Still last night when we all met for coffe times, the topic never changes, talks about L-O-V-E ...
Whenever they asked me about the definition of love, I always give the same answer : simple but yet complicated.
Been too long since my last relationship as I am now ready to begin the new one but then will I find my significant other soon ?
I smile to myself and continue to enjoy my red-wine and cigarette ..
Life is too wonderful to be wasted with silly thoughts but I keep doing my day-dreaming ..
phnom penh, 25 january 2007
Thursday, January 25, 2007
Wednesday, January 17, 2007
THE LITTLE HEART
Kata hati itu terkadang suka menjebak. Banyak orang yang bilang jika kita menemukan satu keragu-raguan lalu tanyalah pada hati kecil kita karena hati kecil kita tidak akan pernah bohong. Naaaahh pertanyaan berikut adalah; dimana letak hati kecil itu ? apakah sesuatu yang selalu bicara di dalam diri kita atau sesuatu yang benar-benar kita yakini bahwa jalan itu yang harus diambil dan tidak salah.
Saya sering melakukan kesalahan hanya gara-gara melawan arus untuk suatu tindakan yang harus dilakukan. Di satu sisi kadang kita berpikir harus mengambil jalan A tapi pada saat kenyataan yang dijalankan kita ambil jalan B dan akhirnya terjadilah ending yang sudah diperkirakan; TIDAK SUKSES. Bodoh, bukan ? Tapi itulah kenyataan yang ada dan sering kita alami namun tidak kita sadari.
Seperti tadi malam, saya memutuskan untuk pergi ke butik milik teman baik saya untuk mengambil beberapa barang pesanan setelah itu akan langsung pulang, ganti pakaian dan pergi ke Sunway Hotel untuk fitness as I have made an appointment with a personal trainer.
Yes, at around six thirty something I went to my good friends’boutique, ngobrol tentang ini dan itu, bahas ini dan itu, cewawakan dan kemudian baru sekitar pukul setengah delapan lewat pulang ke rumah.
Sampai rumah langsung masuk kamar, ganti baju, siapin tas olah raga dan segala perlengkapannya setelah itu lalu kirim sms to my dearest little family for having coffee together di Metro di Riverside. Setelah kirim sms terus duduk dan mata tertumbuk pada acara di televise GOLDEN GLOBE AWARDS, mulailah kebimbangan bertamu. Menunda keberangkatan menjadi tigapuluh menit, setelah tigapuluh menit ditunda lagi menjadi sekitar satu jam dan alhasil ganti baju lagi dan pergi ke Metro. Bye bye gym, bye bye PT, bye bye steam and sauna. See !!! … itulah hukumannya jika tidak mengikuti kata hati. TIDAK SUKSES. Bodoh, bukan ?.
Sampai di Metro pukul sepuluh kurang lima menit dan belum ada siapa pun, alhasil akhirnya duduk sendirian sembari menikmati segelas anggur merah dan rokok. SMS kiri dan kanan, beberapa teman membalas sms dan terjadi percakapan yang somehow pasti menyenangkan jika dilakukan dengan cara berkomunikasi face to face.
ME: Damn … I cannot resist to be in someonw hand now, .. I guess Mr. Love is still far away .. Ihiks, .. Keur naon, neng ?
NENG : Same here,desperately need to be someone. Hehehe. Keur nonton little miss sunshine yeuh.edan!disfunctional famly!udah nonton?
ME: Kamu téh suka menghina ih .. Film baru ntar munculnya di Kamboja sebulan dua bulan lagi ... ,
NENG :Gusti!Itu film jiffest! Hahaha...aduh aku haus belaian lelaki! Hahahaha..kumaha yeuuh..
ME: Ya beginilah kita, .. Makanya kalo di Bangkok ik jd binal .. Hahaha.
NENG : Gpp lah, scr akika disindang gak bisa binal! Hahahaha...pengen ciuman! Waaak!
ME : Neng, msh mending pengen ciuman, sayah mah pengen ...., HAHAHAHA, lieur siah, ...
NENG : Ya itu jg pgn kalee! Heuheu..tp ciuman penuh cinta aja dulu deh. Sono pisan rasanya siah!
ME : Ooohh kita dan segala rasa kangen akan cinta, ... Halaaaaahhh ...
NENG : Mbeeer!! Biological clock is ticking, kang mas..gustiii..kieu tah teu boga kabogoh teh nya kang!
ME : Urang keur hobi lalajo drama seri Korea di dvd, Éta-nya nu mainna anjriiiiiittttt .... siah jeung bodi ngadukung .., kieu mun euweuh kabogoh .. Ngakhayal babuuuuu ...
NENG : Anjiiir, obsesif ka bintang pilem! Hahahaha. Satu lg, kangen lalaki mengucapkan ”selamat tidur sayang. Mimpiin aku ya”. Dangdut tapi pol. Heeuh?
Untungnya ada si euNeng jadi saya tidak kesepian. Setelah menunggu selama satu jam limabelas menit dan no one showed up so I decided myself to go home. Another stupid thing that I did karena sebenarnya saya sudah yakin tidak akan ada yang datang mengingat sebagian dari mereka sudah mengirim sms mengatakan tidak bisa joining tapi kemudian saya merasa bahwa ini bagian dari tanggung jawab saya yang mengundang so ada atau tidak ada yang datang, saya tetap harus datang walaupun hati saya mengatakan lebih baik ke gym saja daripada nongkrong di Metro. See!! Happened again. Bodoh, bukan ?
