TERAPI EMOSI
Kalau baca judul diatas tentu itu hanyalah karangan saya saja semata. Hal ini terinspirasi oleh kejadian tadi malam ketika nonton AFI - Konser Eliminasi I di Indosiar. Mungkin banyak yang akan mentertawakan saya, I am a man, 33 years old dan masih suka nonton AFI yang notabene adalah program untuk anak-anak tanggung atau dikenal dengan istilah ABG.
Bukan pula excuse atau alasan murahan tapi sejujurnya seperti yang pernah saya tuliskan bahwa dengan nonton AFI, ada satu masa dimana saya bisa kembali meredam perasaan akan kangen dengan tanah air. Masa-masa pertamanya AFI baru saja muncul, I used to spend my time dengan Bunda di rumah sambil menonton konser-konsernya AFI setiap malam minggu, sambil pula menikmati secangkir kopi dan pisang goreng bikinan Bunda, kemudian kita bersama-sama memberi komentar yang terkadang membuat kita berdua sendiri tergelak-gelak mengomentari komentar kita sendiri, lalu pada saat pengumuman eliminasi, terkadang tanpa disadari air mata kita pun ikut menetes.
Seperti tadi malam ketika menyaksikan Arjuna dari Makassar harus pulang, tanpa terasa air mata pun ikut menetes dan pandangan ke layar kaca pun mengabur oleh genangan air mata. There are two reasons I cried. Pertama karena memang I easily cry, nonton film saja bisa meneteskan air mata. Kedua karena I miss my time in Bandung karena biasanya setelah nonton Konser AFI, we gathered together untuk minum kopi sama-sama sambil ngobrolin tentang segala macam dari mulai baju, film, permainan truth or dare, hidup, kerjaan, kuliah, curhat dan lain-lain. I did miss that time.
So, walaupun dihujat oleh beberapa teman diemail dengan kalimat yang mengatakan bahwa hari begini masih nonton AFI, I don't care .. saya hanya berpikir seandainya mereka ada ditempat saya sekarang ini dan hanya bisa menangkap siaran Indosiar dan RCTI, saya percaya teman-teman saya akan sangat sangat menikmati AFI, Kondan-In, Indonesian Idol and others yang mungkin tadinya tidak pernah dilirik sekalipun.
Betapa pun saya bisa dengan bangga bercerita pada teman-teman lokal disini ketika mereka bertanya seperti apakah AFI itu, at least ada yang bisa saya ceritakan tentang Ibu Pertiwi walaupun mungkin pengaruhnya tidak banyak but at least saya sudah bisa meng-AFI-kan beberapa teman lokal disini :)
Dan menangis secara ikut terharu seperti ketika kita nonton AFI, tanpa terasa ikut meringankan beban. Benar apa yang orang katakan, biasanya setelah selesai menangis semuanya akan terasa ringan.
Ah .. sudahlah, I better stop karena dari tadi kayaknya ngga teralur dengan baik penulisannya ... :) ..
No comments:
Post a Comment