Katanya Beruang Sirkus .. bhuahahahahaha, ... gedean orangnya tinimbang motornya ...
Monday, July 09, 2007
Tuesday, June 26, 2007
CUMAN SEKEDAR TULISAN ISENG
Gara-gara baca postingan di blognya si NENG geulis ini yaahhhh yang notabene masih single, pintar dan bersahajalah pokoknya .. *anjheeeerrrr .... dipromosikeun ku sayah siah, NENG* maka saya tergelitik untuk menulis tentang seorang pembawa acara yang mungkin beliau ini sudah lama berkecimpung dalam dunia per-émsi-an, tapi karena *ehm .. ini bukan excuse lhoo* saya tidak tinggal di Tanah Air untuk kurun waktu yang cukup lama, yang mana sampai sekarang pun saya masih berada di Negerinya Paman Sihanouk, jadi saya ngga tau kalau beliau ini ternyata suka membawakan acara dan juga acara itu sendiri.
Wong pertama ngeliat beliau ini pas lagi iseng barengan sama Kepala Rumah Tangga dan Juru Masak nonton acara Mama Mia Show yang ditayangkan oleh Indosiar. Berpasangan dengan Ruben, Om Steny ini menjadi pembawa acara di show yang rasanya menurut sahibul hikayat mendapat rating yang tinggi dan mendadak digemari seperti ketika AFI muncul untuk pertama kalinya beberapa tahun yang lalu.
Pokoknya jangan ditanya dech, jam tujuh sampai dengan selesai, semua mata *walaupun ngga semua sich .. ah hem! secara sayah téh suka hiperbola* masyarakat Indonesia di Kamboja pasti langsung menonton satu-satunya channel Indonesia yang bisa ditangkap di Kamboja ini melalui TV kabel. Kalo punya parabola mah hampir semua stasiun TV swasta di Indonesia bisa ditangkap.
Naaah .. entah kenapa yaa, bukannya ndak suka sama Om Steny ini tapi kadang cara dia membawakan acara terasa menganggu dengan ungkapan-ungkapan bahasa Inggris yang diucapkan tapi juga sekaligus diterjemahkan. Kenapa sich ngga bisa pakai bahasa Indonesia keseluruhan ajah selama acara berlangsung.
".. kita lihat hasilnya that needs a lot of efforts, yang memerlukan usaha yang cukup banyak, to win, untuk memenangkan ... "
HALOOOOOOOOOOOOOOOO ....
Kenapa atuh Om ngga buka kembali ajah itu acara Pelajaran Bahasa Inggris yang dulu diasuh oleh Tante Nisrina Nur Ubay sama Om Anton Hilman ? .. eh siapa tau dengan Om Steny disitu bisa mengangkat kembali rating TVRI yang mungkin sekarang terpuruk jauh dibawah.
Belum lagi acara itu sendiri *haiyaaaaaaaaaaahhh .. meuni banyak protes yaakk* .. entah kenapa ajang Mama Mia Show ini kok kayaknya malah menjadi usaha sang mama untuk mengorbitkan anaknya menjadi superstar sekelas Kris Dayanti, Titi DJ atau mungkin Ruth Sahanaya.
Potongan-potongan adegan sang mama yang memberi motivasi pada sang anak tampak kok canggung yaa, belum lagi sang anak yang terlalu gaul dan terlihat jengah dengan promosi atau atensi sang mama yang berlebihan.
Bukan mengambil pilihan pada satu pihak tapi *kebetulan* pas nonton acara itu pas dapat Ajeng dan mamanya yang ternyata adalah pengamen jalanan. Dari semua kontestan saya ngeliat bahwa Ajeng ini memang mempunyai talenta tersendiri, percaya diri dan menurut kabar pun sampai sekarang walaupun sudah masuk di 13 besar tapi masih mengamen dari bis ke bis *euleeeeeeeeeeeeuuhh .. katanya mah ngga ngikutin tapi meuni tau segitu detailnya yaa .. hahahahaha*.
Belum lagi pengungkapan sang anak akan sang mama yang aduuuh tiba-tiba saja sayah pengen tenggelam kalau mendengarnya ..., sang mama adalah segalanya, mama itu paling top, mama itu paling baik, mama itu bla bla bla .., mama itu da da da ...
HALOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO .. bhoooo, he'eh pastilah secara disorot kamera dan disaksikan *mengutip Om Steny* berjuta-juta pemirsa di Tanah Air plus orang-orang di luar negeri yang bisa menangkap siaran ini, udah pasti atuh ngomongin yang terbaik buat sang mama. Itu wajar ... yang tidak wajar adalah cara mengungkapkannya yang terkadang dibuat-buat, yang terkadang itu yaa dengan bahasa dan kecentilan yang haduuuuhhhh ...
Belum lagi yaa yang bikin sayah suka pengen ketawa adalah ketika diumumkan perolehan hasil dari para juri, sang mama dan sang anak komat-kamit baca doa. Tidak ada larangan baca doa, itu adalah hal yang *kembali sayah katakan* wajar dilakukan, untuk meminta yang terbaik pada Yang Punya Hidup. Tapi ...mbok ya dilakukannya itu pas juri lagi voting, bukan pada saat pengumuman atuuuhh ..., karena kan tangan juri itu memencet tombol pada saat voting. Atau mungkin mereka komat-kamit berdoa minta ketegaran dan ketabahan seandainya hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, hahahaha, sayah aja yang punya anggapan buruk mungkin.
Naaahhh, .. pointnya apa dari keluh kesah saya ini ?
Ngga adaaaaaaaaaaaaaaaa, cuman ingin rame-ramein ajah dan belajar jadi kompor, ngikutin trend *halaaaaahh siaaahh* teman-teman yang lagi pada bicarain ajang Mama Mia Show ini.
Udah ah ... sayah mau nonton dulu American Sweetheart's ...
Yuuukkkk .. mariiiiiiiiiiiiiiiii .....
Wong pertama ngeliat beliau ini pas lagi iseng barengan sama Kepala Rumah Tangga dan Juru Masak nonton acara Mama Mia Show yang ditayangkan oleh Indosiar. Berpasangan dengan Ruben, Om Steny ini menjadi pembawa acara di show yang rasanya menurut sahibul hikayat mendapat rating yang tinggi dan mendadak digemari seperti ketika AFI muncul untuk pertama kalinya beberapa tahun yang lalu.
Pokoknya jangan ditanya dech, jam tujuh sampai dengan selesai, semua mata *walaupun ngga semua sich .. ah hem! secara sayah téh suka hiperbola* masyarakat Indonesia di Kamboja pasti langsung menonton satu-satunya channel Indonesia yang bisa ditangkap di Kamboja ini melalui TV kabel. Kalo punya parabola mah hampir semua stasiun TV swasta di Indonesia bisa ditangkap.
Naaah .. entah kenapa yaa, bukannya ndak suka sama Om Steny ini tapi kadang cara dia membawakan acara terasa menganggu dengan ungkapan-ungkapan bahasa Inggris yang diucapkan tapi juga sekaligus diterjemahkan. Kenapa sich ngga bisa pakai bahasa Indonesia keseluruhan ajah selama acara berlangsung.
".. kita lihat hasilnya that needs a lot of efforts, yang memerlukan usaha yang cukup banyak, to win, untuk memenangkan ... "
HALOOOOOOOOOOOOOOOO ....
Kenapa atuh Om ngga buka kembali ajah itu acara Pelajaran Bahasa Inggris yang dulu diasuh oleh Tante Nisrina Nur Ubay sama Om Anton Hilman ? .. eh siapa tau dengan Om Steny disitu bisa mengangkat kembali rating TVRI yang mungkin sekarang terpuruk jauh dibawah.
Belum lagi acara itu sendiri *haiyaaaaaaaaaaahhh .. meuni banyak protes yaakk* .. entah kenapa ajang Mama Mia Show ini kok kayaknya malah menjadi usaha sang mama untuk mengorbitkan anaknya menjadi superstar sekelas Kris Dayanti, Titi DJ atau mungkin Ruth Sahanaya.
Potongan-potongan adegan sang mama yang memberi motivasi pada sang anak tampak kok canggung yaa, belum lagi sang anak yang terlalu gaul dan terlihat jengah dengan promosi atau atensi sang mama yang berlebihan.
Bukan mengambil pilihan pada satu pihak tapi *kebetulan* pas nonton acara itu pas dapat Ajeng dan mamanya yang ternyata adalah pengamen jalanan. Dari semua kontestan saya ngeliat bahwa Ajeng ini memang mempunyai talenta tersendiri, percaya diri dan menurut kabar pun sampai sekarang walaupun sudah masuk di 13 besar tapi masih mengamen dari bis ke bis *euleeeeeeeeeeeeuuhh .. katanya mah ngga ngikutin tapi meuni tau segitu detailnya yaa .. hahahahaha*.
Belum lagi pengungkapan sang anak akan sang mama yang aduuuh tiba-tiba saja sayah pengen tenggelam kalau mendengarnya ..., sang mama adalah segalanya, mama itu paling top, mama itu paling baik, mama itu bla bla bla .., mama itu da da da ...
HALOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO .. bhoooo, he'eh pastilah secara disorot kamera dan disaksikan *mengutip Om Steny* berjuta-juta pemirsa di Tanah Air plus orang-orang di luar negeri yang bisa menangkap siaran ini, udah pasti atuh ngomongin yang terbaik buat sang mama. Itu wajar ... yang tidak wajar adalah cara mengungkapkannya yang terkadang dibuat-buat, yang terkadang itu yaa dengan bahasa dan kecentilan yang haduuuuhhhh ...
Belum lagi yaa yang bikin sayah suka pengen ketawa adalah ketika diumumkan perolehan hasil dari para juri, sang mama dan sang anak komat-kamit baca doa. Tidak ada larangan baca doa, itu adalah hal yang *kembali sayah katakan* wajar dilakukan, untuk meminta yang terbaik pada Yang Punya Hidup. Tapi ...mbok ya dilakukannya itu pas juri lagi voting, bukan pada saat pengumuman atuuuhh ..., karena kan tangan juri itu memencet tombol pada saat voting. Atau mungkin mereka komat-kamit berdoa minta ketegaran dan ketabahan seandainya hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, hahahaha, sayah aja yang punya anggapan buruk mungkin.
Naaahhh, .. pointnya apa dari keluh kesah saya ini ?
Ngga adaaaaaaaaaaaaaaaa, cuman ingin rame-ramein ajah dan belajar jadi kompor, ngikutin trend *halaaaaahh siaaahh* teman-teman yang lagi pada bicarain ajang Mama Mia Show ini.
Udah ah ... sayah mau nonton dulu American Sweetheart's ...
Yuuukkkk .. mariiiiiiiiiiiiiiiii .....
Monday, June 25, 2007
THE DAY
Someone said that somehow every month we have our day of the month, whether it is true or not but in fact today it happened to me.
Starting with the lunch that wasn't a nice place choosen by Ratana, the food was great, it was because we were hungry or may be it was a great food, I got no idea. Phnom Penh was cloudy and had little rain during the day. We kept teasing Ratana by being bitchy about the place. A group lunch with Kwong, Sothea, Lina, Veasna, Ratana and the love birds of course, Sophie and Makara. Ordered the drink then it started with most of the food that we ordered were not available most of it. What a restaurant. I ordered my favorite fresh Guava juice but the color and the taste was so weird.
"They blend the skin as well, I guess," Kwong said.I could only giving a long sigh. As Lina's Guava juice coming, had the color even more terrible, brown, a dark brown.
"This is one is 18 years old Guava juice, " as Kwong pointed to my Guava, "and that one is 45 years old Guava juice, " he pointed to Lina's Guava juice. We all laughed. The good thing of being Kwong's in the group is that he always manages to bring laugh and jokes that we all love, not mentioning the experience he has in his life as he is one of the oldest.
Lunch finished and everyone headed to Fresco Café. One of my favorite place in Phnom Penh for having coffee during after lunch until around five to six pm. I usually go there on weekend for coffee, reading and writing some of my thoughts. Some of us had coffee and some of us had fresh juices plus the cakes. I was sitting at very behind and exactly under the air-cond, what I meant by under the air-cond was really under the air-cond so we did not feel the air cond at all but somehow I was so happy because I could get a good look to someone that I like in Fresco!.
The day of my month started from Fresco. The particular someone that I like giving me a smile and I was so happy.
From Fresco we went to Makara's soon-to-be Fresh Juices Café that she planned to open since two months ago, I guess but up till now due to some reasons she could not open on time. We discussed about this and that. I was happy giving her some thoughts, I was willing to help her as my background was in food business for nine years.We spent around a half hour there.
Then from Fresco Kwong dropped me at the Embassy. Yes, it was my schedule of practicing a Javanese dancing. As I ever told that I used to practice Javanese dancing back then when I was in Elementary School, it's been ages and now I am willing to do it again. This "Bambangan Cakil" dance really killed my bones. I am old and somehow never did the sport so when the dance practice started I got to learn and familiar myself with all the codes and moved. It was two hours time that I felt like twelve hours. Call me exaggerated but that exactly what I felt. I was happy though.
Finished the practice, I went back. Arrived at the Residence and my boss was having meeting with all his staff. I was taking a rest at my cold, cozy and comfortable room while texting to Kwong and Sothea about the program for tonight.