Pulang dari Metro saya langsung menyalakan televise dan kemudian kembali channel StarWorld memutar lagi acara GOLDEN GLOBE AWARDS itu, duduk dengan manis, mengambil rokok dan kemudian terlena dengan acara di TV tersebut. Kebodohan lagi, padahal tadi sewaktu pulang saya sudah memutuskan untuk tidak menonton TV ataupun DVD karena saya memutuskan untuk tidur cukup dan mengistirahatkan tubuh. Alhasil tetap tidur around jam 1 dinihari. Bodoh, bukan ?
Itulah, kata hati terkadang diabaikan dan kita tidak menyadarinya sama sekali bahwa kata itu membantu kita banyak sekali dalam menjalani roda kehidupan ini hari demi harinya. Seperti ketika saya sedang menulis pemikiran kecil saya ini, tadinya saya memutuskan untuk tidak menulis dulu tapi hendak makan siang di luar dengan Kangmaskóe tapi apa daya the attraction of writing is more powerful so then I decided not to go with him dan memutuskan untuk menulis.
Lalu nada sms terdengar di telepon tangan saya,
Kangmaskoe: MAS, dimana ? gue lagi makan nih di restaurant China yang baru yang kita mau cobain waktu itu, yang diatasnya YAMATO.
SEEEEEEEEEEEEEEEE!!! Seandainya saya ikut kan saya hari ini makan enak. Bodoh, bukan ? ...
now reading:
rainbow road - alex sanchez
Saya sering melakukan kesalahan hanya gara-gara melawan arus untuk suatu tindakan yang harus dilakukan. Di satu sisi kadang kita berpikir harus mengambil jalan A tapi pada saat kenyataan yang dijalankan kita ambil jalan B dan akhirnya terjadilah ending yang sudah diperkirakan; TIDAK SUKSES. Bodoh, bukan ? Tapi itulah kenyataan yang ada dan sering kita alami namun tidak kita sadari.
Seperti tadi malam, saya memutuskan untuk pergi ke butik milik teman baik saya untuk mengambil beberapa barang pesanan setelah itu akan langsung pulang, ganti pakaian dan pergi ke Sunway Hotel untuk fitness as I have made an appointment with a personal trainer.
Yes, at around six thirty something I went to my good friends’boutique, ngobrol tentang ini dan itu, bahas ini dan itu, cewawakan dan kemudian baru sekitar pukul setengah delapan lewat pulang ke rumah.
Sampai rumah langsung masuk kamar, ganti baju, siapin tas olah raga dan segala perlengkapannya setelah itu lalu kirim sms to my dearest little family for having coffee together di Metro di Riverside. Setelah kirim sms terus duduk dan mata tertumbuk pada acara di televise GOLDEN GLOBE AWARDS, mulailah kebimbangan bertamu. Menunda keberangkatan menjadi tigapuluh menit, setelah tigapuluh menit ditunda lagi menjadi sekitar satu jam dan alhasil ganti baju lagi dan pergi ke Metro. Bye bye gym, bye bye PT, bye bye steam and sauna. See !!! … itulah hukumannya jika tidak mengikuti kata hati. TIDAK SUKSES. Bodoh, bukan ?.
Sampai di Metro pukul sepuluh kurang lima menit dan belum ada siapa pun, alhasil akhirnya duduk sendirian sembari menikmati segelas anggur merah dan rokok. SMS kiri dan kanan, beberapa teman membalas sms dan terjadi percakapan yang somehow pasti menyenangkan jika dilakukan dengan cara berkomunikasi face to face.
ME: Damn … I cannot resist to be in someonw hand now, .. I guess Mr. Love is still far away .. Ihiks, .. Keur naon, neng ?
NENG : Same here,desperately need to be someone. Hehehe. Keur nonton little miss sunshine yeuh.edan!disfunctional famly!udah nonton?
ME: Kamu téh suka menghina ih .. Film baru ntar munculnya di Kamboja sebulan dua bulan lagi ... ,
NENG :Gusti!Itu film jiffest! Hahaha...aduh aku haus belaian lelaki! Hahahaha..kumaha yeuuh..
ME: Ya beginilah kita, .. Makanya kalo di Bangkok ik jd binal .. Hahaha.
NENG : Gpp lah, scr akika disindang gak bisa binal! Hahahaha...pengen ciuman! Waaak!
ME : Neng, msh mending pengen ciuman, sayah mah pengen ...., HAHAHAHA, lieur siah, ...
NENG : Ya itu jg pgn kalee! Heuheu..tp ciuman penuh cinta aja dulu deh. Sono pisan rasanya siah!
ME : Ooohh kita dan segala rasa kangen akan cinta, ... Halaaaaahhh ...
NENG : Mbeeer!! Biological clock is ticking, kang mas..gustiii..kieu tah teu boga kabogoh teh nya kang!
ME : Urang keur hobi lalajo drama seri Korea di dvd, Éta-nya nu mainna anjriiiiiittttt .... siah jeung bodi ngadukung .., kieu mun euweuh kabogoh .. Ngakhayal babuuuuu ...
NENG : Anjiiir, obsesif ka bintang pilem! Hahahaha. Satu lg, kangen lalaki mengucapkan ”selamat tidur sayang. Mimpiin aku ya”. Dangdut tapi pol. Heeuh?
