Orang-orang bilang kalau mencari musuh itu semudah membalikkan telapak tangan, dalam hitungan menit we can turn one of our friend to be our enemy. Yang sulit justru adalah mencari teman. Faktor malu, faktor gengsi, faktor takut, faktor tidak percaya dan faktor-faktor lainnya membuat kita terkadang atau lebih seringnya sulit berkenalan engan orang baru atau menjadikan diri lebih akrab dengan orang yang memang kita sudah berteman sebelumnya.
Kemarin pagi ketika saya membuka inbox email saya, saya membaca satu email yang dikirim oleh salah satu teman saya di Bandung. Isi dari email tersebut bercerita tentang rasa sepi dan eksistensi teman saat kita sedang sendiri. Here’s the email :
What is the meaning of being lonely for you?
I have two answers to the quest.
YAng pertama:
Gw bisa kemana aja gw pengen, ngerjain apa aja yang gw
suka, mangapain aja yang gw mau. tanpa gw harus
memikirkan, si dia terganggu ga ya dengan kegiatan gw?
atau si dia tersiksa ga ya jalan sama gw????
Gw juga bisa nyantai2 dirumah, tidur, nonton or whatever
tanpa harus berfikir kasian dia nunggu gw... atau
semancamnya.
Tapi,
Ketika gw lagi makan sendiri di cafe atau tempat makan
yang ada, atau ketika gw lagi feeling mellow swalloe
starwberry baru dech kerasa.... being lonely is suck!
Malu rasanya makan di cafe sendirian, kadang mengancam
hati gw... yang ada jadinya makan terburu2 dan cepet pergi
dari tempat itu... :(
Atau ketika pengen belanja dan perlu advice apa barang ini perlu apa ga? bagus apa ga? Hmmmmm harus tanya sapa? tanya si Mbak yang jaga, pasti dia bilang bagus bagus aja.....
Mungkin kalo untuk jangka waktu yang pendek gw si hepi2
aja being alone, tapi sekarang boro2... hiks hiks....
Apalagi sekarang gw lagi perlu banget support untuk setiap Assessments yang mesti gw hadapi dalam bulan2 ini.... berat kerasa, stress dihadapi.
Aduh kumaha uy???
Kog belom datang juga ya, Someone rite for me...?
Hiks...
Nah kalo lu sendiri gimana?
Ketika membaca email tersebut, yang entah teman saya itu kirimkan ke berapa orang karena penerimanya “undisclosed”yang artinya teman saya itu memasukkan di kolom Blind Carbon Copy (BCC), saya tergelitik untuk menanggapi, mungkin karena ada point dimana saya tidak setuju atau ada perasaan bahwa apa yang teman saya rasakan itu sesungguhnya salah. Anyway, here’s my reply :
Errr … D .. what is it wrong by eating all alone at the restaurant ? or having coffee by yourself at cafĂ© ? .. kok malu ? .. unless you are doing it by naked body of yours then it’s another case J
Somehow yes .. I do agree with you by being alone it means we are free to do anything … we are free to go anywhere and we are free to be with anyone we want …
But for other things that you said … my question is only .. Do you have best friends ? because if you do, it means everything than a special friend .. best friends are the place you could lean on .. J .. A place where you could ask if you need advice .. A place where you ask about things that you want to buy .. A place for everything sumhow ..
Err .. or actually you send this email only for let it out all the burdens / feel you have ? J if that case .. I am sorry to send this one then .. J
Have a great day …
Dasar dari jawaban yang saya berikan adalah sesungguhnya atas pengalaman pribadi. I am a loner kata beberapa orang dan a solitary man. Buat saya being alone bukan merupakan satu permasalahan mendasar dan somehow I enjoy being alone. Going wherever I want dan do any adventure yang terkadang orang belum tentu mau melakukan hal itu tapi dengan melakukan hal-hal seperti itu sendiri bisa mengajari kita untuk menjadi lebih tegar, lebih bijaksana dan lebih percaya dalam mengambil langkah, tindakan ataupun ucapan.
Lalu teman saya itu menjawab kembali email saya sebagai berikut :
ga... email hari ini just come out aja dari otak pas aku
buka komputer pagi2...