We met at Belami. A boutique owned by Sothea, Lina and their three partners.As usual we don't know where to go for dinner but then all of us finally agreed to go to Setsara, a Khmer Thai Restaurant and this time Kwong choose the menu as we all give him our own favorite food. Finished dinner all went home, Kwong dropped me at the Residence as he promissed to pick me up again at 11 pm to have a drink then do our ritual Saturday evening, visiting Heart of Darkness.
While waiting Kwong to pick me up, I was at the kitchen talking with the Butler and the Chéf. We discussed about one of the Indonesian mini series that playing at Indosiar that somehow I know that story was a plagiarsm from Korean drama series Stairway to Heaven. Then I brought my dvd player to the kitchen and played the Stairway to Heaven for them. They were so surprised. Another creative idea from the producers, I guess. Should I be ashamed or not, I am speechless already.
Ten thirty the meeting finished, my boss went to the kitchen to inform and I helped the Butler cleaned up the room. Then around 11 pm Kwong sent me text telling me that he was in front of the residence already. I went out and we went to have a drink at the Blue Chilly. A pub that somehow was not that famous but we loved to go there sometimes.
At Blue Chilly we sat ordered our drink and started to chat until someone who sat beside me was asking where I was from. I said I came from Indonesia. He was a little bit drunk somehow then he pointed to me, to himself and to a friend of him who sat beside him while saying, "Indonesia, Vietnam and Philippines."
Then his friend was talking to me with a surprise tone in his voice. "You come from Indonesia ? Somehow I know because we met before and your face is so familiar but I did not dare to ask you." Eh .. I never know that I am that famous in Cambodia ha ha ha.
We started to chat about the life in Cambodia, all those classical mambo jumbo things. Looking at my watch it passed midnight already and I said good bye politely and asked Kwong to go to our next destination. Heart of Darkness.
Arriving at Heart of Darkness around 12.30 am, when I went inside I felt something different which I could not describe, I felt that I knew everyone there though of course not everyone there I knew.
First I met with Sok Ly, said hi as usual, he was telling me that he would have a workshop at Bogor on ten of July for two weeks and then I met Dara Chan, the owner of Salt Lounge, then after that Din came to say hi. I was greeted by Bora when sipping a bottle of Smirnoff Iced with Kwong near the bar. Knowing there are two empty chairs at the bar we both went to sit there. After that Dent came, then Kosal and Long.
I said to Kwong why tonight like everyone that I know was here. Then Kwong said to me, "May be it is your day of the month." I was stunned with what he said because I've never heard about it and come to think of it somehow it's true.I felt happy.
Getting sleepy and bored at the bar then we went to our regular place near the dance floor. Then started to get the feeling again, Igor was there at the dance floor dancing with David and not long time I was so surprise seeing Thy at the dance floor and dancing with David and Igor. Thy is always my favorite friend and I got this uneasy feeling.
I got the heart beat when saw Thy at the dance floor but then I felt a knife goes deep and deep into my heart seeing Thy dancing with David and Igor. I managed to be there for another fifteen minutes before went home.
Now I am in my room typing all this nonsense story. Somehow I need to release what is burdening my mind.
So, anyone if you ever feel what I feel now, I tell you something, treasure that in your mind. It's true that we do have our day of the month but may be I haven't noticed until I experienced that by myself. Thanks to Kwong to tell me that. May be it's nothing for him but I am willing to search and feel again my day of the month in the following months.
Now I can sleep with a smile in my face, like the sweet smile given by the particular person that I like in Fresco.
Good night, everyone.
Starting with the lunch that wasn't a nice place choosen by Ratana, the food was great, it was because we were hungry or may be it was a great food, I got no idea. Phnom Penh was cloudy and had little rain during the day. We kept teasing Ratana by being bitchy about the place. A group lunch with Kwong, Sothea, Lina, Veasna, Ratana and the love birds of course, Sophie and Makara. Ordered the drink then it started with most of the food that we ordered were not available most of it. What a restaurant. I ordered my favorite fresh Guava juice but the color and the taste was so weird.
"They blend the skin as well, I guess," Kwong said.I could only giving a long sigh. As Lina's Guava juice coming, had the color even more terrible, brown, a dark brown.
"This is one is 18 years old Guava juice, " as Kwong pointed to my Guava, "and that one is 45 years old Guava juice, " he pointed to Lina's Guava juice. We all laughed. The good thing of being Kwong's in the group is that he always manages to bring laugh and jokes that we all love, not mentioning the experience he has in his life as he is one of the oldest.
Lunch finished and everyone headed to Fresco Café. One of my favorite place in Phnom Penh for having coffee during after lunch until around five to six pm. I usually go there on weekend for coffee, reading and writing some of my thoughts. Some of us had coffee and some of us had fresh juices plus the cakes. I was sitting at very behind and exactly under the air-cond, what I meant by under the air-cond was really under the air-cond so we did not feel the air cond at all but somehow I was so happy because I could get a good look to someone that I like in Fresco!.
The day of my month started from Fresco. The particular someone that I like giving me a smile and I was so happy.
From Fresco we went to Makara's soon-to-be Fresh Juices Café that she planned to open since two months ago, I guess but up till now due to some reasons she could not open on time. We discussed about this and that. I was happy giving her some thoughts, I was willing to help her as my background was in food business for nine years.We spent around a half hour there.
Then from Fresco Kwong dropped me at the Embassy. Yes, it was my schedule of practicing a Javanese dancing. As I ever told that I used to practice Javanese dancing back then when I was in Elementary School, it's been ages and now I am willing to do it again. This "Bambangan Cakil" dance really killed my bones. I am old and somehow never did the sport so when the dance practice started I got to learn and familiar myself with all the codes and moved. It was two hours time that I felt like twelve hours. Call me exaggerated but that exactly what I felt. I was happy though.
Finished the practice, I went back. Arrived at the Residence and my boss was having meeting with all his staff. I was taking a rest at my cold, cozy and comfortable room while texting to Kwong and Sothea about the program for tonight.
We met at Belami. A boutique owned by Sothea, Lina and their three partners.As usual we don't know where to go for dinner but then all of us finally agreed to go to Setsara, a Khmer Thai Restaurant and this time Kwong choose the menu as we all give him our own favorite food. Finished dinner all went home, Kwong dropped me at the Residence as he promissed to pick me up again at 11 pm to have a drink then do our ritual Saturday evening, visiting Heart of Darkness.
While waiting Kwong to pick me up, I was at the kitchen talking with the Butler and the Chéf. We discussed about one of the Indonesian mini series that playing at Indosiar that somehow I know that story was a plagiarsm from Korean drama series Stairway to Heaven. Then I brought my dvd player to the kitchen and played the Stairway to Heaven for them. They were so surprised. Another creative idea from the producers, I guess. Should I be ashamed or not, I am speechless already.
Ten thirty the meeting finished, my boss went to the kitchen to inform and I helped the Butler cleaned up the room. Then around 11 pm Kwong sent me text telling me that he was in front of the residence already. I went out and we went to have a drink at the Blue Chilly. A pub that somehow was not that famous but we loved to go there sometimes.
At Blue Chilly we sat ordered our drink and started to chat until someone who sat beside me was asking where I was from. I said I came from Indonesia. He was a little bit drunk somehow then he pointed to me, to himself and to a friend of him who sat beside him while saying, "Indonesia, Vietnam and Philippines."
Then his friend was talking to me with a surprise tone in his voice. "You come from Indonesia ? Somehow I know because we met before and your face is so familiar but I did not dare to ask you." Eh .. I never know that I am that famous in Cambodia ha ha ha.
We started to chat about the life in Cambodia, all those classical mambo jumbo things. Looking at my watch it passed midnight already and I said good bye politely and asked Kwong to go to our next destination. Heart of Darkness.
Arriving at Heart of Darkness around 12.30 am, when I went inside I felt something different which I could not describe, I felt that I knew everyone there though of course not everyone there I knew.
First I met with Sok Ly, said hi as usual, he was telling me that he would have a workshop at Bogor on ten of July for two weeks and then I met Dara Chan, the owner of Salt Lounge, then after that Din came to say hi. I was greeted by Bora when sipping a bottle of Smirnoff Iced with Kwong near the bar. Knowing there are two empty chairs at the bar we both went to sit there. After that Dent came, then Kosal and Long.
I said to Kwong why tonight like everyone that I know was here. Then Kwong said to me, "May be it is your day of the month." I was stunned with what he said because I've never heard about it and come to think of it somehow it's true.I felt happy.
Getting sleepy and bored at the bar then we went to our regular place near the dance floor. Then started to get the feeling again, Igor was there at the dance floor dancing with David and not long time I was so surprise seeing Thy at the dance floor and dancing with David and Igor. Thy is always my favorite friend and I got this uneasy feeling.
I got the heart beat when saw Thy at the dance floor but then I felt a knife goes deep and deep into my heart seeing Thy dancing with David and Igor. I managed to be there for another fifteen minutes before went home.
Now I am in my room typing all this nonsense story. Somehow I need to release what is burdening my mind.
So, anyone if you ever feel what I feel now, I tell you something, treasure that in your mind. It's true that we do have our day of the month but may be I haven't noticed until I experienced that by myself. Thanks to Kwong to tell me that. May be it's nothing for him but I am willing to search and feel again my day of the month in the following months.
Now I can sleep with a smile in my face, like the sweet smile given by the particular person that I like in Fresco.
Good night, everyone.
Tuesday, June 05, 2007
MENARI
Entah kenapa tiba-tiba bulan lalu saya terintrik untuk kembali berlatih tari Jawa, yaa .. kembali berlatih. Terakhir saya mengikuti latihan tari pada masa saya SMP kalau tidak salah eh tidak .. masa saya SMA karena harus mengikuti seleksi program pertukaran pelajar dan dalam salah satu testnya adalah mampu untuk menunjukkan salah satu seni Indonesia maka saya kemudian berlatih keras Jaipongan, sebuah tarian dari tatar Pasundan. Dulu waktu SD dan SMP saya sempat berlatih Tari Jawa jadi pada dasarnya dasar yang saya miliki sudah kuat. Itu perkiraan saya ketika saya mulai berlatih lagi menari demi memenuhi hasrat sebagai banci tampil untuk acara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta, bedanya adalah kalau dulu berlatih menari karena tuntutan (saya dibesarkan di lingkungan keluarga dengan kultur Jawa yang sangat kuat) dan untuk bisa membuat bangga orang tua walaupun cuman tampil di kalangan terbatas (RT / RW maksudnya dan kompleks rumah) sekarang untuk tampil di depan masyarakat Indonesia yang tinggal di luar (ngga beda jauh sih skala banyaknya penonton).
Perkiraan tinggal perkiraan, ketika latihan dimulai untuk pertama kalinya, saya merasa ingin tenggelam, .. pertama karena postur tubuh yang benar-benar bukan postur tubuh penari :p ... kedua adalah hitungan-hitungan satu sampai empat dan satu sampai delapan yang dulu saya bisa mengiramakannya dengan sangat mudah di luar kepala, kini saya harus berkonsentrasi lagi agar bisa sampai pas pada gong atau pada perpindahan gerakan ... ketiga kakunya tulang-tulang yang sudah lama *God knows when was the last time* tidak pernah dipergunakan untuk meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan atau pun berdiri dengan tegak ... keempat berlatih tari yang dulu sekali latihan dua jam setengah saja masih terasa kurang dan tak terasa, kini hanya satu jam a.k.a enam puluh menit serasa berjam-jam dan tak selesai-selesai.
Tari Jawa yang saya tarikan kali ini adalah Bambang Cakil, bercerita tentang seorang satria yang pergi bertapa namun diganggu oleh cakil dan akhirnya mereka pun berkelahi. Bisa menebak saya menjadi apa dalam tarian tersebut ? .. hihihihi,
Istilah-istilah gerakan pun kini kembali terngiang dan berloncatan di dalam pikiran saya. Saya masih berusaha untuk menghapalnya.. mulai dari tawang, sisik, sampur, pleyotan dan lainnya. Lama sudah saya berusaha untuk mencari orang yang bisa mengartikan semua gerak dalam tarian Jawa. Yang saya tahu pasti bahwa setiap gerakan mempunyai arti tersendiri, ... lamanya tarian pun melambangkan sesuatu. Saya memang pengagum budaya tari Jawa khususnya dan tarian-tarian Nusantara lainnya.
Menurut penilaian sang pelatih tari saya sekarang ini, diperkirakan dalam tempo satu atau dua bulan saya sudah dapat menguasai semua gerakan dan setelah itu tinggal pemantapannya saja. Saya sendiri yakin hal itu tapi disisi lain juga saya memiliki keraguan apakah saya mampu melakukan tarian tersebut dengan sempurna. Tentunya program pertama yang harus saya jalankan seiring sejalan dengan latihan Tari Jawa ini adalah program pengurusan badan, hahahhahaha, penurunan berat tubuh merupakan sesuatu yang sangat sulit dilakukan belakangan ini terlebih lagi dengan adanya undangan ini dan itu yang membuat kadar makan saya .. ehm .. bertambah .. hahahahahaha.