Untungnya ada si euNeng jadi saya tidak kesepian. Setelah menunggu selama satu jam limabelas menit dan no one showed up so I decided myself to go home. Another stupid thing that I did karena sebenarnya saya sudah yakin tidak akan ada yang datang mengingat sebagian dari mereka sudah mengirim sms mengatakan tidak bisa joining tapi kemudian saya merasa bahwa ini bagian dari tanggung jawab saya yang mengundang so ada atau tidak ada yang datang, saya tetap harus datang walaupun hati saya mengatakan lebih baik ke gym saja daripada nongkrong di Metro. See!! Happened again. Bodoh, bukan ?
Pulang dari Metro saya langsung menyalakan televise dan kemudian kembali channel StarWorld memutar lagi acara GOLDEN GLOBE AWARDS itu, duduk dengan manis, mengambil rokok dan kemudian terlena dengan acara di TV tersebut. Kebodohan lagi, padahal tadi sewaktu pulang saya sudah memutuskan untuk tidak menonton TV ataupun DVD karena saya memutuskan untuk tidur cukup dan mengistirahatkan tubuh. Alhasil tetap tidur around jam 1 dinihari. Bodoh, bukan ?
Itulah, kata hati terkadang diabaikan dan kita tidak menyadarinya sama sekali bahwa kata itu membantu kita banyak sekali dalam menjalani roda kehidupan ini hari demi harinya. Seperti ketika saya sedang menulis pemikiran kecil saya ini, tadinya saya memutuskan untuk tidak menulis dulu tapi hendak makan siang di luar dengan Kangmaskóe tapi apa daya the attraction of writing is more powerful so then I decided not to go with him dan memutuskan untuk menulis.
Lalu nada sms terdengar di telepon tangan saya,
Kangmaskoe: MAS, dimana ? gue lagi makan nih di restaurant China yang baru yang kita mau cobain waktu itu, yang diatasnya YAMATO.
SEEEEEEEEEEEEEEEE!!! Seandainya saya ikut kan saya hari ini makan enak. Bodoh, bukan ? ...
now reading:
rainbow road - alex sanchez
Tuesday, January 16, 2007
THE LETTER
Libatkan Swasta Adopsi Gedung Bersejarah
JAKARTA, KOMPAS - Pihak swasta perlu dilibatkan dalam perawatan gedung tua di Jakarta melalui bentuk "adopsi". Pengarang Buku Batavia in 19thCentury Photographs, Scott Merrillees, yang ditemui di sela acara kunjungan Kota Tua Jakarta, Minggu (14/1), menjelaskan, skema tersebut memberikan kesempatan pihak swasta untuk memilih salah satu gedung tua untuk dirawat dan direvitalisasi.
Sebelumnya, dalam acara kunjungan terlihat beberapa gedung yang berasal dari abad ke-18 dan awal abad ke-20 sudah rusak."Upaya itu sudah dilakukan oleh Bank Mandiri yang merawat Gedung NHM (Nederlansche Handel Maatschappij/Perusahaan Perdagangan Belanda) dan menjadikan sebagai Museum Bank Mandiri. Bank Indonesia juga melakukan langkah serupa dengan memanfaatkan bekas gedung di Jalan Pintu Besar sebagai Museum Bank Indonesia. Langkah tersebut menyelamatkan gedung, sekaligus menciptakan sarana pendidikan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan pihak swasta dapat mengadopsi gedung sekaligus memanfaatkan untuk tempat usaha, seperti kantor, tanpa mengubah bentuk asli.
Selain perbankan, pihak swasta juga sudah mulai berinvestasi di KotaTua. Semisal sebuah klub di Jalan Kunir yang merenovasi bangunan tua dengan biaya ratusan miliar rupiah dan sejumlah klub di depan Museum Sejarah Jakarta juga mulai membangun usaha hiburan dengan mengombinasikan situs sejarah berikut artifak di bekas gedung kantor pos.
Scott, pria asal Melbourne, Australia, yang pernah 16 tahun bermukim di Jakarta, menyatakan sangat menghargai antusiasme warga Indonesia pada warisan sejarah bersama di Kota Tua.
Acara tersebut diikuti ratusan warga Indonesia dan sejumlah orang asing. Kawasan yang dikunjungi, seperti Kalibesar, pernah menjadi pusat perusahaan multinasional. Sebagai contoh, cabang pertama Hongkong Shanghai Banking Corporation (HSBC) di luar Hongkong dan Shanghai didirikan di Jalan Kalibesar Barat.
Pengamat sejarah, Lilik Sudarminto, yang ditemui seusai acara menyayangkan sejumlah situs seperti batu nisan di Taman Prasasti banyak yang rusak."Waktu perombakan pagar banyak nisan yang pecah. Puluhan nisan kuno dicungkil begitu saja," ujar Lilik. Lilik adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UniversitasIndonesia yang meneliti sejarah melalui keberadaan makam Belanda. (ONG).
***kalau tidak hati2 dalam melakukkan fertilisasi swasta yangbertanggungjawab, justru akan membawa gedung gedung peninggalan sejarah itu akan bertambah pendek usianya.Controlling system harus diterapkan baik kepada pihak swasta yang diserahi tanggungjawab maupun pihak pemerintah daerah yang sarat dengan kolusi dan korupsi biadab.