I do have best friends... friends.... and friend to be...
but ga tau ya... mungkin perasaan aku aja si (Mdh2an) kog
mrk kalo ga aku yang kontak duluan ga pernah kontak
aku....
sebenernya sdh jadi pemikiran aku sejak lama. Apa aku
begitu mengganggu buat mereaka atau aku terlalu aneh untuk mereka???
Tapi kalo pada saat kita sama2... "kelihatannya" no
problem at all???
Ga tau degh... someone pernah aku tanya mengenai ini.. dia bilang kalo jln sama aku pengennya tempat yang malah dan bagus... padahal aku enjoy juga kog di pinggir2 jalan gitu... yang pasti jgn yang terlalu kotor... :P
Kebetulan aja aku waktu itu ada duit kali ye.. pas sama
merkea ajak makan enak. hehehehehe.....
Ternyata persoalan adalah teman saya itu being lonely bukan karena satu kebutuhan mendesak akan eksistensi seorang teman special tapi ternyata lebih kepada teman saya itu merasa bahwa tidak kehadirannya teman-teman sejati atau apa yang disebut sebagai sahabat, teman dekat, karib.
Teman-temannya teman saya itu beranggapan bahwa teman saya itu menganut paham high class dalam hal bersosialiasi. Menurut pengakuannya dia tidak begitu, dia bisa pergi ke tempat-tempat ordinary juga sepanjang itu tidak terlalu kotor karena apa yang dia perhatikan sesungguhnya adalah higienitasnya saja.
Back then few years ago, saya teringat ketika saya berada pada roda paling bawah dari perjalanan hidup saya, lembaran hitam, if I may say that, dalam dinamika hidup saya yang terus bergejolak sampai kini .. saat-saat dimana saya harus mengkorek-korek celengan logam Rp. 500 dan Rp. 1,000 untuk bisa bayar kost karena kamar kost disegel, .. saat-saat dimana saya harus mencari-cari dari setiap tas saya barangkali ada uang logam tercecer sehingga bisa beli rokok Dji Sam Soe ketengan … atau beli rokok setengah bungkus saja , ketika sudah setengah batang dihisap kemudian dimatikan untuk bisa disambung lagi dalam arti kata dihemat agar rokok itu cukup barang seminggu atau sepuluh hari.
Dimasa-masa itulah saya bisa melihat dengan jelas dan gamblang, siapa teman saya sesungguhnya, teman yang tidak peduli dengan status sosial saya yang saat itu seolah sedang kehilangan pegangan dan tak tahu harus berdiri dimana, teman yang tidak peduli dengan isi dompet saya yang hanya pas-pasan untuk ongkos, teman yang tidak peduli dengan status pekerjaan saya yang serabutan.
And I know bahwa itu semua tentunya melalui suatu proses yang panjang, naik turun dan bergejolak. Tapi dari situ saya tahu siapa yang bisa saya anggap dalam lingkaran dalam saya .. orang-orang yang saya percaya sesungguhnya…, orang-orang yang saya tak pernah merasa malu untuk mengatakan segala kekurangan saya, orang-orang yang saya tak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih saya kepada mereka, orang-orang yang saya selalu saya ingat dan selalu saya masukkan dalam daftar utama saya ..
Iya .. benar adanya bahwa saya suka menyendiri dan tidak pernah repot jika tidak punya teman jalan tapi itu tidak berarti bahwa saya tidak punya teman. Saya punya teman, saya punya sahabat dan saya punya teman-teman dekat yang sudah saya anggap sebagai bagian dari kehidupan saya.
Hari ini saya sms teman saya yang mengirim email kepada saya tersebut :
Errr .. still feel lonely ?
Lalu dia menjawab :
Nope… just me and the syllabuses… hihihi… trying keep bc here… =) yg hr ini dah bc?
Saya tersenyum membaca sms-nya .. well, mungkin saja tulisannya itu karena terintrik oleh sesuatu hal sehingga mengakibatkan sisi melankolisnya muncul … then I sent my reply :
You’ve got a friend already ?
Dan dia menjawab:
books and sylabus.... hehehe.... its true friends.
1 comment:
thats what friends are for
Post a Comment