Satu hal yang saya rasa ketika saya mulai kembali berlatih Tari Jawa ini, sesuatu yang dulu pernah ada dalam diri kini terasa kembali ada. Mudah-mudahan latihan ini bisa membawa saya kembali ke arah perbaikan yang lebih baik lagi, dengan cara bagaimananya hanya Tuhan dan saya yang tahu.
Nah nah nah .. saya sudah mulai meracau tak karuan ... lebih baik berhenti, ...
Perkiraan tinggal perkiraan, ketika latihan dimulai untuk pertama kalinya, saya merasa ingin tenggelam, .. pertama karena postur tubuh yang benar-benar bukan postur tubuh penari :p ... kedua adalah hitungan-hitungan satu sampai empat dan satu sampai delapan yang dulu saya bisa mengiramakannya dengan sangat mudah di luar kepala, kini saya harus berkonsentrasi lagi agar bisa sampai pas pada gong atau pada perpindahan gerakan ... ketiga kakunya tulang-tulang yang sudah lama *God knows when was the last time* tidak pernah dipergunakan untuk meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan atau pun berdiri dengan tegak ... keempat berlatih tari yang dulu sekali latihan dua jam setengah saja masih terasa kurang dan tak terasa, kini hanya satu jam a.k.a enam puluh menit serasa berjam-jam dan tak selesai-selesai.
Tari Jawa yang saya tarikan kali ini adalah Bambang Cakil, bercerita tentang seorang satria yang pergi bertapa namun diganggu oleh cakil dan akhirnya mereka pun berkelahi. Bisa menebak saya menjadi apa dalam tarian tersebut ? .. hihihihi,
Istilah-istilah gerakan pun kini kembali terngiang dan berloncatan di dalam pikiran saya. Saya masih berusaha untuk menghapalnya.. mulai dari tawang, sisik, sampur, pleyotan dan lainnya. Lama sudah saya berusaha untuk mencari orang yang bisa mengartikan semua gerak dalam tarian Jawa. Yang saya tahu pasti bahwa setiap gerakan mempunyai arti tersendiri, ... lamanya tarian pun melambangkan sesuatu. Saya memang pengagum budaya tari Jawa khususnya dan tarian-tarian Nusantara lainnya.
Menurut penilaian sang pelatih tari saya sekarang ini, diperkirakan dalam tempo satu atau dua bulan saya sudah dapat menguasai semua gerakan dan setelah itu tinggal pemantapannya saja. Saya sendiri yakin hal itu tapi disisi lain juga saya memiliki keraguan apakah saya mampu melakukan tarian tersebut dengan sempurna. Tentunya program pertama yang harus saya jalankan seiring sejalan dengan latihan Tari Jawa ini adalah program pengurusan badan, hahahhahaha, penurunan berat tubuh merupakan sesuatu yang sangat sulit dilakukan belakangan ini terlebih lagi dengan adanya undangan ini dan itu yang membuat kadar makan saya .. ehm .. bertambah .. hahahahahaha.
Satu hal yang saya rasa ketika saya mulai kembali berlatih Tari Jawa ini, sesuatu yang dulu pernah ada dalam diri kini terasa kembali ada. Mudah-mudahan latihan ini bisa membawa saya kembali ke arah perbaikan yang lebih baik lagi, dengan cara bagaimananya hanya Tuhan dan saya yang tahu.
Nah nah nah .. saya sudah mulai meracau tak karuan ... lebih baik berhenti, ...
Tuesday, May 29, 2007
ANAK-ANAK
Tadi malam makan malam barengan sama Kwong dan Sothea, seperti biasa Sothea telpon dan bilang kalau janjian di Pizza Company di Sorya Shopping Centre jam 18.15, saya bilang sama dia kalau saya bakalan terlambat mengingat ada acara Serah Terima Jabatan dulu dan seperti biasa tugas langganan ngemsi harus dijalankan. Tiga tahun dan tidak pernah berubah job descriptionnya. *"Kak KYUH, tadi kondenya udah dibenerin, kok situ tahu sich kalau konde sini ngga lurus ? :p"*
Sampai di Pizza Company, Kwong dan Sothea sudah duduk dengan manis dan tampak sibuk bergossip, seperti biasa kalau sudah kumpul pasti ada saja yang jadi topik. Entah kenapa tiba-tiba hari ini mendadak sontak semua anak-anak kecil yang ada di Pizza Company acap kali meliwati meja kami pasti berhenti dan kemudian menatap saya dengan tatapan penuh arti.
Sothea, Kwong dan teman-teman lainnya tahu bahwa saya bukan penggemar anak kecil. Boro-boro anak orang lain, keponakan sendiri aja baru bisa jadi sobat begitu mereka menginjak masa-masa SMA, sebelum masa itu, jangan harap bisa menjadi teman dech .. hehehehehe. Kakak perempuan saya yang paling besar bilang bahwa itu adalah efek dari kelamaan jadi anak bungsu dan (katanya) dimanja. Mungkin kali yaa, secara saya punya dua kakak perempuan dan empat kakak laki-laki.
Tadinya saya tidak menyadari bahwa anak-anak kecil itu yang melewati meja kami berhenti dan kemudian melihat pada saya, sampai kemudian ada satu meja tepat disamping kami, satu keluarga besar yang datang bersama anak-anaknya ataupun keponakannya, duduk di meja tersebut.
"Excuse me, do you notice or not that those kids are looking at you ?" .. dengan santai Sothea ngomong pada saya. "Eh, what kids ?" .. Sothea lalu menganggukkan kepalanya menunjuk pada meja disamping kami. Saya pun menoleh dan tepat pada saya menoleh tersebut, semua mata anak-anak kecil itu dengan manisnya sedang melihat pada saya.
"Errr, you guys, you better tell me, is there something wrong with what I wear now ?" .. kedua teman saya itu menggelengkan kepalanya. "Serious ? I mean it, better tell me or I kill you both." Kwong dan Sothea tertawa terbahak-bahak. "There's nothing wrong with you. Honest," Kwong bilang sama saya dan Sothea melanjutkan, "May be they know that you've been lying."
Sudah sebal dengan tatapan anak-anak kecil nan manis dan lucu itu, kini ditambah lagi dengan perkataan Sothea. "Lying ? what kind of lie ?"
Errr .. memang sih tadi waktu mau berangkat ke Pizza Company, sang Juragan masih ada di kantor dan saya minta ijin sama beliau untuk pulang duluan karena mau kursus .. hahahahaha.
"They said that kids somehow got a sixth sense to know something that cannot be seen by our eyes." ... SIALAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNN .. bisa-bisanya saya terkecoh dengan omongan Sothea.
Pizza pesanan datang, chicken wings dan minuman pun sudah datang dan kami mulai menyantap makanan tersebut sambil bercerita ini dan itu. Tiba-tiba entah kenapa ketika Kwong dan Sothea sedang asyik bicara, saya merasa ada orang memperhatikan saya dan ketika saya menoleh kesamping saya, TING TONG ... seorang anak kecil yang sedang membawa balon dan didampingi ibunya menatap saya dan tersenyum. Asli, saya berasa kejebak Batman, ngga bisa ngga harus dan kudu tersenyum, .. maka muncullah senyum diplomatis saya dan berbasa-basi dengan manisnya .., "Hi, what's your name ? nice baloon." .. Sang ibu pun dengan sukarela menyebut nama anaknya tersebut.
"See Kwong, somehow Hary has a magnet for children. I don't know why but everytime I notice that most kids that look at him will stop and keep staring at him." .. dan saya memandang Sothea dengan sebal.
Saya tidak bisa ngomong apa-apa lagi, berusaha menelan pizza dengan susah payah dan kedua teman saya itu terus saja menggoda saya.
Sampai kemudian ketika kami memutuskan untuk pulang, tentunya kami semua berdiri dan berjalan kearah kasir, lagi-lagi semua anak-anak di meja samping kami itu memandang saya dengan tatapan manis dan polosnya.
Saya berlalu dan tidak menoleh sedikit pun, walaupun ada keinginan hati untuk menjadi Banci Tampil dengan mendatangi meja itu kemudian mengusap kepala anak-anak kecil itu sambil bergaya bak cilibriti dan kemudian berkata, "Hi, how are you ? what's your name ? you look so cute." ..
Anyway, begitu sampai di depan kasir, Sothea langsung keluar karena harus turun untuk mengurus administrasi di tokonya sementara Kwong dengan sabar menunggu saya membayar. Selesai bayar, begitu saya balik kanan, dua orang anak kecil yang tampaknya kembar dengan rambut gondrong dan keriting tersenyum sama saya. Lagi-lagi muncullah senyum diplomatis saya sambil berlalu menuju pintu keluar. Kwong tampak menahan tawa.
Sampai di tokonya Sothea saya masih tetap berpikir dan kemudian melihat diri saya sendiri, apa sich yang salah pada saya hari ini ? doa yang dibaca waktu mandi ? atau mungkin pakaian saya yang terlihat (mungkin) sangat colourful atau aura kebapakan *halaaaaaaaaaaaaaaahhhh* yang dirasa oleh anak-anak kecil itu ? ngga ada jawabannya sampai sekarang ...
Yang jelas mungkin apa yang dikatakan oleh Sothea itu benar adanya bahwa saya punya magnet yang kuat buat anak kecil.
Sampai di Pizza Company, Kwong dan Sothea sudah duduk dengan manis dan tampak sibuk bergossip, seperti biasa kalau sudah kumpul pasti ada saja yang jadi topik. Entah kenapa tiba-tiba hari ini mendadak sontak semua anak-anak kecil yang ada di Pizza Company acap kali meliwati meja kami pasti berhenti dan kemudian menatap saya dengan tatapan penuh arti.
Sothea, Kwong dan teman-teman lainnya tahu bahwa saya bukan penggemar anak kecil. Boro-boro anak orang lain, keponakan sendiri aja baru bisa jadi sobat begitu mereka menginjak masa-masa SMA, sebelum masa itu, jangan harap bisa menjadi teman dech .. hehehehehe. Kakak perempuan saya yang paling besar bilang bahwa itu adalah efek dari kelamaan jadi anak bungsu dan (katanya) dimanja. Mungkin kali yaa, secara saya punya dua kakak perempuan dan empat kakak laki-laki.
Tadinya saya tidak menyadari bahwa anak-anak kecil itu yang melewati meja kami berhenti dan kemudian melihat pada saya, sampai kemudian ada satu meja tepat disamping kami, satu keluarga besar yang datang bersama anak-anaknya ataupun keponakannya, duduk di meja tersebut.
"Excuse me, do you notice or not that those kids are looking at you ?" .. dengan santai Sothea ngomong pada saya. "Eh, what kids ?" .. Sothea lalu menganggukkan kepalanya menunjuk pada meja disamping kami. Saya pun menoleh dan tepat pada saya menoleh tersebut, semua mata anak-anak kecil itu dengan manisnya sedang melihat pada saya.
"Errr, you guys, you better tell me, is there something wrong with what I wear now ?" .. kedua teman saya itu menggelengkan kepalanya. "Serious ? I mean it, better tell me or I kill you both." Kwong dan Sothea tertawa terbahak-bahak. "There's nothing wrong with you. Honest," Kwong bilang sama saya dan Sothea melanjutkan, "May be they know that you've been lying."
Sudah sebal dengan tatapan anak-anak kecil nan manis dan lucu itu, kini ditambah lagi dengan perkataan Sothea. "Lying ? what kind of lie ?"
Errr .. memang sih tadi waktu mau berangkat ke Pizza Company, sang Juragan masih ada di kantor dan saya minta ijin sama beliau untuk pulang duluan karena mau kursus .. hahahahaha.
"They said that kids somehow got a sixth sense to know something that cannot be seen by our eyes." ... SIALAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNN .. bisa-bisanya saya terkecoh dengan omongan Sothea.
Pizza pesanan datang, chicken wings dan minuman pun sudah datang dan kami mulai menyantap makanan tersebut sambil bercerita ini dan itu. Tiba-tiba entah kenapa ketika Kwong dan Sothea sedang asyik bicara, saya merasa ada orang memperhatikan saya dan ketika saya menoleh kesamping saya, TING TONG ... seorang anak kecil yang sedang membawa balon dan didampingi ibunya menatap saya dan tersenyum. Asli, saya berasa kejebak Batman, ngga bisa ngga harus dan kudu tersenyum, .. maka muncullah senyum diplomatis saya dan berbasa-basi dengan manisnya .., "Hi, what's your name ? nice baloon." .. Sang ibu pun dengan sukarela menyebut nama anaknya tersebut.
"See Kwong, somehow Hary has a magnet for children. I don't know why but everytime I notice that most kids that look at him will stop and keep staring at him." .. dan saya memandang Sothea dengan sebal.
Saya tidak bisa ngomong apa-apa lagi, berusaha menelan pizza dengan susah payah dan kedua teman saya itu terus saja menggoda saya.
Sampai kemudian ketika kami memutuskan untuk pulang, tentunya kami semua berdiri dan berjalan kearah kasir, lagi-lagi semua anak-anak di meja samping kami itu memandang saya dengan tatapan manis dan polosnya.
Saya berlalu dan tidak menoleh sedikit pun, walaupun ada keinginan hati untuk menjadi Banci Tampil dengan mendatangi meja itu kemudian mengusap kepala anak-anak kecil itu sambil bergaya bak cilibriti dan kemudian berkata, "Hi, how are you ? what's your name ? you look so cute." ..
Anyway, begitu sampai di depan kasir, Sothea langsung keluar karena harus turun untuk mengurus administrasi di tokonya sementara Kwong dengan sabar menunggu saya membayar. Selesai bayar, begitu saya balik kanan, dua orang anak kecil yang tampaknya kembar dengan rambut gondrong dan keriting tersenyum sama saya. Lagi-lagi muncullah senyum diplomatis saya sambil berlalu menuju pintu keluar. Kwong tampak menahan tawa.
Sampai di tokonya Sothea saya masih tetap berpikir dan kemudian melihat diri saya sendiri, apa sich yang salah pada saya hari ini ? doa yang dibaca waktu mandi ? atau mungkin pakaian saya yang terlihat (mungkin) sangat colourful atau aura kebapakan *halaaaaaaaaaaaaaaahhhh* yang dirasa oleh anak-anak kecil itu ? ngga ada jawabannya sampai sekarang ...
Yang jelas mungkin apa yang dikatakan oleh Sothea itu benar adanya bahwa saya punya magnet yang kuat buat anak kecil.
Wednesday, May 02, 2007
Saturday, April 14, 2007
THE CONNECTION
Last night I was having drink with Dana, Ria and Kwong. After quiet sometimes never visit The Lounge at Intercont Hotel then somehow our feeling got the same destination. I was there a little bit late since that I should attend the Maulid Nabi's Celebration at the Embassy.
I came around 10 pm and Dana also Ria were there already while Kwong said that he would be joining soon. There I met one new guy that happened to be a friend of our friend the singer and also the friend of Dana. His name is David.
During we sat there and enjoying the live music, I had a conversation with David and it was a quiet nice conversation. He looks like a Cambodian, absolutely no doubt. So then I was asking him.
"Are you Cambodian ?" ... 'In blood yes, Hary, I am Cambodian but I come from America.' ... "Meaning ? your parents are Cambodian but they live in America ?" ... 'No, my parents are American. I am adopted.'
For the first I thought that his parents are Cambodian because a lot of Cambodian go to America or French during the Khmer Rouge era even until now and they are not going back. But when he said he was adopted, I was stunned and that intrigued me to ask more question to him.
"How old were you when you were adopted ? if I may know of course." ... 'Sure, I was adopted since birth.' ... "It means that you *sorry* did not know who's your real parents are ?." ... "Yes." ... "How do you feel when you come here ?." ... 'Honestly, nothing. Hahahaha, you might be surprised but that's what I feel. In fact that I want to see my homeland but yes I feel nothing.' ... "Are you going back ? working ? or studying ? eh, sorry if I seems asking you so many questions." ... 'No problem. I am working here in the hospital. Do you know the Sihanouk's Hospital ? I work as a part of my scholarship, working voluntary in their public relations office.' ... "Oh, okay, so then you will be here only for queit sometimes then. Like a year or two." ... 'Yes. It's a year and I've been here for six months. I will be going back to US on August.'
After that we still talked about this and that for a while before we were all off heading home.
On my way back home, I kept thinking about all this conversation with him. I mean, God really works in His wonderful way. It's a kind of funny when I remembered the whole conversation *some of the conversations not posted*. I mean, I was so eager to explain him all things that I know about Cambodia. This and that and everything related and his responses are so polite. Even when I said like this, "It's so funny, you have Cambodian blood but then you are now an American and you hold American passport. As I fall in love with Cambodia and I am willing so hard to stay in here. I will finish my terms soon by this coming October and now I am trying to find a job." ... 'What kind of job are you looking for ?.' ... "I don't know, personal assistant, office manager or something in public relations.'
He said nothing but from his face I can feel that what I want now is quiet strange. My willingness to stay in Cambodia and live here. Hahahahaha, not only to him that what I want is amazed people. Some of my Cambodian friends are also amazed. I was telling them about my uncomfortable feeling whenever I am back to Indonesia, after the first week that I started to think what's been going now in Phnom Penh, even my mother hates me for being like that. "What happened with you ? don't you miss your home ?." ... well, yes, mom, indeed I miss my home but Phnom Penh is already like home sweet home for me.
Again, as I said that God works everything beautifully. The connection that I have for Cambodia and the connection that David has for Cambodia have grown in such a different way. Cambodia might lose one of his original person but God has given Cambodia another person to love this country.
But one thing for sure, I still love my country. I still dedicate my life for my country. Only now that I have two countries that I love and I find it possible. Long live the King of Cambodia and Long Live Indonesia Raya.
I came around 10 pm and Dana also Ria were there already while Kwong said that he would be joining soon. There I met one new guy that happened to be a friend of our friend the singer and also the friend of Dana. His name is David.
During we sat there and enjoying the live music, I had a conversation with David and it was a quiet nice conversation. He looks like a Cambodian, absolutely no doubt. So then I was asking him.
"Are you Cambodian ?" ... 'In blood yes, Hary, I am Cambodian but I come from America.' ... "Meaning ? your parents are Cambodian but they live in America ?" ... 'No, my parents are American. I am adopted.'
For the first I thought that his parents are Cambodian because a lot of Cambodian go to America or French during the Khmer Rouge era even until now and they are not going back. But when he said he was adopted, I was stunned and that intrigued me to ask more question to him.
"How old were you when you were adopted ? if I may know of course." ... 'Sure, I was adopted since birth.' ... "It means that you *sorry* did not know who's your real parents are ?." ... "Yes." ... "How do you feel when you come here ?." ... 'Honestly, nothing. Hahahaha, you might be surprised but that's what I feel. In fact that I want to see my homeland but yes I feel nothing.' ... "Are you going back ? working ? or studying ? eh, sorry if I seems asking you so many questions." ... 'No problem. I am working here in the hospital. Do you know the Sihanouk's Hospital ? I work as a part of my scholarship, working voluntary in their public relations office.' ... "Oh, okay, so then you will be here only for queit sometimes then. Like a year or two." ... 'Yes. It's a year and I've been here for six months. I will be going back to US on August.'
After that we still talked about this and that for a while before we were all off heading home.
On my way back home, I kept thinking about all this conversation with him. I mean, God really works in His wonderful way. It's a kind of funny when I remembered the whole conversation *some of the conversations not posted*. I mean, I was so eager to explain him all things that I know about Cambodia. This and that and everything related and his responses are so polite. Even when I said like this, "It's so funny, you have Cambodian blood but then you are now an American and you hold American passport. As I fall in love with Cambodia and I am willing so hard to stay in here. I will finish my terms soon by this coming October and now I am trying to find a job." ... 'What kind of job are you looking for ?.' ... "I don't know, personal assistant, office manager or something in public relations.'
He said nothing but from his face I can feel that what I want now is quiet strange. My willingness to stay in Cambodia and live here. Hahahahaha, not only to him that what I want is amazed people. Some of my Cambodian friends are also amazed. I was telling them about my uncomfortable feeling whenever I am back to Indonesia, after the first week that I started to think what's been going now in Phnom Penh, even my mother hates me for being like that. "What happened with you ? don't you miss your home ?." ... well, yes, mom, indeed I miss my home but Phnom Penh is already like home sweet home for me.
Again, as I said that God works everything beautifully. The connection that I have for Cambodia and the connection that David has for Cambodia have grown in such a different way. Cambodia might lose one of his original person but God has given Cambodia another person to love this country.
But one thing for sure, I still love my country. I still dedicate my life for my country. Only now that I have two countries that I love and I find it possible. Long live the King of Cambodia and Long Live Indonesia Raya.
Wednesday, April 11, 2007
THE POSTING
Untuk sementara ini posting dihentikan sesaat sampai bebenah rumah di Multiply selesai .. :-) ...
Tuesday, April 10, 2007
THE THOUGHT
I am just too tired .. the long marathon meeting then booomm .. an sms coming in ..
I hate to read it and I hate it till now ..
How could you do that ?
Phnom Penh, 10 April 2007
after midnite, ..
I hate to read it and I hate it till now ..
How could you do that ?
Phnom Penh, 10 April 2007
after midnite, ..
Thursday, April 05, 2007
THE PAST
Tiba-tiba saja salah seorang sahabat mengirimkan photo ini .., gooosssshhh .. I am so speechless. Ngga tau beneran mau ngomong apa, antara terkejut, ngga percaya namun nyata adanya.
This picture was taken on April 19, 1992 .. so itu mungkin sekitar 15 tahunan yang lalu. Betapa dalam waktu lima belas tahun itu semua berubah begitu cepat.
Can you guess which one is me ? .. hihihi ...
This picture was taken on April 19, 1992 .. so itu mungkin sekitar 15 tahunan yang lalu. Betapa dalam waktu lima belas tahun itu semua berubah begitu cepat.
Can you guess which one is me ? .. hihihi ...
Friday, March 30, 2007
THE CHANGING
Sudah hampir seminggu lebih menikmati liburan di Tanah Air, saya sudah bertemu hampir semua teman baik yang ingin saya temui.Entah kenapa liburan kali ini saya menemui banyak hal yang sangat berbeda dengan liburan-liburan saya sebelumnya.
"Kenapa, Mas ? Mas sudah tidak sepopuler dan sebegitu dipuja oleh semua orang ?"
Mungkin waktu yang semakin berganti, mungkin juga suasana kebatinan yang sudah tidak lagi sama dengan dulu atau juga mungkin bahwasanya setiap manusia ciptaan-Nya berkembang dan berganti dari hari ke hari. Yes, we cannot expect to be the same again.
Ketika saya bertemu dengan sahabat-sahabat lama saya dimana hampir diantara kami ini semua adalah seusia, pertemuan pertama begitu sangat mengesankan, dalam artian kami masih bercanda, masih berbicara tentang ini dan itu dan sepanjang pertemuan itu hanyalah melulu diisi oleh tawa, olok-olokan semata yang terkadang jika orang lain yang mendengarnya maka akan merah kupingnya. Saya sendiri menikmati pertemuan itu. That's the best among others meeting.
Namun seiring sejalan dengan berlalunya hari dan kehadiran saya pada saat liburan yang mana pada saat orang-orang lain bekerja, membuat kemudian saya dapat melihat apa yang sesungguhnya dari arti setiap pertemuan itu.
"Sudah banyak yang berubah yaa, Mas ? tidak seperti dulu lagi ? tidak seakrab dulu lagi ? ngga ada lagi pelukan dan cium pipi kiri kanan ? dan segala tata cara upacara yang biasa Mas dan teman-teman mas lakukan. Mungkin sudah old fashioned kali, Mas, gaya itu."
Saya tidak dapat menyalahkan siapa pun dalam hal ini dan tidak dapat cemburu atau merasa bahwa sekarang saya bukan lagi nomor satu, bahwa saya bukan lagi orang yang selalu didahulukan. Tigapuluh enam purnama berlalu dan saya tidak dapat mengharapkan orang untuk terus sama ketika saya dulu baru saja pergi meninggalkan Tanah Air.
Saya hanya merasa bahwa kini semua memang sudah berjalan pada posisinya masing-masing dan saya tidak lagi berhak untuk mengatur jalur atau jalan mana yang harus diambil agar sesuai dan seharmonis seperti yang saya inginkan. Satu hal yang patut saya syukuri bahwasanya saya masih punya teman di Tanah Air, orang-orang yang mengenal saya walaupun mungkin tidak seperti dulu lagi tapi at least ada orang-orang yang bisa saya temui jika saya kembali ke Tanah Air.
Nampaknya bahwa saya mulai kehilangan gigi mungkin itu yang membuat saya kemudian merasa miris dan merasa ditinggalkan tapi saya selalu percaya bahwa semua terjadi karena ada alasan yang mendasarinya. Mungkin saya belum menerima itu tapi lambat laun saya akan menyadarinya.
Bukan mengkasihani diri sendiri tapi itulah kenyataan hidup yang memang harus dilewati dan dijalani. Sebagai manusia tentu kita harus berproses. Berproses pada banyak hal yang tentunya tidak akan berhenti.
Saya bertemu dengan beberapa orang yang boleh dikata sangat akrab dulu sebelum saya berangkat meninggalkan Tanah Air. Ketika saya kembali untuk kemudian bertemu lagi dengan mereka dan membuat janji, ketika bertemu terlihat sangat berbeda, ada jarak yang terbentang walaupun tipis namun terlihat jelas.
"Kan seperti yang orang-orang bilang, Mas, bahwa pada setiap kehidupan itu orang akan datang dan pergi. Jangan serakah dong, Mas, masa maunya orang datang terus tapi ngga pergi-pergi."
Iya, saya menyadari hal itu dan saya tahu bahwa semua itu adalah memang kehendak-Nya. Well, tidak berusaha untuk menjadi sok bijak tapi itulah yang sesungguhnya saya rasakan. Tuhan pasti punya rencana. Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi umat-Nya.
Sebuah perjalanan yang mungkin tidak akan terulang lagi dan sebuah perjalanan yang God knows when I will be back and meet them again.
"Jangan sedih begitu dong, Mas, masih banyak kok yang mengharapkan Mas untuk kembali lagi berada dalam lingkaran mereka. Mungkin tidak sekarang tapi pastinya nanti mereka akan menyadarinya bahwa apa yang pernah Mas bikin dan berikan kepada mereka itu adalah hal terindah yang pernah ada."
Kini saya mungkin hanya tersenyum dan berharap yang terbaik bagi mereka. May be I don't belong to them anymore but one thing that making me happy. I introduced them to each other and they've been close and good to each other with a very good bound. What can I expect more ?
"Kenapa, Mas ? Mas sudah tidak sepopuler dan sebegitu dipuja oleh semua orang ?"
Mungkin waktu yang semakin berganti, mungkin juga suasana kebatinan yang sudah tidak lagi sama dengan dulu atau juga mungkin bahwasanya setiap manusia ciptaan-Nya berkembang dan berganti dari hari ke hari. Yes, we cannot expect to be the same again.
Ketika saya bertemu dengan sahabat-sahabat lama saya dimana hampir diantara kami ini semua adalah seusia, pertemuan pertama begitu sangat mengesankan, dalam artian kami masih bercanda, masih berbicara tentang ini dan itu dan sepanjang pertemuan itu hanyalah melulu diisi oleh tawa, olok-olokan semata yang terkadang jika orang lain yang mendengarnya maka akan merah kupingnya. Saya sendiri menikmati pertemuan itu. That's the best among others meeting.
Namun seiring sejalan dengan berlalunya hari dan kehadiran saya pada saat liburan yang mana pada saat orang-orang lain bekerja, membuat kemudian saya dapat melihat apa yang sesungguhnya dari arti setiap pertemuan itu.
"Sudah banyak yang berubah yaa, Mas ? tidak seperti dulu lagi ? tidak seakrab dulu lagi ? ngga ada lagi pelukan dan cium pipi kiri kanan ? dan segala tata cara upacara yang biasa Mas dan teman-teman mas lakukan. Mungkin sudah old fashioned kali, Mas, gaya itu."
Saya tidak dapat menyalahkan siapa pun dalam hal ini dan tidak dapat cemburu atau merasa bahwa sekarang saya bukan lagi nomor satu, bahwa saya bukan lagi orang yang selalu didahulukan. Tigapuluh enam purnama berlalu dan saya tidak dapat mengharapkan orang untuk terus sama ketika saya dulu baru saja pergi meninggalkan Tanah Air.
Saya hanya merasa bahwa kini semua memang sudah berjalan pada posisinya masing-masing dan saya tidak lagi berhak untuk mengatur jalur atau jalan mana yang harus diambil agar sesuai dan seharmonis seperti yang saya inginkan. Satu hal yang patut saya syukuri bahwasanya saya masih punya teman di Tanah Air, orang-orang yang mengenal saya walaupun mungkin tidak seperti dulu lagi tapi at least ada orang-orang yang bisa saya temui jika saya kembali ke Tanah Air.
Nampaknya bahwa saya mulai kehilangan gigi mungkin itu yang membuat saya kemudian merasa miris dan merasa ditinggalkan tapi saya selalu percaya bahwa semua terjadi karena ada alasan yang mendasarinya. Mungkin saya belum menerima itu tapi lambat laun saya akan menyadarinya.
Bukan mengkasihani diri sendiri tapi itulah kenyataan hidup yang memang harus dilewati dan dijalani. Sebagai manusia tentu kita harus berproses. Berproses pada banyak hal yang tentunya tidak akan berhenti.
Saya bertemu dengan beberapa orang yang boleh dikata sangat akrab dulu sebelum saya berangkat meninggalkan Tanah Air. Ketika saya kembali untuk kemudian bertemu lagi dengan mereka dan membuat janji, ketika bertemu terlihat sangat berbeda, ada jarak yang terbentang walaupun tipis namun terlihat jelas.
"Kan seperti yang orang-orang bilang, Mas, bahwa pada setiap kehidupan itu orang akan datang dan pergi. Jangan serakah dong, Mas, masa maunya orang datang terus tapi ngga pergi-pergi."
Iya, saya menyadari hal itu dan saya tahu bahwa semua itu adalah memang kehendak-Nya. Well, tidak berusaha untuk menjadi sok bijak tapi itulah yang sesungguhnya saya rasakan. Tuhan pasti punya rencana. Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi umat-Nya.
Sebuah perjalanan yang mungkin tidak akan terulang lagi dan sebuah perjalanan yang God knows when I will be back and meet them again.
"Jangan sedih begitu dong, Mas, masih banyak kok yang mengharapkan Mas untuk kembali lagi berada dalam lingkaran mereka. Mungkin tidak sekarang tapi pastinya nanti mereka akan menyadarinya bahwa apa yang pernah Mas bikin dan berikan kepada mereka itu adalah hal terindah yang pernah ada."
Kini saya mungkin hanya tersenyum dan berharap yang terbaik bagi mereka. May be I don't belong to them anymore but one thing that making me happy. I introduced them to each other and they've been close and good to each other with a very good bound. What can I expect more ?
Thursday, March 22, 2007
Monday, March 12, 2007
THE SUNDAY
Indeed it was one fine day. Pergi kesana kemari untuk beli pesanan si A, si B, si C dan si lainnya. After that having coffee with Ricky and Kwong before heading to the photo shots of my little family here in Phnom Penh.
I did enjoy the time being together with this litte family. This is the first time where everyone's available to get together. Here's the result ... How I love the pictures ...
Thanks guys .. love you all ..
Can't wait to be home to meet my Sweety Pie .. hihihi.
I did enjoy the time being together with this litte family. This is the first time where everyone's available to get together. Here's the result ... How I love the pictures ...
Thanks guys .. love you all ..
Can't wait to be home to meet my Sweety Pie .. hihihi.
Saturday, March 10, 2007
THE HOME WORK from Tobytha
Tiba-tiba dapat pesan di shoutbox dari Tobytha Darl .. one of my good friend. He gave me homework, jadilah mampir ke blognya tersayang itu to see what kind of homework yang dia kasih.
"Mas .. mas .. pakai satu bahasa biar ngga bingung yaa jawab pekerjaan rumahnya, jangan sok Enggris. Sekali-sekali pakai EYD kan ngga masalah kan buat dirimu."
Pekerjaan Rumah dari Toby adalah saya diminta menceritakan enam hal yang aneh yang kita miliki, entah itu berupa kebiasaan, sifat atau hal-hal lain yang berhubungan dengan saya langsung.
Hmm .. agak bingung juga yaa, nampaknya hanya orang lain yang bisa menilai diri kita masing-masing secara kalau kita menilai diri kita langsung maunya yang baik-baik saja yang dikatakan.
"Halaaaaaah .. Mas, wong sifat sampeyan banyak kok yang ngga nggenah."
Pertama yaa, I love to keep buying things yang terkadang barang-barang itu ngga ada gunanya, ngga tau kenapa kok rasanya lapar mata aja liat barang bagus.
"Lhoo bukannya itu kan karena Mas suka pamer pada dasarnya."
Kedua, ngga pernah bisa bilang tidak dengan firm dan penuh pasti. Cenderung mengatakan iya atas permintaan apa saja yang sekiranya dimintai tolong oleh orang. Walaupun tidak bisa bantu atau mbantu tapi diri sendiri susah pun tetap aja dijalankan.
"Itu salah satu program untuk tetap dapat titel orang baik yaa, Mas ?."
Ketiga, walaupun udah punya sejuta enam belas tas, tetap aja keep buying bags walaupun udah dilarang oleh sejuta umat. Padahal terkadang ngga tau tas itu mau buat apa.
"Terlalu mengagumi Carrie Bradshaw yaa, Mas, kan ngga mungkin Mas mengkoleksi sepatu berhak dan made in Manolo Blahnik lagi."
Keempat, my friends a.k.a those that so-called my inner circle tahu benar bahwa saya hobi sekali complain tentang apa aja yang bisanya ngga sesuai dengan aturan main atau aturan yang seharusnya dijalankan. Kayaknya hal ini ngga bisa dihilangkan secara sepertinya sudah in blood gitu.
"Errrr .. Mas .. Mas .. sampeyan kan paling gaya kalo udah urusan protokoler, sampai-sampai urusan makan malam bareng sama teman-teman aja diatur duduknya harus dimana dan dekat siapa."
Kelima, sama dengan Toby .., paling ngga bisa liat internet nganggur, yang tadinya ngantuk begitu nyentuh dunia internet, waaaaahhh dunia langsung cerah ceria rasanya, mata kok rasanya yang tadinya lima watt langsung jadi limaratus watt ..., mungkin status Toby dan saya sama .. we are internet whore !!! ...
"Bukannya ajang mencari jodoh sudah selesai, Mas ? .. Mas ajah yang hobi sapa kiri kanan, biar banyak teman apa banyak koleksi, Mas ?."
Keenam, .. the sixth sense. Things that sometimes I hate it tapi juga terkadang menguntungkan di beberapa sisi, hanya aja terkadang harus dealing to those yang menuntut kalau apa "dibacakan" tidak sesuai ... lhaa wong namanya aja saya manusia bisa aja salah ... hihihi, ..
"Kalau yang ini saya speechless, Mas, .. hehehehe."
There .. I have done the home work given by Tobytha ... sekarang giliran saya memberikan pekerjaan rumah ini kepada : ...
Tante Miund ... yang menggemari Om Marty Natalegawa
dik Faiz ... yang sangat kontroversial
Weennyiikuh .. yang mengagumi Richard Dean Anderson
Avinkeuh .. yang udah lama ngga update blognyah
Mas Agus Item Ganteng ..
Aga .. calon Duta Besar Indonesia untuk Uganda ... hihihi
"Mas .. mas .. pakai satu bahasa biar ngga bingung yaa jawab pekerjaan rumahnya, jangan sok Enggris. Sekali-sekali pakai EYD kan ngga masalah kan buat dirimu."
Pekerjaan Rumah dari Toby adalah saya diminta menceritakan enam hal yang aneh yang kita miliki, entah itu berupa kebiasaan, sifat atau hal-hal lain yang berhubungan dengan saya langsung.
Hmm .. agak bingung juga yaa, nampaknya hanya orang lain yang bisa menilai diri kita masing-masing secara kalau kita menilai diri kita langsung maunya yang baik-baik saja yang dikatakan.
"Halaaaaaah .. Mas, wong sifat sampeyan banyak kok yang ngga nggenah."
Pertama yaa, I love to keep buying things yang terkadang barang-barang itu ngga ada gunanya, ngga tau kenapa kok rasanya lapar mata aja liat barang bagus.
"Lhoo bukannya itu kan karena Mas suka pamer pada dasarnya."
Kedua, ngga pernah bisa bilang tidak dengan firm dan penuh pasti. Cenderung mengatakan iya atas permintaan apa saja yang sekiranya dimintai tolong oleh orang. Walaupun tidak bisa bantu atau mbantu tapi diri sendiri susah pun tetap aja dijalankan.
"Itu salah satu program untuk tetap dapat titel orang baik yaa, Mas ?."
Ketiga, walaupun udah punya sejuta enam belas tas, tetap aja keep buying bags walaupun udah dilarang oleh sejuta umat. Padahal terkadang ngga tau tas itu mau buat apa.
"Terlalu mengagumi Carrie Bradshaw yaa, Mas, kan ngga mungkin Mas mengkoleksi sepatu berhak dan made in Manolo Blahnik lagi."
Keempat, my friends a.k.a those that so-called my inner circle tahu benar bahwa saya hobi sekali complain tentang apa aja yang bisanya ngga sesuai dengan aturan main atau aturan yang seharusnya dijalankan. Kayaknya hal ini ngga bisa dihilangkan secara sepertinya sudah in blood gitu.
"Errrr .. Mas .. Mas .. sampeyan kan paling gaya kalo udah urusan protokoler, sampai-sampai urusan makan malam bareng sama teman-teman aja diatur duduknya harus dimana dan dekat siapa."
Kelima, sama dengan Toby .., paling ngga bisa liat internet nganggur, yang tadinya ngantuk begitu nyentuh dunia internet, waaaaahhh dunia langsung cerah ceria rasanya, mata kok rasanya yang tadinya lima watt langsung jadi limaratus watt ..., mungkin status Toby dan saya sama .. we are internet whore !!! ...
"Bukannya ajang mencari jodoh sudah selesai, Mas ? .. Mas ajah yang hobi sapa kiri kanan, biar banyak teman apa banyak koleksi, Mas ?."
Keenam, .. the sixth sense. Things that sometimes I hate it tapi juga terkadang menguntungkan di beberapa sisi, hanya aja terkadang harus dealing to those yang menuntut kalau apa "dibacakan" tidak sesuai ... lhaa wong namanya aja saya manusia bisa aja salah ... hihihi, ..
"Kalau yang ini saya speechless, Mas, .. hehehehe."
There .. I have done the home work given by Tobytha ... sekarang giliran saya memberikan pekerjaan rumah ini kepada : ...
Tante Miund ... yang menggemari Om Marty Natalegawa
dik Faiz ... yang sangat kontroversial
Weennyiikuh .. yang mengagumi Richard Dean Anderson
Avinkeuh .. yang udah lama ngga update blognyah
Mas Agus Item Ganteng ..
Aga .. calon Duta Besar Indonesia untuk Uganda ... hihihi
Wednesday, March 07, 2007
Cerita Cinta
Baru saja pulang dari foot reflexiology dengan Mbak DP, tadinya ngga ada rencana untuk pergi tapi tiba-tiba saja kok ingin relaksasi sebentar pas momentnya lagi sms-an sama Mbak DP alhasil kita janjian untuk ketemuan ditempat foot reflexiology tempat biasa kita menghabiskan waktu hari Minggu malam.