TANGGAPAN SAYA :
Well, sebuah usaha yang tentunya tidak akan sia-sia jika dijalankan dengan penuh dedikasi, konsekuensi dan benar serta jujur. Hal ini pernah terjadi *mungkin beberapa rekan milis ada yang mengetahuinya secara lebih jelas* ketika waktu itu terjadi ribut-ribut antara Pemerintah dengan Tim Pengelola / Yayasan Gedung Arsip.
Dulu Gedung Arsip diserahkan oleh pemerintah untuk dikelola secara profesional dan saat itu Yayasan yang dipimpin oleh Tamalia Alisjahbana *CMIIW* telah melakukan upaya itu dengan baik. Terbukti bahwa setelah dikelola oleh Yayasan Gedung Arsip tersebut, tempat tersebut dipugar, kemudian bagian taman dalamnya dijadikan tempat pesta kebun untuk hajatan baik itu berupa reuni, pameran ataupun kawinan.
Selang entah berapa tahun kemudian, Pemerintah meminta kembali hak pengelolaan Gedung Arsip tersebut. Hal ini banyak diprotes oleh berbagai kalangan mengingat bahwa pengelolaan hal-hal yang berbau sejarah di negara kita tercinta ini merupakan secondary option atau bahkan not an option at all untuk diseriusi apalagi oleh pemerintah. Lihat saja begitu banyaknya museum yang terbengkalai dan dijaga dengan orang-orang yang tidak kompeten dalam bidangnya *belum lagi mereka menjaga dengan memakai sandal jepit!!*. Tapi pemerintah saat itu tetap mengotot untuk mengambil alih kembali pengelolaan Gedung Arsip tersebut. Lhaa iya kalau sesudah diambil alih terus dimantain dengan baik apa yang telah tercapai selama ini atau malah dikembangkan secara lebih jauh lagi, lhaa kalau terus setelah diambil alih kembali kacau balau, bagaimana ? siapa yang mau bertanggung jawab ? .. siapa kali ini yang hendak dikambinghitamkan ? Yayasan yang mengelola sebelumnya ?
Saya ingat bahwa salah seorang teman saya bercerita beberapa saat setelah terjadi ribut-ribut mengenai pengelolaan Gedung Arsip, salah satu kolektor atau museum, saya lupa, saat itu sudah bersedia untuk mengembalikan kurang lebih 50,000 naskah serta barang-barang antik milik Indonesia yang dulu dijual atau dirampas selama masa penjajahan sampai dengan beberapa saat setelah kemerdekaan. Kemudian setelah mengetahui adanya kemungkinan bahwa Gedung Arsip pengelolaannya akan dikembalikan kepada Pemerintah, kolektor atau museum tersebut menolak untuk menghibahkan koleksinya tersebut kepada Gedung Arsip.
Sungguh mengenaskan sekali begitu banyaknya Gedung Tua dan Bersejarah di Bumi Pertiwi ini yang dengan mudahnya dihancurkan atau diperjual belikan dengan tak lagi memandang arti dari perjalanan sejarah yang sangat panjang bagi bangsa yang besar ini. Agaknya apa yang dicetuskan oleh Bung Karno bahwa Jangan Sekali-Sekali Melupakan Sejarah hanyalah tinggal ucapan saja tanpa kita mampu untuk memaknainya secara lebih mendalam dan lebih konkrit lagi.
Mudah-mudahan sumbangan pikiran yang sedikit ini bisa membantu jalannya pelestarian sejarah bangsa kita sendiri. At least I feel free after writing all this that has been kept in my mind for queit sometimes.
Terima kasih atas kesediannya untuk membaca.
JAKARTA, KOMPAS - Pihak swasta perlu dilibatkan dalam perawatan gedung tua di Jakarta melalui bentuk "adopsi". Pengarang Buku Batavia in 19thCentury Photographs, Scott Merrillees, yang ditemui di sela acara kunjungan Kota Tua Jakarta, Minggu (14/1), menjelaskan, skema tersebut memberikan kesempatan pihak swasta untuk memilih salah satu gedung tua untuk dirawat dan direvitalisasi.
Sebelumnya, dalam acara kunjungan terlihat beberapa gedung yang berasal dari abad ke-18 dan awal abad ke-20 sudah rusak."Upaya itu sudah dilakukan oleh Bank Mandiri yang merawat Gedung NHM (Nederlansche Handel Maatschappij/Perusahaan Perdagangan Belanda) dan menjadikan sebagai Museum Bank Mandiri. Bank Indonesia juga melakukan langkah serupa dengan memanfaatkan bekas gedung di Jalan Pintu Besar sebagai Museum Bank Indonesia. Langkah tersebut menyelamatkan gedung, sekaligus menciptakan sarana pendidikan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan pihak swasta dapat mengadopsi gedung sekaligus memanfaatkan untuk tempat usaha, seperti kantor, tanpa mengubah bentuk asli.
Selain perbankan, pihak swasta juga sudah mulai berinvestasi di KotaTua. Semisal sebuah klub di Jalan Kunir yang merenovasi bangunan tua dengan biaya ratusan miliar rupiah dan sejumlah klub di depan Museum Sejarah Jakarta juga mulai membangun usaha hiburan dengan mengombinasikan situs sejarah berikut artifak di bekas gedung kantor pos.
