Tuesday, July 11, 2006

THE SITTING

Mungkin buat sebagian besar orang hal ini tidak menjadi masalah tapi terkadang ada juga yang membuat kemudian kita berpikir bahwa walaupun ini merupakan hal kecil namun bisa memberi efek yang cukup besar. Ini masalah sitting arrangement atau penempatan posisi duduk orang di suatu acara makan.

Sebagai bagian dari salah satu tugas yang saya jalankan, salah satunya adalah mengatur jamuan makan malam dengan kode “sitting dinner” yang mana berarti setiap tamu akan duduk ditempat yang telah ditentukan dan namanya pun ditulis di kartu kecil yang diletakkan dimeja makan. Tentunya sebelum menaruh siapa duduk dekat siapa maka yang perlu diperhatikan adalah siapa yang menjadi guest of honor kemudian kedudukan atau jabatan orang per orangnya lainnya sehingga akan memudahkan bagi tuan rumah yang menyusun.

Dan tanpa saya sadari, hal ini ternyata secara tidak langsung pun terbawa pada acara makan malam informal. Entah mungkin saya yang terbiasa dengan sistim protokoler seperti itu atau mungkin karena lingkup pergaulan disini yang membuat saya sering sekali menghadiri undangan makan malam informal namun memiliki aturan tidak tertulis akan posisi duduk orang per orangnya.

So it happened last night when I had dinner with some of my good friends here. Rencananya adalah kita semua berkumpul di restaurant yang sudah ditentukan untuk makan malam bersama. Yang pertama terjadi adalah ketika dijemput oleh Miss Dr dan Miss Dn, di mobil ternyata sudah ada Miss Pl. Well, not that I don’t like Ms. Pl tapi sebaiknya Miss Dn memberitahukan bahwa Miss Pl akan ikut serta. Sometimes there are times when you only want to be with your close friends only. But I tried to tolerate, may be I was over-sensitif at that time.

On the way to the restaurant, Ms. Dn sent message to Mr. S informing that we were at that time already on the way and would be there soon. To my surprise that Ms. Dn asked Mr. S to prepare 8 chair. I thought that we were only 6 of us; Miss Dr, Miss Dn, Miss Pl, Mr. L, Mr. S and myself. Ternyata ada dua orang temannya Ms. Dn lagi yang akan bergabung.

Saya masih dalam posisi duduk ditempat saya pertama kali duduk ketika meja sudah dibersihkan dan disiapkan ketika Ms. Dn meminta saya untuk pindah duduk ke bangku di depan saya dan bersebelahan dengan Mr. L.

Okay, so in my side was me, Mr. L, Mr. S and Ms. Dr while in front of us was Ms. 1, Ms. 2, Ms. Dn and Ms. Pl. Saya merasa tidak nyaman dengan posisi seperti itu. Namun mungkin saya pikir teori saya salah tapi setelah setengah makan malam berjalan, saya baru menyadari bahwa apa yang saya rasakan itu benar adanya. Ms. 1 dan Ms. 2 bercakap-cakap antara mereka sendiri ataupun terkadang dengan Ms. Dn dan sesekali dengan Mr. L dan Mr. S,. Ms. Dn sendiri sibuk bicara dengan Ms. Pl dan Ms. Dr terkadang atau dengan Mr. L dan Mr. S. Diantara 8 orang yang ada, saya merasa bahwa saya sendiri. Benar bahwa saya bisa saja gabung dengan pembicaraan yang sedang terjadi, tapi bagaimana saya mau jump-in ke pembicaraan yang sedang berjalan jika ternyata pembicaraan tersebut bukan pembicaraan global tetapi lebih kepada pembicaraan untuk segelintir orang saja yang mengerti ?

So that night turned up into something unpleasant for me. First, I agreed to attend the dinner because I’ve promised to join. The food was good, I meant usual food. But the companions this time, for me, were wrong. Besides, you may laugh so hard, I did not get a chance to see Konser Eliminasi AFI. Other thing, I got news that one of my good friend was hospitalized and no one was here with him.

Tapi mungkin satu hal adalah bahwa saya harus belajar untuk bisa menerima keadaan dan membuat suasana yang menurut kata hati saya tidak nyaman dibuat senyaman mungkin, walaupun mungkin effort untuk itu akan susah but there’s no harm of trying.

Mudah-mudahan makan malam yang akan datang akan lebih menyenangkan.


Phnom Penh, 09 Juli 2006

No comments: