Friday, May 05, 2006

ASTOPODIM ...

"ASTOPODIIIIMMMMM .... !!!"
Lalu salah satu keponakan saya pun mengelus dadanya setelah mengucapkan kalimat itu. Saya yang berdiri didekatnya tergelak-gelak tertawa walaupun tidak mengerti apa maksudnya dengan yang diucapkan olehnya namun gerak tubuh dan mimik mukanya sangat lucu pada saat itu.

Setelah puas tertawa, barulah saya bertanya pada istri kakak saya tentang arti dari kata yang baru saja diucapkan oleh keponakan saya tersebut. "Oh itu, 'dék, maksudnya kan mau mengucapkan Astagfirullahaladzim tapi karena belum bisa fasih dan masih susah makanya dia dengan seenaknya menyingkat jadi Astopodim dan karena kebiasaan melihat bapaknya dan kakak-kakaknya kalau abis mengucapkan kata itu terus mengelus dada, makanya dia pun mengikuti melakukan hal itu." Saya pun tersenyum dan manggut-manggut tanda mengerti.

Namun apa yang akan saya bahas bukan masalah keponakan saya dan kata astopodimnya. Pembahasan ini lebih kepada apa yang saya baca di detik dot kom. Mungkin buat sebagian orang hal ini bukan hal besar tapi buat saya hal ini kok agak sedikit menganggu hati nurani.

Seperti biasa saya selalu mengupdate berita-berita dari tanah air dengan membuka website milik detik dot kom dan kompas dot kom karena hanya dua web itu yang aksesibel disini. Seteleh meng-klik indeks berita, tiba-tiba mata saya tertumbuk pada satu wacana berita mengenai salah satu anggota DPR RI yang memberikan satu pernyataan bahwa sakit serta masuk rumah sakitnya kembali mantan Presiden Soeharto untuk dirawat dan dioperasi adalah merupakan salah satu manuver keluarga untuk menghindari beliau dari tuntutan hukum atau pun dibawanya beliau ke pengadilan.

Ya ALLAH Ya Rabbi, sebegitukah hati nurani seorang wakil rakyat ? sehingga ketika musibah sesungguhnya datang tidak lagi dipercaya dan dianggap sebagai bahan berkelit atau menghindar. Saya sungguh menyayangkan pernyataan Bapak Wakil Rakyat Yang Terhormat itu, seolah hanya dia sendiri yang benar, yang tahu bahwa itu semua adalah rekayasa keluarga untuk menghindari mantan Presiden RI tersebut dari kekuasaan pengadilan.

Saya bukan Soeharto-is atau apalah namanya sebutan bagi pengikut Soeharto. Tapi bagaimana pun bangsa ini bisa kemudian menjadi satu bangsa yang boleh dikatakan cukup maju dan berkembang karena jasa-jasa beliau. Lepas dari buruk atau tidaknya beliau pada saat memimpin tapi kita tak pernah bisa memungkiri gelar beliau sebagai Bapak Pembangunan Nasional. Indonesia begitu maju dalam kurun waktu 30 tahun masa pemerintahannya.

Terkadang apa yang dikatakan oleh pepatah benar adanya bahwa "karena nila setitik, rusak susu sebelanga. " Jadi sebaik apa pun hasilnya selama beliau bekerja dan mengabdi pada negara (mungkin ini bahasa klise) takkan pernah dilihat dan dilirik sedikit pun.

Lebih menggelikannya lagi, alih-alih di satu sisi para anggota dewan yang terhormat bicara tentangn keadilan dan lain sebagainya yang terkait dengan Soeharto, beliau-beliau ini pun melakukan that so-called "keadilan" dimana untuk naik lift pun diperlukan lift khusus untuk para anggota dewan yang terhormat ini, pun disediakan ruang tunggu dengan sofa yang nyaman dan tv. Well, katanya wakil rakyat, katanya tugas utamanya mengaspirasikan kehendak rakyat tapi ternyata semua itu hanya omong kosong belaka nampaknya. "ASTOPODIIIIMMM !!!"

Apakah terlalu banyak meminta jika kita atau taruhlah saya menyuarakan rasa empati kepada mantan orang no 1 di Indonesia ini ? seperti yang dikatakan oleh salah satu wakil ketua dewan rakyat ini (thanks God masih ada yang punya empati dan berpikir manusiawi) bahwa bayangkan jika yang terjadi ini pada ayah kita sendiri ? ..

Sebegitu banyak perihal yang harus dibereskan dan dibenahi tapi kenapa harus hal-hal lain yang dipersoalkan ?. Semenjak Soeharto lengser dan kemudian (rezim) reformasi menjalankan pemerintahannya, tanah air seolah tidak berhenti bergejolak. Benar kata sebagian besar orang-orang tua bahwa sekarang ini zaman reformasi dan reformasi kebablasan. Sebagai ganti memikirkan kemajuan, keadilan dan aspek-aspek lainnya, yang ada malah asyik-asyik mengusik ini dan itu yang ngga ada hubungannya sama sekali dengan perbaikan keadaan negara.

Hal yang sangat tepat dilakukan saat ini mungkin melakukan apa yang dilakukan oleh keponakan saya, mengelus dada dan berteriak :

"ASTOPODIIIIIIIIIIIIIIIIMMMM !!!!"

2 comments:

bagus_aa29 said...

astopodim....bangsa kita emang dodol, suka malu kl lagi bawa tamu luar n berkata jelek tentang bangsa kita. yg diomongin dia emang kenyataan jd plng aku cuma bisa manggut-manggut.
shrsnya mrk belajar dr kamboja: bgmn memaafkan dan bersatu membangun bangsa.
ayo kang, kamu jd pelopornya!

yaya said...

Mas...emang sih Pak Soeharto gak perfect pas jd presiden kt. Tp aku suka terenyuh ngeliat beliau sekarang yg sakit2an.

Maunya Indonesia be a gentle coutry, adililah beliau saat beliau udah sehat lg. Kalaupun msh sakit, masa' gak bs sih diadili dgn cara yg lbh halus?