Scott, pria asal Melbourne, Australia, yang pernah 16 tahun bermukim di Jakarta, menyatakan sangat menghargai antusiasme warga Indonesia pada warisan sejarah bersama di Kota Tua.
Acara tersebut diikuti ratusan warga Indonesia dan sejumlah orang asing. Kawasan yang dikunjungi, seperti Kalibesar, pernah menjadi pusat perusahaan multinasional. Sebagai contoh, cabang pertama Hongkong Shanghai Banking Corporation (HSBC) di luar Hongkong dan Shanghai didirikan di Jalan Kalibesar Barat.
Pengamat sejarah, Lilik Sudarminto, yang ditemui seusai acara menyayangkan sejumlah situs seperti batu nisan di Taman Prasasti banyak yang rusak."Waktu perombakan pagar banyak nisan yang pecah. Puluhan nisan kuno dicungkil begitu saja," ujar Lilik. Lilik adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UniversitasIndonesia yang meneliti sejarah melalui keberadaan makam Belanda. (ONG).
***kalau tidak hati2 dalam melakukkan fertilisasi swasta yangbertanggungjawab, justru akan membawa gedung gedung peninggalan sejarah itu akan bertambah pendek usianya.Controlling system harus diterapkan baik kepada pihak swasta yang diserahi tanggungjawab maupun pihak pemerintah daerah yang sarat dengan kolusi dan korupsi biadab.
TANGGAPAN SAYA :
Well, sebuah usaha yang tentunya tidak akan sia-sia jika dijalankan dengan penuh dedikasi, konsekuensi dan benar serta jujur. Hal ini pernah terjadi *mungkin beberapa rekan milis ada yang mengetahuinya secara lebih jelas* ketika waktu itu terjadi ribut-ribut antara Pemerintah dengan Tim Pengelola / Yayasan Gedung Arsip.
Dulu Gedung Arsip diserahkan oleh pemerintah untuk dikelola secara profesional dan saat itu Yayasan yang dipimpin oleh Tamalia Alisjahbana *CMIIW* telah melakukan upaya itu dengan baik. Terbukti bahwa setelah dikelola oleh Yayasan Gedung Arsip tersebut, tempat tersebut dipugar, kemudian bagian taman dalamnya dijadikan tempat pesta kebun untuk hajatan baik itu berupa reuni, pameran ataupun kawinan.
Selang entah berapa tahun kemudian, Pemerintah meminta kembali hak pengelolaan Gedung Arsip tersebut. Hal ini banyak diprotes oleh berbagai kalangan mengingat bahwa pengelolaan hal-hal yang berbau sejarah di negara kita tercinta ini merupakan secondary option atau bahkan not an option at all untuk diseriusi apalagi oleh pemerintah. Lihat saja begitu banyaknya museum yang terbengkalai dan dijaga dengan orang-orang yang tidak kompeten dalam bidangnya *belum lagi mereka menjaga dengan memakai sandal jepit!!*. Tapi pemerintah saat itu tetap mengotot untuk mengambil alih kembali pengelolaan Gedung Arsip tersebut. Lhaa iya kalau sesudah diambil alih terus dimantain dengan baik apa yang telah tercapai selama ini atau malah dikembangkan secara lebih jauh lagi, lhaa kalau terus setelah diambil alih kembali kacau balau, bagaimana ? siapa yang mau bertanggung jawab ? .. siapa kali ini yang hendak dikambinghitamkan ? Yayasan yang mengelola sebelumnya ?
Saya ingat bahwa salah seorang teman saya bercerita beberapa saat setelah terjadi ribut-ribut mengenai pengelolaan Gedung Arsip, salah satu kolektor atau museum, saya lupa, saat itu sudah bersedia untuk mengembalikan kurang lebih 50,000 naskah serta barang-barang antik milik Indonesia yang dulu dijual atau dirampas selama masa penjajahan sampai dengan beberapa saat setelah kemerdekaan. Kemudian setelah mengetahui adanya kemungkinan bahwa Gedung Arsip pengelolaannya akan dikembalikan kepada Pemerintah, kolektor atau museum tersebut menolak untuk menghibahkan koleksinya tersebut kepada Gedung Arsip.
Sungguh mengenaskan sekali begitu banyaknya Gedung Tua dan Bersejarah di Bumi Pertiwi ini yang dengan mudahnya dihancurkan atau diperjual belikan dengan tak lagi memandang arti dari perjalanan sejarah yang sangat panjang bagi bangsa yang besar ini. Agaknya apa yang dicetuskan oleh Bung Karno bahwa Jangan Sekali-Sekali Melupakan Sejarah hanyalah tinggal ucapan saja tanpa kita mampu untuk memaknainya secara lebih mendalam dan lebih konkrit lagi.
Mudah-mudahan sumbangan pikiran yang sedikit ini bisa membantu jalannya pelestarian sejarah bangsa kita sendiri. At least I feel free after writing all this that has been kept in my mind for queit sometimes.
Terima kasih atas kesediannya untuk membaca.
Friday, January 12, 2007
THE LITTLE STORY
Tadi malam saya memutuskan untuk tidak keluar rumah sekembalinya dari kantor, saya pikir istirahat dululah karena hampir setiap malam selalu keluar walaupun mungkin bertemu dengan orang yang sama dan selalu saja ada topik yang dibicarakan dan terkadang pembahasannya sampai panjang. I always enjoy my time being with my little happy family, mungkin karena the member of the family yang dari berbagai bangsa dan latar belakang. One day I will put their photo here.
