang bagaimana hari-hari saya sekarang rutin diisi oleh upacara ini, upacara itu, peringatan ini, peringatan itu bak layaknya semua instansi pemerintah dari jaman Orde Lama, Orde Baru dan sekarang that so-called Orde Reformasi ? nah, hari Minggu yang lalu tanggal 27 November seluruh insan-insan pegawai di Kedutaan berkumpul bersama untuk bersama-sama merayakan Hari KORPRI *gubraks .. gubraks .. gubraks * . Sampai sekarang kalau bicara KORPRI, yang ada di ingatan saya adalah baju batik Korpri warna biru terus celana / rok panjang biru plus peci / jilbab plus bros kuning gambreng berlambang pohon beringin. Pfuuiiihh, untungnya sekarang tidak perlu lagi pakai seragam seperti itu.
Kemarin dalam rangka Hari KORPRI tersebut kami mengadakan berbagai lomba antar insan pegawai di Kedutaan. Lomba-lomba seperti bulutangkis, pingpong, gapleh (halaaaahhh ....!), catur dan memancing (KBRI punya kolam yang cukup besar yang semenjak kita pindah sudah ditanami dengan lele, mujair, gurame dan jenis-jenis ikan air tawar lainnya). Acara dimulai jam enam pagi which buat saya personally hal tersebut tentunya impossible mengingat pada hari Sabtu saya baru saja menghadiri acara ultah salah satu lounge di Phnom Penh dan sampai rumah pukul empat pagi. Alhasil setelah perjuangan panjang dan meneguhkan hati, berangkat ke kedutaan sekitar pukul setengah sembilan, itu pun setelah ditelpon tiga juta enambelas umat yang ingin dirinya diphoto (saya lupa kalau saya adalah bagian dokumentasi .. dooohhh ....!!!).
Dari semua jenis perlombaan / pertandingan yang ada, saya hanya ikut lomba memancing. Entah ada keberuntungan apa, hari itu saya bisa dapat lumayan banyak dan melaju ke babak final ... hehehehehe ... mungkin karena saya betah berpanas ria dan tidak peduli dengan cuaca walaupun muka merah bak udang rebus.
ikannya ndak keliatan but this picture taken when I got my first fish .. hihihi,
Pas final, saat lagi asyik-asyiknya menikmati pancingan, telpon tangan bunyi dan ketika saya angkat ternyata boss yang meminta saya untuk segera naik dan membereskan beberapa hal. Duuuhhh ... memang nasib .. nasib ... mau diapakan lagi, alhasil khayalan untuk menang pun bubrah sudah .. .
Setelah putaran satu tahun, entah kenapa saya semakin menikmati semua upacara, peringatan dan hal-hal seremonial lainnya, mungkin karena dulunya rutinitasnya tidak begitu kali yaa dan satu hal yang saya sukai adalah membaca spanduk-spanduk yang berisikan tema peringatan yang biasanya dikirim dari Jakarta lalu disini tinggal menyalin ulang dan mencetaknya diatas kain.
Selama bekerja di kedutaan, gaji pun dipotong sebesar USD 2.5 untuk iuran KOPRI. Dooohh .. bukannya ndak ikhlas hanya saja penasaran kemana larinya uang itu setelah disetor ke Jakarta, apakah benar untuk kesejahteraan para Pegawai Republik Indonesia, atau kesejahteraan sebagian orang yang notabene memang sudah sejahtera.
Wallahualam ..
Kemarin dalam rangka Hari KORPRI tersebut kami mengadakan berbagai lomba antar insan pegawai di Kedutaan. Lomba-lomba seperti bulutangkis, pingpong, gapleh (halaaaahhh ....!), catur dan memancing (KBRI punya kolam yang cukup besar yang semenjak kita pindah sudah ditanami dengan lele, mujair, gurame dan jenis-jenis ikan air tawar lainnya). Acara dimulai jam enam pagi which buat saya personally hal tersebut tentunya impossible mengingat pada hari Sabtu saya baru saja menghadiri acara ultah salah satu lounge di Phnom Penh dan sampai rumah pukul empat pagi. Alhasil setelah perjuangan panjang dan meneguhkan hati, berangkat ke kedutaan sekitar pukul setengah sembilan, itu pun setelah ditelpon tiga juta enambelas umat yang ingin dirinya diphoto (saya lupa kalau saya adalah bagian dokumentasi .. dooohhh ....!!!).
Dari semua jenis perlombaan / pertandingan yang ada, saya hanya ikut lomba memancing. Entah ada keberuntungan apa, hari itu saya bisa dapat lumayan banyak dan melaju ke babak final ... hehehehehe ... mungkin karena saya betah berpanas ria dan tidak peduli dengan cuaca walaupun muka merah bak udang rebus.
ikannya ndak keliatan but this picture taken when I got my first fish .. hihihi,
Pas final, saat lagi asyik-asyiknya menikmati pancingan, telpon tangan bunyi dan ketika saya angkat ternyata boss yang meminta saya untuk segera naik dan membereskan beberapa hal. Duuuhhh ... memang nasib .. nasib ... mau diapakan lagi, alhasil khayalan untuk menang pun bubrah sudah .. .
Setelah putaran satu tahun, entah kenapa saya semakin menikmati semua upacara, peringatan dan hal-hal seremonial lainnya, mungkin karena dulunya rutinitasnya tidak begitu kali yaa dan satu hal yang saya sukai adalah membaca spanduk-spanduk yang berisikan tema peringatan yang biasanya dikirim dari Jakarta lalu disini tinggal menyalin ulang dan mencetaknya diatas kain.
Selama bekerja di kedutaan, gaji pun dipotong sebesar USD 2.5 untuk iuran KOPRI. Dooohh .. bukannya ndak ikhlas hanya saja penasaran kemana larinya uang itu setelah disetor ke Jakarta, apakah benar untuk kesejahteraan para Pegawai Republik Indonesia, atau kesejahteraan sebagian orang yang notabene memang sudah sejahtera.
Wallahualam ..
No comments:
Post a Comment