Saya datang lebih dahulu secara tempatnya Mbak DP agak sedikit lebih jauh dari tempat saya. Lima belas menit setelah saya datang dan sang masseur sudah mulai melakukan pekerjaannya, Mbak DP datang. Duduk disebelah saya dan percakapan pun dimulai.
"Aduuh, Mas, kenapa yaa Tuhan menciptakan CINTA ?"
Errr .. I am a little bit speechless sesungguhnya dengan pertanyaannya dia itu, saya hanya bisa jawab, "Lhoo CINTA itu kan anugerah."
Mbak DP ini lalu memulailah dengan section tjurhatnya. Saya tahu bahwa belakangan ini dia lagi dekat dengan seseorang yang mana secara nalar orang yang lagi dekat dengan Mbak DP ini termasuk dalam kategori pria yang sangat pendiam dan sangat misterius. Kalau buat saya lhoo secara saya jarang sekali berinteraksi dengan pria ini walaupun sering ketemu dalam beberapa acara resmi ataupun casual namun percakapan yang terjadi hanyalah percakapan basa-basi.
"Saya pikir everything runs well, bukannya kemaren hari Minggu you spent the time with him yaa ?"
Mbak DP lalu bercerita kalau hari Minggu itu memang dia bersama yang lainnya pergi ke satu tempat dan semenjak pisah dari mulai malam itu sampai dengan saat ini tak ada satu kabar pun yang diterima oleh Mbak DP. Pesan pendek di telepon tangan pun tidak dijawab.
"How I hate waiting an sms. Rasanya pengen banting itu telepon tangan."
Lho lho Mbak .. daripada dibanting kan mendingan dihibahkan ke saya, hahahaha. Saya hanya tertawa saja mendengar kalimatnya. Welcome to the club, Mbak, kemaren kemana saja ? ... hihihi.
Saya memang tidak bercerita pada Mbak DP mengenai hubungan saya dengan NS yang pada sore hari sebelum saya berangkat latihan paduan suara telah diklarifikasi secara jelas dan nyata. Yupe, semua yang telah terjadi, semua omongan di telepon maupun di pesan pendek pada telepon tangan hanyalah sebatas manis di bibir saja, saya sendiri tidak tahu sebab musababnya apa namun saya mempunyai kecenderungan untuk mengambil kesimpulan bahwa semua ini NS lakukan karena perasaan insecure yang dia miliki secara NS ini memiliki sifat posesif yang sangat tinggi kadarnya. It's over before it begins.
Well, cinta diciptakan untuk dinikmati tapi terkadang dimaki habis dan tidak jarang pula dikutuk oleh semua orang. Dari mulai cinta yang sekedar iseng, main-main sampai yang cinta benar-benar serius yang bahkan bisa membuat orang lupa daratan. Seperti yang sering saya bilang pada semua orang bahwa love is simple but yet complicated.
"Kenapa yaa, Mas, saya ini gampang banget terjatuh, luluh lantak padahal udah sering kali lhoo terjerumus atas kebodohan cinta,"
Berarti benar apa yang dikatakan oleh pepatah bahwa cinta itu buta, ngga ada matanya sama sekali dan tidak melihat. Tapi yaa kan ngga buta-buta amat. Hanya saja begitu Om or Tante Cupid melepaskan panahnya dari busur cintanya, booomm ... semua berasa indah, even semua orang pasti akan tahu kalau kita lagi jatuh cinta, everything seems easy, there's always a smile in our face dan bola mata berbinar ceria *haiyaaaaaaaaaahhh .. bahasanya ampun mak jaaaannn*
Sambil ngobrol dengan Mbak DP, saya mengkaji dan melihat kebelakang apa yang telah terjadi selama seminggu belakangan ini semenjak saya kenal dengan NS. Begitu banyak keindahan yang terjadi yang dirasa, begitu banyak hal yang tadinya mungkin saya pikir susah tapi kok yaa bisa saya jalankan dan tanpa adanya komplikasi banyak hal. Ya itulah the greatest power of love.
Tapi saya pun tersenyum dan mentertawai diri saya yang begitu mudahnya dibodohi oleh perasaan yang seharusnya saya sudah tahu bahwa jika semua satu saat akan terjadi tidak seperti yang diharapkan, saya sesungguhnya sudah mempersiapkan diri saya namun tetap saja perasaan sakit ada walaupun mungkin kali ini tidak terlalu dalam. Yang parah adalah perasaan bahwa I am being a fool, I am being stupid dan kok yaa bisa-bisanya yaa percaya dengan semua omongan-omongan yang sesungguhnya ngga makna dan esensinya. Cuman sekedar bumbu cerita cinta.
Dulu saya selalu mempunyai ketakutan kalau ditolak atau gagal dalam menjalin satu hubungan tapi mungkin dengan seiringnya waktu berjalan semua dapat diatasi. I am not ashamed or afraid for being rejected and failed. Sudah sejuta enam belas kali dan sampai saat ini saya belum kapok, .. saya akan terus mencari cinta, saya akan terus berusaha untuk mendapatkan seseorang yang sekiranya dapat menjalani satu hubungan dengan segala kekurangan maupun kelebihannya. Kesamaan saya dengan Mbak DP ini mungkin adalah kita sama-sama mudah jatuh cinta.
"Jadi, Mas, saya mesti gimana yaa ? kirim sms jangan ke dia ?."
Errr ... saya bingung untuk menjawabnya, saya pikir yang lebih baik dilakukan adalah dia dan menunggu, sebagai wanita tentunya *walaupun Bu Kartini sudah memperjuangkan emansipasi dan saat ini adalah era globalisasi* akan lebih baik untuk sedikitnya me-rem perasaan dan emosi. Dan kalimat klise pun keluar dari mulut saya, "Sudahlah, ikuti saja alurnya."
Kalau bicara tentang cinta memang tidak akan ada habisnya. Namun saya ingat selalu apa yang dikatakan oleh Wai Kwong, teman Malaysia saya itu. "Don't worry, there's always someone for someone in this world. Your time will come."
Iya, saya percaya bahwa Tuhan punya rencana lain tentunya karena everything happens for a reason. Terdengar sangat dan sok bijak mungkin namun benar adanya lhoo kalau mau dikaji lebih dalam lagi.
"Mas .. Mas .. udah selesai, ayo antar saya pulang." ...
Menikmati angin panas kota Phnom Penh .. saya kembali tersenyum mengingat betapa kita terkadang dibodohi oleh cinta.
Beberapa saat sebelum saya tidur, tiba-tiba telepon tangan saya berbunyi, nada tanda ada pesan masuk.
"Mas ... Mas, dia kirim pesan, aduuh berbunga-bunga rasanya."
Hahahahahaha, saya tertawa. Betapa cinta itu sangat misterius cara bekerjanya. Duuhh, seandainya saya pun mendapatkan sms yang sama mungkin saya akan jingkrak-jingkrak. Kini gantian saya yang memandang telepon tangan saya itu dengan sebal, ingin rasanya membanting telepon tangan itu.
Malam semakin larut, nampaknya lebih baik tidur daripada memikirkan yang tidak mungkin terjadi.
Terngiang-ngiang dikuping saya lagu Cinta oleh Titiek Puspa yang saya nyanyikan waktu acara malam persahabatan Indonesia – Kamboja ..
"Cintaaaaaaaa oooooooooohhhhhhhh cintaaaaaaaaaaaaaaaa .... "
Saya datang lebih dahulu secara tempatnya Mbak DP agak sedikit lebih jauh dari tempat saya. Lima belas menit setelah saya datang dan sang masseur sudah mulai melakukan pekerjaannya, Mbak DP datang. Duduk disebelah saya dan percakapan pun dimulai.
"Aduuh, Mas, kenapa yaa Tuhan menciptakan CINTA ?"
Errr .. I am a little bit speechless sesungguhnya dengan pertanyaannya dia itu, saya hanya bisa jawab, "Lhoo CINTA itu kan anugerah."
Mbak DP ini lalu memulailah dengan section tjurhatnya. Saya tahu bahwa belakangan ini dia lagi dekat dengan seseorang yang mana secara nalar orang yang lagi dekat dengan Mbak DP ini termasuk dalam kategori pria yang sangat pendiam dan sangat misterius. Kalau buat saya lhoo secara saya jarang sekali berinteraksi dengan pria ini walaupun sering ketemu dalam beberapa acara resmi ataupun casual namun percakapan yang terjadi hanyalah percakapan basa-basi.
"Saya pikir everything runs well, bukannya kemaren hari Minggu you spent the time with him yaa ?"
Mbak DP lalu bercerita kalau hari Minggu itu memang dia bersama yang lainnya pergi ke satu tempat dan semenjak pisah dari mulai malam itu sampai dengan saat ini tak ada satu kabar pun yang diterima oleh Mbak DP. Pesan pendek di telepon tangan pun tidak dijawab.
"How I hate waiting an sms. Rasanya pengen banting itu telepon tangan."
Lho lho Mbak .. daripada dibanting kan mendingan dihibahkan ke saya, hahahaha. Saya hanya tertawa saja mendengar kalimatnya. Welcome to the club, Mbak, kemaren kemana saja ? ... hihihi.
Saya memang tidak bercerita pada Mbak DP mengenai hubungan saya dengan NS yang pada sore hari sebelum saya berangkat latihan paduan suara telah diklarifikasi secara jelas dan nyata. Yupe, semua yang telah terjadi, semua omongan di telepon maupun di pesan pendek pada telepon tangan hanyalah sebatas manis di bibir saja, saya sendiri tidak tahu sebab musababnya apa namun saya mempunyai kecenderungan untuk mengambil kesimpulan bahwa semua ini NS lakukan karena perasaan insecure yang dia miliki secara NS ini memiliki sifat posesif yang sangat tinggi kadarnya. It's over before it begins.
Well, cinta diciptakan untuk dinikmati tapi terkadang dimaki habis dan tidak jarang pula dikutuk oleh semua orang. Dari mulai cinta yang sekedar iseng, main-main sampai yang cinta benar-benar serius yang bahkan bisa membuat orang lupa daratan. Seperti yang sering saya bilang pada semua orang bahwa love is simple but yet complicated.
"Kenapa yaa, Mas, saya ini gampang banget terjatuh, luluh lantak padahal udah sering kali lhoo terjerumus atas kebodohan cinta,"
Berarti benar apa yang dikatakan oleh pepatah bahwa cinta itu buta, ngga ada matanya sama sekali dan tidak melihat. Tapi yaa kan ngga buta-buta amat. Hanya saja begitu Om or Tante Cupid melepaskan panahnya dari busur cintanya, booomm ... semua berasa indah, even semua orang pasti akan tahu kalau kita lagi jatuh cinta, everything seems easy, there's always a smile in our face dan bola mata berbinar ceria *haiyaaaaaaaaaahhh .. bahasanya ampun mak jaaaannn*
Sambil ngobrol dengan Mbak DP, saya mengkaji dan melihat kebelakang apa yang telah terjadi selama seminggu belakangan ini semenjak saya kenal dengan NS. Begitu banyak keindahan yang terjadi yang dirasa, begitu banyak hal yang tadinya mungkin saya pikir susah tapi kok yaa bisa saya jalankan dan tanpa adanya komplikasi banyak hal. Ya itulah the greatest power of love.
Tapi saya pun tersenyum dan mentertawai diri saya yang begitu mudahnya dibodohi oleh perasaan yang seharusnya saya sudah tahu bahwa jika semua satu saat akan terjadi tidak seperti yang diharapkan, saya sesungguhnya sudah mempersiapkan diri saya namun tetap saja perasaan sakit ada walaupun mungkin kali ini tidak terlalu dalam. Yang parah adalah perasaan bahwa I am being a fool, I am being stupid dan kok yaa bisa-bisanya yaa percaya dengan semua omongan-omongan yang sesungguhnya ngga makna dan esensinya. Cuman sekedar bumbu cerita cinta.
Dulu saya selalu mempunyai ketakutan kalau ditolak atau gagal dalam menjalin satu hubungan tapi mungkin dengan seiringnya waktu berjalan semua dapat diatasi. I am not ashamed or afraid for being rejected and failed. Sudah sejuta enam belas kali dan sampai saat ini saya belum kapok, .. saya akan terus mencari cinta, saya akan terus berusaha untuk mendapatkan seseorang yang sekiranya dapat menjalani satu hubungan dengan segala kekurangan maupun kelebihannya. Kesamaan saya dengan Mbak DP ini mungkin adalah kita sama-sama mudah jatuh cinta.
"Jadi, Mas, saya mesti gimana yaa ? kirim sms jangan ke dia ?."
Errr ... saya bingung untuk menjawabnya, saya pikir yang lebih baik dilakukan adalah dia dan menunggu, sebagai wanita tentunya *walaupun Bu Kartini sudah memperjuangkan emansipasi dan saat ini adalah era globalisasi* akan lebih baik untuk sedikitnya me-rem perasaan dan emosi. Dan kalimat klise pun keluar dari mulut saya, "Sudahlah, ikuti saja alurnya."
Kalau bicara tentang cinta memang tidak akan ada habisnya. Namun saya ingat selalu apa yang dikatakan oleh Wai Kwong, teman Malaysia saya itu. "Don't worry, there's always someone for someone in this world. Your time will come."
Iya, saya percaya bahwa Tuhan punya rencana lain tentunya karena everything happens for a reason. Terdengar sangat dan sok bijak mungkin namun benar adanya lhoo kalau mau dikaji lebih dalam lagi.
"Mas .. Mas .. udah selesai, ayo antar saya pulang." ...
Menikmati angin panas kota Phnom Penh .. saya kembali tersenyum mengingat betapa kita terkadang dibodohi oleh cinta.
Beberapa saat sebelum saya tidur, tiba-tiba telepon tangan saya berbunyi, nada tanda ada pesan masuk.
"Mas ... Mas, dia kirim pesan, aduuh berbunga-bunga rasanya."
Hahahahahaha, saya tertawa. Betapa cinta itu sangat misterius cara bekerjanya. Duuhh, seandainya saya pun mendapatkan sms yang sama mungkin saya akan jingkrak-jingkrak. Kini gantian saya yang memandang telepon tangan saya itu dengan sebal, ingin rasanya membanting telepon tangan itu.
Malam semakin larut, nampaknya lebih baik tidur daripada memikirkan yang tidak mungkin terjadi.
Terngiang-ngiang dikuping saya lagu Cinta oleh Titiek Puspa yang saya nyanyikan waktu acara malam persahabatan Indonesia – Kamboja ..
"Cintaaaaaaaa oooooooooohhhhhhhh cintaaaaaaaaaaaaaaaa .... "
Tuesday, March 06, 2007
THE NOTHING
Hari Minggu kemarin saya kecopetan. Dua buah dompet yang saya letakkan di kantong depan back pack saya itu tiba-tiba raib tak ada rimbanya dan saya hanya bisa tersenyum pasrah. Saya tidak menyadari jika kantong tas back pack saya itu dibuka oleh orang sampai kemudian ketika saya melihat bolpen saya terjatuh dan saya melihat bahwa retsleting bagian kantong itu sudah terbuka setengahnya.
Sampai dirumah saya check seantero kamar dan saya bongkar tas yang terakhir saya pakai sebelum saya pakai tas yang hitam ini dan dompet itu pun tak ada. Well, buat saya secara jujur bukan masalah uangnya yang hilang tapi beberapa hal kecil yang ada di dompet itu, .. photo almarhum Bapak saya, photo almarhum Eyang Kakung, KTP Indonesia dan beberapa catatan kecil lainnya. Saya berharap ada orang yang akan telpon dan mengembalikan dompet tersebut. Namun hingga kini harapan tinggallah harapan dan saya sudah ikhlas akan kehilangan saya tersebut, saya percaya Tuhan punya rencana lain.
Entah kenapa seolah hari Minggu itu kesabaran saya benar-benar diuji secara luar dalam. Setelah pulang dari mengantar istri Juragan saya itu, kemudian saya memutuskan untuk beristirahat sejenak dengan berusaha melelapkan diri ditengah siang panas ditemani musik Indonesia tahun 80an dan dinginnya penyejuk kamar. Namun entah kenapa berjuta sms datang silih berganti dan sejuta enam belas telpon masuk dan semua itu required to be answered. How I hate my Sunday!. I suppose to be able to take a rest secara baru saja pulang dari luar kota mengurusi delegasi Menteri Luar Negeri RI yang menghadiri sidang di Siem Reap dan kurang tidur!.
Malamnya sebagaimana telah dijadwalkan saya gabung dengan beberapa teman-teman dekat saya disini untuk acara potluck ditempatnya Wai Kwong, a Chinese Malaysian. Undangan yang saya sebar adalah pukul 19.00 waktu setempat namun ketika saya datang pukul 19.30 hanya ada dua orang yang datang dan yang lain tampak belum datang.
I could not get angry as I am being late by myself though I told them that I might be late. Tapi ya sudahlah. Acara potluck ini sendiri berlangsung hingga pukul 22.30 dan setelah itu masing-masing pulang.
Sampai di rumah saya masih mencoba mengkontak NS, entah sudah berapa kali namun masih tak ada jawaban. Saya mencoba untuk tidak emosi ataupun melakukan kebodohan namun disisi lain saya pun tertawa betapa kita ini manusia terkadang sangat mudah dibodohi oleh cinta.
Well, there is no point of this story as saya hanya meracau saja pada dasarnya.
Sampai dirumah saya check seantero kamar dan saya bongkar tas yang terakhir saya pakai sebelum saya pakai tas yang hitam ini dan dompet itu pun tak ada. Well, buat saya secara jujur bukan masalah uangnya yang hilang tapi beberapa hal kecil yang ada di dompet itu, .. photo almarhum Bapak saya, photo almarhum Eyang Kakung, KTP Indonesia dan beberapa catatan kecil lainnya. Saya berharap ada orang yang akan telpon dan mengembalikan dompet tersebut. Namun hingga kini harapan tinggallah harapan dan saya sudah ikhlas akan kehilangan saya tersebut, saya percaya Tuhan punya rencana lain.
Entah kenapa seolah hari Minggu itu kesabaran saya benar-benar diuji secara luar dalam. Setelah pulang dari mengantar istri Juragan saya itu, kemudian saya memutuskan untuk beristirahat sejenak dengan berusaha melelapkan diri ditengah siang panas ditemani musik Indonesia tahun 80an dan dinginnya penyejuk kamar. Namun entah kenapa berjuta sms datang silih berganti dan sejuta enam belas telpon masuk dan semua itu required to be answered. How I hate my Sunday!. I suppose to be able to take a rest secara baru saja pulang dari luar kota mengurusi delegasi Menteri Luar Negeri RI yang menghadiri sidang di Siem Reap dan kurang tidur!.
Malamnya sebagaimana telah dijadwalkan saya gabung dengan beberapa teman-teman dekat saya disini untuk acara potluck ditempatnya Wai Kwong, a Chinese Malaysian. Undangan yang saya sebar adalah pukul 19.00 waktu setempat namun ketika saya datang pukul 19.30 hanya ada dua orang yang datang dan yang lain tampak belum datang.
I could not get angry as I am being late by myself though I told them that I might be late. Tapi ya sudahlah. Acara potluck ini sendiri berlangsung hingga pukul 22.30 dan setelah itu masing-masing pulang.
Sampai di rumah saya masih mencoba mengkontak NS, entah sudah berapa kali namun masih tak ada jawaban. Saya mencoba untuk tidak emosi ataupun melakukan kebodohan namun disisi lain saya pun tertawa betapa kita ini manusia terkadang sangat mudah dibodohi oleh cinta.
Well, there is no point of this story as saya hanya meracau saja pada dasarnya.
Wednesday, February 28, 2007
THE DINNER ARRANGEMENT
Beberapa hari lalu saya kembali mengeksplorasi kemampuan saya untuk menjadi Tukang Tata dan Tukang Atur dalam satu jamuan makan malam di rumah atasan saya.
Kegiatan yang buat saya sangat menyenangkan karena kegiatan jamuan makan malam ini dapat mengakomodir kemampuan saya lebih jauh lagi dalam hal penataan, walaupun tidak pernah belajar secara khusus namun karena pengalaman-pengalaman yang sudah-sudah, saya merasa bahwa kemampuan saya semakin terasah namun tetap jauh dari sempurna.
Jamuan Makan Malam kali ini terbagi atas dua tempat dikarenakan jumlah tamu yang agak banyak sehingga tidak memungkinkan untuk semua tamu didudukkan pada satu meja.
Maka dibuatlah dua meja yang terpisah.
Kegiatan yang buat saya sangat menyenangkan karena kegiatan jamuan makan malam ini dapat mengakomodir kemampuan saya lebih jauh lagi dalam hal penataan, walaupun tidak pernah belajar secara khusus namun karena pengalaman-pengalaman yang sudah-sudah, saya merasa bahwa kemampuan saya semakin terasah namun tetap jauh dari sempurna.
Jamuan Makan Malam kali ini terbagi atas dua tempat dikarenakan jumlah tamu yang agak banyak sehingga tidak memungkinkan untuk semua tamu didudukkan pada satu meja.
Maka dibuatlah dua meja yang terpisah.
Gambar yang diatas ini adalah meja panjang tempat para bapak-bapak menikmati makan malamnya.
Gambar yang diatas ini adalah tempat para ibu-ibu menikmati makan malamnya.
Penataan peralatan makan.
Pada gambar diatas tampak table runner yang berwarna gelap dan nuansa yang didasari dengan taplak warna putih. Bunga yang diletakkan disesuaikan dengan meja dan warna yang diambil pun merupakan perpaduan. Table Runner warna gelap ini saya pakai untuk meja para bapak-bapak, terkesan keras namun elegant dan juga tidak meninggalkan sisi-sisi keindahannya.
Sementara untuk meja para ibu, saya menggunakan table runner yang tadinya adalah selendang batik kuno. Warna batik kuno yang cenderung lembut membuat penampilan meja menjadi terlihat kalem dan feminim. Bunga yang dipakai pun tidak berwarna keras namun warna yang menyesuaikan dengan nuansa ruangan itu sendiri.
Ehm .. bagaimana ? .. sudah lulus belum yaa saya ? ... hihihihi, ...
Wednesday, February 21, 2007
in memoriam : SOBRON AIDIT
Beberapa waktu yang lalu ketika saya membuka email dan kemudian membaca satu email berisi berita dukacita, saya terkejut.
"Har, Om Sobron wafat di Paris kemarin."
Sebuah kalimat singkat namun cukup membuat saya terdiam sesaat, berdoa agarsanya Om Sobron diterima disisi-Nya.
Saya mengenal Om Sobron dari buku-buku yang dikarang olehnya, waktu itu kalau tidak salah era reformasi sudah berjalan di bumi Nusantara ini, ada banyak buku dari para pengarang eksil atau eks tahanan politik peristiwa 65 kembali diterbitkan setelah hampir lebih dari tiga dasawarsa dibekukan. Bahasa yang digunakan dalambuku-bukunya adalah bahasa yang lugas dan merakyat terkadang pun dicampur dengan bahasa daerah. Agaknya darah kesusastraan sesungguhnya mengalir dalam tubuh keluarga Aidit. Hal ini hanya berdasarkan kesimpulan saya pribadi karena saya memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan dua orang anggota keluarga Aidit, Om Sobron yang adik kandung D.N. Aidit dan Ilham Aidit yang putra kandung D.N. Aidit. Kepiawaian Om Ilham dalam merangkai kata ketika mempresentasikan sesuatu merupakan keahliannya yang saya kagumi.
Salah satu buku Om Sobron yang menjadi favorit saya adalah buku yang bercerita tentang restorannya di Paris yang menjual masakan Indonesia namun juga restoran tersebut tidak pernah lepas dari intaian para intel.
Om Sobron adalah adik kandung dari Dipa Nusantara Aidit atau yang lebih dikenal dengan nama D.N. Aidit, Ketua Partai Komunis Indonesia [PKI]. Hal inilah yang menyebabkan namanya masuk dalam daftar hitam pemerintah Republik Indonesia pada masa zaman Orde Baru berkuasa.
Pada saat terjadinya peristiwa G 30 S, Om Sobron saat itu sedang berada di Beijing, Cina, untuk mengajar di salah satu sekolah disana. Peristiwa 30 September itu menyebabkan beliau tidak dapat pulang kembali ke Tanah Air. Sementara dalam hatinya sendiri bertanya-tanya sedang terjadi apakah di Indonesia saat itu.
Om Sobron mengetahui kabar bahwa kakaknya sudah meninggal dari delegasi Kuba yang datang ke Beijing dan menyampaikan pesan dari Fidel Castro bahwa D.N. Aidit sudah meninggal.
Ketika itulah perjalanan hidupnya dimulai dengan segala kegetiran, rasa amarah, sedih semua bercampur menjadi satu. Satu kehidupan yang berubah secara drastis. Dapat dirasakan bagaimana rasanya ditolak masuk ke negerinya sendiri. Om Sobron berkelana dari satu negara ke negara lain. Beberapa temannya bahkan meninggal di luar negeri tanpa pernah memiliki kesempatan untuk kembali melihat Tanah Air.
Ketika tahun 1998 Presiden Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia, saat itulah Om Sobron memiliki kesempatan untuk pulang menengok kembali Tanah Air yang telah ditinggalkannya semenjak pra peristiwa 1965.
Saya sendiri memiliki kesempatan untuk bertatap muka langsung dengan Om Sobron pada suatu sore. Ketika itu saya masih bekerja di salah satu LSM yang bergerak di bidang sastra, budaya dan sejarah Indonesia, kebetulan sekali proyek yang saya tangani adalah proyek yang berkaitan dengan Peristiwa 1965. Om Sobron adalah seorang penulis cerita, puisi dan artikel yang handal, karyanya banyak sekali diterbitkan di luar negeri. Karena saat itu LSM saya sedang menyusun satu buku yang berisikan hasil karya para eksil di luar negeri, pada satu kesempatan beliau ke Tanah Air, beliau mampir ke kantor tempat saya bekerja tersebut ditemani oleh salah seorang tokoh teater dan juga aktris senior Indonesia.
Saya melihat Om Sobron sebagai seseorang yang berjiwa muda, terlihat sehat dan gagah dan pandangan matanya masih tajam seperti layaknya orang-orang muda yang memiliki satu spirit yang tinggi. Hal ini pun saya lihat di diri Om Pramoedya.