Keluarga kecil bahagia ini terdiri atas satu orang Malaysia, satu orang Brunei, tiga orang Kamboja, tiga orang Indonesia dan satu orang Rumania.
Tadi malam yang kumpul hanya saya, Wai dan Ricky.
I was about to go up to my room *I was still in the kitchen when I received Ricky's message* and changed my clothes then start my ironing time.
His message was so touchy.
"Hi, I have bought a blueberry cheese cake for each one of us. Please join at Metro."
Not long after that Wai called me up asking me whether I got the message from Ricky and I said yes and I would join since he already bought a cake for each and everyone of us. Wai then joined.
Sampai di Metro semua sudah ada dan it turned up hanya saya, Wai, Ricky dan Lak.
Ricky last night not so very talkative as usual hanya saja entah kenapa saya merasa bahwa dia lagi senang hatinya. Tadi malam kami hanya membicarakan mengenai rencana untuk pergi travelling sama-sama di bulan Oktober yang akan datang. AirAsia lagi promosi memberikan 1,000,000 tempat duduk gratis *walaupun tentunya tidak seratus persen gratis*.
We plan to go to visit Bangkok and Pattaya and if it is possible also Chiang Mai. I've never been to Chiang Mai nor Pattaya apalagi Phuket. I really look forward to the trip and I do hope I can make it.
Satu kejadian kecil adalah ketika lagi asyik ngobrol then saya tanya sama Ricky mengenai hubungan dia dengan Lak karena sudah berapa hari ini jika kita semua kumpul, Ricky selalu datang dengan Lak. It's just out of my curiosity saja.
"Ya, you tanyeu dia-lah, jangan tanyeu aku."
then I asked Lak,
"Do you have any special relationship with Ricky ? I mean you and him are couple ?"
*saya harus tanya pelan-pelan mengingat Lak sangat lack of English*
"Yes, special." ... kalimat itu dikatakan dengan penuh kebanggaan. "Me him special."
Errr ... Wai dan saya berusaha untuk menahan ketawa, we appreciate caranya untuk mengungkapkan perasaanya kepada Ricky. Sementara Ricky sendiri entah kenapa tiba-tiba saja mukanya berubah merah dan tampak tersenyum malu.
Setelah itu sama-sama terdiam semua dan selang beberapa detik kemudian semua tertawa terbahak-bahak walaupun masing-masing pasti punya pemikiran yang berlainan tentang apa yang ditertawakannya.
Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul sebelas malam ketika kami semua memutuskan untuk pulang. Saya mengantar Wai pulang dengan motor saya.
"You see, such a happy couple and what a love bird they are."
"Yes, I agree, I can see something sparkling in Ricky's eyes. When is my turn Wai ?"
"Later, old people a little bit difficult to get one yaaa."
HAHAHAHAHAHA, ..
After taking Wai's home then I headed myself to the residence. Sampai di kamar I keep thinking and still trying to digest about Ricky and Lak. Why is it so easy for people to find their significant other ? why me not ? ..
I fell a sleep with that thought still hanging in my mind ..
Keluarga kecil bahagia ini terdiri atas satu orang Malaysia, satu orang Brunei, tiga orang Kamboja, tiga orang Indonesia dan satu orang Rumania.
Tadi malam yang kumpul hanya saya, Wai dan Ricky.
I was about to go up to my room *I was still in the kitchen when I received Ricky's message* and changed my clothes then start my ironing time.
His message was so touchy.
"Hi, I have bought a blueberry cheese cake for each one of us. Please join at Metro."
Not long after that Wai called me up asking me whether I got the message from Ricky and I said yes and I would join since he already bought a cake for each and everyone of us. Wai then joined.
Sampai di Metro semua sudah ada dan it turned up hanya saya, Wai, Ricky dan Lak.
Ricky last night not so very talkative as usual hanya saja entah kenapa saya merasa bahwa dia lagi senang hatinya. Tadi malam kami hanya membicarakan mengenai rencana untuk pergi travelling sama-sama di bulan Oktober yang akan datang. AirAsia lagi promosi memberikan 1,000,000 tempat duduk gratis *walaupun tentunya tidak seratus persen gratis*.
We plan to go to visit Bangkok and Pattaya and if it is possible also Chiang Mai. I've never been to Chiang Mai nor Pattaya apalagi Phuket. I really look forward to the trip and I do hope I can make it.
Satu kejadian kecil adalah ketika lagi asyik ngobrol then saya tanya sama Ricky mengenai hubungan dia dengan Lak karena sudah berapa hari ini jika kita semua kumpul, Ricky selalu datang dengan Lak. It's just out of my curiosity saja.
"Ya, you tanyeu dia-lah, jangan tanyeu aku."
then I asked Lak,
"Do you have any special relationship with Ricky ? I mean you and him are couple ?"
*saya harus tanya pelan-pelan mengingat Lak sangat lack of English*
"Yes, special." ... kalimat itu dikatakan dengan penuh kebanggaan. "Me him special."
Errr ... Wai dan saya berusaha untuk menahan ketawa, we appreciate caranya untuk mengungkapkan perasaanya kepada Ricky. Sementara Ricky sendiri entah kenapa tiba-tiba saja mukanya berubah merah dan tampak tersenyum malu.
