Hari Minggu kemarin saya kecopetan. Dua buah dompet yang saya letakkan di kantong depan back pack saya itu tiba-tiba raib tak ada rimbanya dan saya hanya bisa tersenyum pasrah. Saya tidak menyadari jika kantong tas back pack saya itu dibuka oleh orang sampai kemudian ketika saya melihat bolpen saya terjatuh dan saya melihat bahwa retsleting bagian kantong itu sudah terbuka setengahnya.
Sampai dirumah saya check seantero kamar dan saya bongkar tas yang terakhir saya pakai sebelum saya pakai tas yang hitam ini dan dompet itu pun tak ada. Well, buat saya secara jujur bukan masalah uangnya yang hilang tapi beberapa hal kecil yang ada di dompet itu, .. photo almarhum Bapak saya, photo almarhum Eyang Kakung, KTP Indonesia dan beberapa catatan kecil lainnya. Saya berharap ada orang yang akan telpon dan mengembalikan dompet tersebut. Namun hingga kini harapan tinggallah harapan dan saya sudah ikhlas akan kehilangan saya tersebut, saya percaya Tuhan punya rencana lain.
Entah kenapa seolah hari Minggu itu kesabaran saya benar-benar diuji secara luar dalam. Setelah pulang dari mengantar istri Juragan saya itu, kemudian saya memutuskan untuk beristirahat sejenak dengan berusaha melelapkan diri ditengah siang panas ditemani musik Indonesia tahun 80an dan dinginnya penyejuk kamar. Namun entah kenapa berjuta sms datang silih berganti dan sejuta enam belas telpon masuk dan semua itu required to be answered. How I hate my Sunday!. I suppose to be able to take a rest secara baru saja pulang dari luar kota mengurusi delegasi Menteri Luar Negeri RI yang menghadiri sidang di Siem Reap dan kurang tidur!.
Malamnya sebagaimana telah dijadwalkan saya gabung dengan beberapa teman-teman dekat saya disini untuk acara potluck ditempatnya Wai Kwong, a Chinese Malaysian. Undangan yang saya sebar adalah pukul 19.00 waktu setempat namun ketika saya datang pukul 19.30 hanya ada dua orang yang datang dan yang lain tampak belum datang.
I could not get angry as I am being late by myself though I told them that I might be late. Tapi ya sudahlah. Acara potluck ini sendiri berlangsung hingga pukul 22.30 dan setelah itu masing-masing pulang.
Sampai di rumah saya masih mencoba mengkontak NS, entah sudah berapa kali namun masih tak ada jawaban. Saya mencoba untuk tidak emosi ataupun melakukan kebodohan namun disisi lain saya pun tertawa betapa kita ini manusia terkadang sangat mudah dibodohi oleh cinta.
Well, there is no point of this story as saya hanya meracau saja pada dasarnya.
No comments:
Post a Comment