Salah satu cita-citanya adalah beliau ingin para korban peristiwa 1965 tersebut agar diperlakukan secara manusiawi. Belum tentu mereka bersalah dan belum tentu juga bahwa mereka adalah pelaku sesungguhnya.
Menurut berita yang saya baca, Om Sobron akan dikremasikan dan beliau meminta agar abunya sebagian ditaruh di makam istrinya di Beijing dan sebagian lagi ditaruh dimakam ibundanya di Belitung.
Sampai akhir hayatnya saya percaya bahwa sesungguhnya Om Sobron sangat mencintai Tanah Airnya, Indonesia.
Selamat jalan Om Sobron, semoga perjalanan menghadap sang Khalik diberi kelancaran dan semoga saja apa yang menjadi cita-cita Om Sobron agar para tahanan, mantan tahanan politik peristiwa 1965 dapat direhabilitasi namanya dan diperlakukan manusiawi.
"Har, Om Sobron wafat di Paris kemarin."
Sebuah kalimat singkat namun cukup membuat saya terdiam sesaat, berdoa agarsanya Om Sobron diterima disisi-Nya.
Saya mengenal Om Sobron dari buku-buku yang dikarang olehnya, waktu itu kalau tidak salah era reformasi sudah berjalan di bumi Nusantara ini, ada banyak buku dari para pengarang eksil atau eks tahanan politik peristiwa 65 kembali diterbitkan setelah hampir lebih dari tiga dasawarsa dibekukan. Bahasa yang digunakan dalambuku-bukunya adalah bahasa yang lugas dan merakyat terkadang pun dicampur dengan bahasa daerah. Agaknya darah kesusastraan sesungguhnya mengalir dalam tubuh keluarga Aidit. Hal ini hanya berdasarkan kesimpulan saya pribadi karena saya memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan dua orang anggota keluarga Aidit, Om Sobron yang adik kandung D.N. Aidit dan Ilham Aidit yang putra kandung D.N. Aidit. Kepiawaian Om Ilham dalam merangkai kata ketika mempresentasikan sesuatu merupakan keahliannya yang saya kagumi.
Salah satu buku Om Sobron yang menjadi favorit saya adalah buku yang bercerita tentang restorannya di Paris yang menjual masakan Indonesia namun juga restoran tersebut tidak pernah lepas dari intaian para intel.
Om Sobron adalah adik kandung dari Dipa Nusantara Aidit atau yang lebih dikenal dengan nama D.N. Aidit, Ketua Partai Komunis Indonesia [PKI]. Hal inilah yang menyebabkan namanya masuk dalam daftar hitam pemerintah Republik Indonesia pada masa zaman Orde Baru berkuasa.
Pada saat terjadinya peristiwa G 30 S, Om Sobron saat itu sedang berada di Beijing, Cina, untuk mengajar di salah satu sekolah disana. Peristiwa 30 September itu menyebabkan beliau tidak dapat pulang kembali ke Tanah Air. Sementara dalam hatinya sendiri bertanya-tanya sedang terjadi apakah di Indonesia saat itu.
Om Sobron mengetahui kabar bahwa kakaknya sudah meninggal dari delegasi Kuba yang datang ke Beijing dan menyampaikan pesan dari Fidel Castro bahwa D.N. Aidit sudah meninggal.
Ketika itulah perjalanan hidupnya dimulai dengan segala kegetiran, rasa amarah, sedih semua bercampur menjadi satu. Satu kehidupan yang berubah secara drastis. Dapat dirasakan bagaimana rasanya ditolak masuk ke negerinya sendiri. Om Sobron berkelana dari satu negara ke negara lain. Beberapa temannya bahkan meninggal di luar negeri tanpa pernah memiliki kesempatan untuk kembali melihat Tanah Air.
Ketika tahun 1998 Presiden Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia, saat itulah Om Sobron memiliki kesempatan untuk pulang menengok kembali Tanah Air yang telah ditinggalkannya semenjak pra peristiwa 1965.
Saya sendiri memiliki kesempatan untuk bertatap muka langsung dengan Om Sobron pada suatu sore. Ketika itu saya masih bekerja di salah satu LSM yang bergerak di bidang sastra, budaya dan sejarah Indonesia, kebetulan sekali proyek yang saya tangani adalah proyek yang berkaitan dengan Peristiwa 1965. Om Sobron adalah seorang penulis cerita, puisi dan artikel yang handal, karyanya banyak sekali diterbitkan di luar negeri. Karena saat itu LSM saya sedang menyusun satu buku yang berisikan hasil karya para eksil di luar negeri, pada satu kesempatan beliau ke Tanah Air, beliau mampir ke kantor tempat saya bekerja tersebut ditemani oleh salah seorang tokoh teater dan juga aktris senior Indonesia.
Saya melihat Om Sobron sebagai seseorang yang berjiwa muda, terlihat sehat dan gagah dan pandangan matanya masih tajam seperti layaknya orang-orang muda yang memiliki satu spirit yang tinggi. Hal ini pun saya lihat di diri Om Pramoedya.
Salah satu cita-citanya adalah beliau ingin para korban peristiwa 1965 tersebut agar diperlakukan secara manusiawi. Belum tentu mereka bersalah dan belum tentu juga bahwa mereka adalah pelaku sesungguhnya.
Menurut berita yang saya baca, Om Sobron akan dikremasikan dan beliau meminta agar abunya sebagian ditaruh di makam istrinya di Beijing dan sebagian lagi ditaruh dimakam ibundanya di Belitung.
Sampai akhir hayatnya saya percaya bahwa sesungguhnya Om Sobron sangat mencintai Tanah Airnya, Indonesia.
Selamat jalan Om Sobron, semoga perjalanan menghadap sang Khalik diberi kelancaran dan semoga saja apa yang menjadi cita-cita Om Sobron agar para tahanan, mantan tahanan politik peristiwa 1965 dapat direhabilitasi namanya dan diperlakukan manusiawi.
Sunday, February 18, 2007
THE STORY
Benar juga apa yang dikatakan oleh beberapa teman saya bahwa God works with His misterious way. Kita memang tidak pernah tahu apa yang Tuhan rencanakan untuk kita, satu hal yang pasti yang selalu saya yakini adalah apa pun rencana-Nya, Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita karena Dia yang paling tahu.
Beberapa hari yang lalu saya mengirimkan pesan kepada seseorang yang belum saya kenal di salah satu web tempat perkenalan di internet. Secara jujur mengingat perbedaan usia yang boleh dikatakan sangat jauh, saya tidak mengharap terlalu banyak.
Sampai kemarin malam kalau tidak salah tiba-tiba saya mendapatkan jawaban dari dia di message box saya, sesuatu yang cukup mengejutkan namun disisi lain pun membuat saya senang. Entah kapan terakhir kali saya merasakan kesenangan seperti ini, it was like I was back then in long time ago ketika masih sibuk mencari tambatan hati *haiyaaaaaaaaaahhh*
Dulu most of my time I spent it by looking for my significant other dengan segala macam cara dilakukan, mulai dari pasang iklan di web sampai dengan chatting almost every night, hahahaha, kalau mengingat itu semua malu rasanya tapi dibalik itu I got so many experiences yang I could share dengan yang lain.
Tadi malam itu somehow kita akhirnya bertemu di messenger, ngobrol ini dan itu cukup banyak. Sampai tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi.
Saya terus memikirkan hal ini sampai kemudian siang tadi saya iseng telpon dan kemudian tanpa terasa sudah ngobrol selama hampir dua setengah jam dan itu pun berhenti karena waktu Maghrib sudah tiba. Selama dua setengah jam itu we played the take turns game, kalau saya bertanya maka dia akan bertanya balik dan kalau dia bertanya maka saya akan bertanya balik, sebuah permainan cara lama namun tampak cukup efektif karena selama dua setengah jam itu somehow kita bisa saling mengenal satu dan lainnya dengan lebih baik lagi.
Malam tadi pun kita janjian lagi untuk bertemu di messenger secara kita tinggal di dua negara yang berbeda. Saya berusaha untuk tidak memikirkannya dan berusaha untuk menetralisir perasaan saya karena saya tahu setelah sejuta enam belas kegagalan, I should have learnt more and be better dalam menghadapi situasi seperti ini. Tapi sepertinya hal itu tidaklah mudah, as I always said that love is simple but yet complicated.
Saya tidak mengatakan bahwa saya mencintainya tapi somehow dari perbincangan yang berkait dan hal-hal yang similar satu dengan yang lainnya, ada perasaan lain timbul dan ini buat saya bukan hal yang baik untuk sementara ini, saya belajar untuk meredamnya. Semua orang tahu yang namanya cyber love itu terkadang work well atau tidak sama sekali. Pembicaraan di dunia maya belum tentu nantiya setelah ketemu face to face akan sama. Iya sudah lihat photo tapi somehow there are some people are photogenic tapi begitu ketemu aslinya belum tentu.
Entah kenapa ketika tadi perbincangan hampir selesai karena dia harus pergi, saya ngerasa kangen. Sampai kemudian dia sendiri mengatakan bahwa dia ingin sekali ketemu. I know that I have the equal feeling as well untuk ketemu tapi saya berusaha untuk tidak menumbuhkembangkan perasaan itu.
Satu hal adalah dia mampu membuat saya tersenyum terus menerus. Yupe, I the one who said bahwa saya percaya bahwa Long Distance Relationship bisa work well kalau memang kita mau working it out well.
Is this one of the God's way ? .. I am not daring to ask tapi saya cukup bersyukur karena ada satu hal yang bisa mengisi sesuatu yang kosong cukup lama dalam hati saya *cieeeeee*
Until the time, I have no comment at all but I thank you for bringing smile and joyful feeling in my heart.
Beberapa hari yang lalu saya mengirimkan pesan kepada seseorang yang belum saya kenal di salah satu web tempat perkenalan di internet. Secara jujur mengingat perbedaan usia yang boleh dikatakan sangat jauh, saya tidak mengharap terlalu banyak.
Sampai kemarin malam kalau tidak salah tiba-tiba saya mendapatkan jawaban dari dia di message box saya, sesuatu yang cukup mengejutkan namun disisi lain pun membuat saya senang. Entah kapan terakhir kali saya merasakan kesenangan seperti ini, it was like I was back then in long time ago ketika masih sibuk mencari tambatan hati *haiyaaaaaaaaaahhh*
Dulu most of my time I spent it by looking for my significant other dengan segala macam cara dilakukan, mulai dari pasang iklan di web sampai dengan chatting almost every night, hahahaha, kalau mengingat itu semua malu rasanya tapi dibalik itu I got so many experiences yang I could share dengan yang lain.
Tadi malam itu somehow kita akhirnya bertemu di messenger, ngobrol ini dan itu cukup banyak. Sampai tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi.
Saya terus memikirkan hal ini sampai kemudian siang tadi saya iseng telpon dan kemudian tanpa terasa sudah ngobrol selama hampir dua setengah jam dan itu pun berhenti karena waktu Maghrib sudah tiba. Selama dua setengah jam itu we played the take turns game, kalau saya bertanya maka dia akan bertanya balik dan kalau dia bertanya maka saya akan bertanya balik, sebuah permainan cara lama namun tampak cukup efektif karena selama dua setengah jam itu somehow kita bisa saling mengenal satu dan lainnya dengan lebih baik lagi.
Malam tadi pun kita janjian lagi untuk bertemu di messenger secara kita tinggal di dua negara yang berbeda. Saya berusaha untuk tidak memikirkannya dan berusaha untuk menetralisir perasaan saya karena saya tahu setelah sejuta enam belas kegagalan, I should have learnt more and be better dalam menghadapi situasi seperti ini. Tapi sepertinya hal itu tidaklah mudah, as I always said that love is simple but yet complicated.
Saya tidak mengatakan bahwa saya mencintainya tapi somehow dari perbincangan yang berkait dan hal-hal yang similar satu dengan yang lainnya, ada perasaan lain timbul dan ini buat saya bukan hal yang baik untuk sementara ini, saya belajar untuk meredamnya. Semua orang tahu yang namanya cyber love itu terkadang work well atau tidak sama sekali. Pembicaraan di dunia maya belum tentu nantiya setelah ketemu face to face akan sama. Iya sudah lihat photo tapi somehow there are some people are photogenic tapi begitu ketemu aslinya belum tentu.
Entah kenapa ketika tadi perbincangan hampir selesai karena dia harus pergi, saya ngerasa kangen. Sampai kemudian dia sendiri mengatakan bahwa dia ingin sekali ketemu. I know that I have the equal feeling as well untuk ketemu tapi saya berusaha untuk tidak menumbuhkembangkan perasaan itu.
Satu hal adalah dia mampu membuat saya tersenyum terus menerus. Yupe, I the one who said bahwa saya percaya bahwa Long Distance Relationship bisa work well kalau memang kita mau working it out well.
Is this one of the God's way ? .. I am not daring to ask tapi saya cukup bersyukur karena ada satu hal yang bisa mengisi sesuatu yang kosong cukup lama dalam hati saya *cieeeeee*
Until the time, I have no comment at all but I thank you for bringing smile and joyful feeling in my heart.
Subscribe to:
Posts (Atom)