Setelah itu sama-sama terdiam semua dan selang beberapa detik kemudian semua tertawa terbahak-bahak walaupun masing-masing pasti punya pemikiran yang berlainan tentang apa yang ditertawakannya.
Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul sebelas malam ketika kami semua memutuskan untuk pulang. Saya mengantar Wai pulang dengan motor saya.
"You see, such a happy couple and what a love bird they are."
"Yes, I agree, I can see something sparkling in Ricky's eyes. When is my turn Wai ?"
"Later, old people a little bit difficult to get one yaaa."
HAHAHAHAHAHA, ..
After taking Wai's home then I headed myself to the residence. Sampai di kamar I keep thinking and still trying to digest about Ricky and Lak. Why is it so easy for people to find their significant other ? why me not ? ..
I fell a sleep with that thought still hanging in my mind ..
Thursday, January 11, 2007
THE PICTURES
Sala Daeng Station, on my way go to MBK
McDonald's Silom
MBK, the MaBengKong Centre, my favorite place ..
20 bath only ..
My room at Strand Inn, Patpong 2, Silom ...
The New Airport of Suvarnabhumi, ..
THE BANGKOK
Sesuatu yang direncanakan terkadang tidak berjalan sesuai rencana, tapi sesuatu yang terkadang spontanitas malah kemudian menjadi kenyataan. Hal ini terjadi dengan liburan akhir tahun. Basically tadinya saya tidak mempunyai satu rencana pun untuk melepas tahun 2006 dan menyongsong tahun 2007, lhaa wong biasanya juga hanya nonton acara di televisi lalu kemudian minum coca-cola dan sebangsanya plus camilan dan diakhiri dengan tidur.
Tapi tidak untuk tahun yang baru lalu itu, saya tiba-tiba saja memutuskan untuk pergi ke Bangkok, salah satu kota yang tak pernah tidur di kawasan Asia Tenggara, kota yang dikatakan sebagai Heaven on Earth for some people.
Saya sudah beberapa kali ke Bangkok, kepergian saya kali ini mungkin untuk yang ke 10 or ke 11 kalinya, mengingat bahwa jarak tempuh antara Phnom Penh dan Bangkok dengan menggunakan pesawat hanya 50 menit atau sekitar 12 jam dengan memakai bis, maka Bangkok merupakan destinasi liburan terdekat yang digandrungi oleh orang-orang di Phnom Penh especially para expatriates. Selain Bangkok, destinasi lain yang kini pun mulai digandrungi adalah Ho Chi Minh City (dahulu bernama Saigon), dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dengan pesawat dan sekitar 6 – 9 jam dengan memakai bis.
Perkembangan Bangkok terjadi dengan sangat cepat, banyak sekali hal baru yang ada setelah kunjungan terakhir saya di Bangkok. Terkadang saya berpikir kapan kiranya Jakarta mampu bersaing dengan Bangkok dan Kuala Lumpur dalam hal tata kota, keramahan penduduknya, kesiapan infrastruktur dalam mengelola kepariwisataan, kesadaran penduduknya bahwa kotanya merupakan salah satu kota tujuan wisata di dunia.
Saat ini saya dengar dan baca bahwa Jakarta pun sedang membangun monorail, subway dan lainnya untuk mendukung fasilitas busway yang sudah ada, tapi akankah itu semua didukung sepenuhnya dengan kesadaran masyarakatnya yang tinggi ? secara terus terang saya katakan bahwa saya tidak akan heran jika di gerbong-gerbong monorail nantinya akan ada tulisan-tulisan dengan pylox atau pun spidol besar dari kelompok preman atau pun gank anak-anak sekolahan yang menyatakan bahwa mereka pernah di gerbong tersebut *menarik napas panjang* and yet they called it grafitti art ? ... *so help me God* ..
Saya pun tidak akan heran jika nanti di stasiun pemberhentian untuk monorail akan banyak pedagang-pedagang kaki lima yang menggelar lapaknya dimana-mana dan tentunya dengan pungutan-pungutan tak jelas dan belum lagi ditambah bau urine dimana-mana.
Silahkan katakan bahwa saya tidak mencintai negara saya sendiri, tapi apakah rasa nasionalisme atau kebanggaan sebagai bangsa Indonesia diukur oleh kebencian atau ketidaksukaan saya dengan hal-hal tadi yang saya sebut diatas ? apa yang saya katakan adalah atas dasar apa yang saya lihat dan saya pikir. Cobalah untuk membuka mata, berpikir secara obyektif dan melihat dari sudut kacamata yang lain maka apa yang saya katakan benar adanya. Bangsa kita belum siap untuk tinggal landas menuju Jakarta yang Cosmopolitan, Jakarta yang disukai oleh banyak wisatawan karena dikenal oleh keramahannya, kesiapannya dalam melayani.
Entah kemana larinya predikat Indonesia adalah negara dengan bangsanya yang ramah tamah dan selalu tersenyum, mungkin ini semua hilang secara perlahan karena himpitan serta desakan akan kehidupan yang terus harus meningkat dan meningkat.
Begitu banyak hal yang saya dapat dari perjalanan liburan terakhir yang baru lalu ke Bangkok, hal-hal kecil yang sekiranya pun kita mampu untuk kerjakan tidaklah dikerjakan, salah satu contoh adalah .. ketika saya berjalan-jalan di salah satu sudut kota sekitar pukul satu dini hari, sebuah truk tanki air berlalu didepan saya dengan menyemburkan airnya ke sepanjang trotoar dan pinggiran jalan untuk melenyapkan debu-debu, dari situ saya baru tahu kemana larinya sang debu di Bangkok, ... jajan di pinggir jalan di Bangkok you don’t need to be worry of being sick or getting the dust to your food karena memang lingkungannya bersih dan seolah tak berdebu. Lalu kenapa kita tidak bisa melakukan itu ? .. jawabannya nanti pasti beraneka macam seperti manasuka siaran niaga, acara yang beken di era 80an.
Saya tetap berharap Jakarta sebagai ibukota negara akan bisa memacu dirinya untuk tampil paripurna dan sejajar dengan kota-kota kosmopolitan lainnya.
Tapi tidak untuk tahun yang baru lalu itu, saya tiba-tiba saja memutuskan untuk pergi ke Bangkok, salah satu kota yang tak pernah tidur di kawasan Asia Tenggara, kota yang dikatakan sebagai Heaven on Earth for some people.
Saya sudah beberapa kali ke Bangkok, kepergian saya kali ini mungkin untuk yang ke 10 or ke 11 kalinya, mengingat bahwa jarak tempuh antara Phnom Penh dan Bangkok dengan menggunakan pesawat hanya 50 menit atau sekitar 12 jam dengan memakai bis, maka Bangkok merupakan destinasi liburan terdekat yang digandrungi oleh orang-orang di Phnom Penh especially para expatriates. Selain Bangkok, destinasi lain yang kini pun mulai digandrungi adalah Ho Chi Minh City (dahulu bernama Saigon), dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dengan pesawat dan sekitar 6 – 9 jam dengan memakai bis.
Perkembangan Bangkok terjadi dengan sangat cepat, banyak sekali hal baru yang ada setelah kunjungan terakhir saya di Bangkok. Terkadang saya berpikir kapan kiranya Jakarta mampu bersaing dengan Bangkok dan Kuala Lumpur dalam hal tata kota, keramahan penduduknya, kesiapan infrastruktur dalam mengelola kepariwisataan, kesadaran penduduknya bahwa kotanya merupakan salah satu kota tujuan wisata di dunia.
Saat ini saya dengar dan baca bahwa Jakarta pun sedang membangun monorail, subway dan lainnya untuk mendukung fasilitas busway yang sudah ada, tapi akankah itu semua didukung sepenuhnya dengan kesadaran masyarakatnya yang tinggi ? secara terus terang saya katakan bahwa saya tidak akan heran jika di gerbong-gerbong monorail nantinya akan ada tulisan-tulisan dengan pylox atau pun spidol besar dari kelompok preman atau pun gank anak-anak sekolahan yang menyatakan bahwa mereka pernah di gerbong tersebut *menarik napas panjang* and yet they called it grafitti art ? ... *so help me God* ..
Saya pun tidak akan heran jika nanti di stasiun pemberhentian untuk monorail akan banyak pedagang-pedagang kaki lima yang menggelar lapaknya dimana-mana dan tentunya dengan pungutan-pungutan tak jelas dan belum lagi ditambah bau urine dimana-mana.
Silahkan katakan bahwa saya tidak mencintai negara saya sendiri, tapi apakah rasa nasionalisme atau kebanggaan sebagai bangsa Indonesia diukur oleh kebencian atau ketidaksukaan saya dengan hal-hal tadi yang saya sebut diatas ? apa yang saya katakan adalah atas dasar apa yang saya lihat dan saya pikir. Cobalah untuk membuka mata, berpikir secara obyektif dan melihat dari sudut kacamata yang lain maka apa yang saya katakan benar adanya. Bangsa kita belum siap untuk tinggal landas menuju Jakarta yang Cosmopolitan, Jakarta yang disukai oleh banyak wisatawan karena dikenal oleh keramahannya, kesiapannya dalam melayani.
Entah kemana larinya predikat Indonesia adalah negara dengan bangsanya yang ramah tamah dan selalu tersenyum, mungkin ini semua hilang secara perlahan karena himpitan serta desakan akan kehidupan yang terus harus meningkat dan meningkat.
Begitu banyak hal yang saya dapat dari perjalanan liburan terakhir yang baru lalu ke Bangkok, hal-hal kecil yang sekiranya pun kita mampu untuk kerjakan tidaklah dikerjakan, salah satu contoh adalah .. ketika saya berjalan-jalan di salah satu sudut kota sekitar pukul satu dini hari, sebuah truk tanki air berlalu didepan saya dengan menyemburkan airnya ke sepanjang trotoar dan pinggiran jalan untuk melenyapkan debu-debu, dari situ saya baru tahu kemana larinya sang debu di Bangkok, ... jajan di pinggir jalan di Bangkok you don’t need to be worry of being sick or getting the dust to your food karena memang lingkungannya bersih dan seolah tak berdebu. Lalu kenapa kita tidak bisa melakukan itu ? .. jawabannya nanti pasti beraneka macam seperti manasuka siaran niaga, acara yang beken di era 80an.
Saya tetap berharap Jakarta sebagai ibukota negara akan bisa memacu dirinya untuk tampil paripurna dan sejajar dengan kota-kota kosmopolitan lainnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)