Pulau Onrust
Penduduk kepulauan seribu lebih mengenal pulau Onrust dengan sebutan pulau Kapal. Karena sejak abad 17-18 banyak kapal VOC yang bersandar di sini. Padahal pulau tersebut telah memiliki nama yaitu Onrust. Nama Onrust diberikan oleh Belanda yang artinya “tanpa istirahat atau sibuk”. Disebut sebagai pulau Sibuk dikarenakan fungsinya sebagai tempat bongkar muat barang dan kegiatan perbaikan kapal. Nama Onrust sendiri terkenal sejak abad ke 17.
Pulau Onrust adalah pulau kecil yang luasnya tak lebih dari 7.5 hektar (dulunya 12 hektar), walaupun kecil pulau ini merupakan salah satu pulau penting dalam situs kepurbakalaan di Indonesia, khususnya Jakarta. Pulau ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Di mulai ketika pulau ini dan beberapa kepulauan lain di gugusan kepulauan seribu dijadikan tempat untuk peristirahatan raja-raja Banten. Pulau ini juga sempat dijadikan pulau sengketa antara kerajaan Jayakarta dan kerajaan Banten yang tak pernah terselesaikan. Ketika VOC masuk dan gagal dalam monopoli perdagangan di Banten, VOC memutuskan untuk mengalihkan perdagangannya ke Jayakarta. Di Jayakarta VOC berkembang. Seiring perkembangan itu VOC meminta bantuan kerajaan Jayakarta untuk menggunakan salah satu pulau yang terletak di teluk Jakarta untuk tempat galangan kapal yang diperlukan untuk perbaikan kapal dan istirahat pelaut. Bantuan diatas tertuang pada Perjanjian yang ditandatangani tahun 1610 oleh VOC, dengan wakil L. Hemit dan Pangeran dari Kerajaan Jayakarta. Sejak itu Pulau Onrust mulai memerankan sesuatu yang lebih besar karena merupakan pulau yang dipilih untuk dijadikan galangan kapal pada saat itu.
Tahun 1613 Onrust mulai dibangun oleh VOC. Pembangunan pertama adalah galangan kapal. Seiring dengan waktu dibangun benteng kecil dilengkapi 2 bastion (1656). Benteng tersebut kemudian diperluas dengan bentuk persegi lima (1671). Benteng tersebut digunakan untuk pertahanan paling luar dari kota Batavia. Benteng itu bernama Beekhuis. Dan disamping benteng di tempatkan meriam-meriam serta arteleri peralatan perang yang lain. Setelah benteng dibangun Kincir angin (1674) untuk keperluan penggergajian kayu. Kemudian ditambah lagi menjadi dua kincir angin ditahun (1691). Setelah itu baru gudang untuk menyimpan barang yang akan dikirim ke Eropa. Pembangunan Onrust yang pesat di bidang perbaikan kapal sampai disebut oleh penemu benua Australia, James Cook sebagai tempat galangan kapal yang bagus karena berhasil membetulkan kapalnya Endevour yang rusak. Gereja juga pernah dibangun disini pada tahun 1772, tapi kemudian dihancurkan sekitar tahun 1809 oleh Inggris. Sedangkan makam belanda tetap dipakai sampai tahun 1863.
Berkembangnya pulau Onrust juga diikuti perkembangan penduduk dikota itu. Awalnya penduduk hanya ada pendatang dari kepulauan termasuk koloni cina yang dikirim JP Coen, pada tahun 1695 menjadi 148 pegawai VOC dan 200 budak. Hal ini semakin memantapkan pulau tersebut sebagai depo logistik VOC. Kemudian tahun 1775 menjadi 1200 orang.
Pulau ini sempat dua kali hancur. Pertama ditahun 1795 karena serangan armada laut Inggris dibawah pimpinan HL Ball. Walaupun sempat dibangun lagi oleh Belanda tahun 1803 tetapi dihancurkan kembali oleh Inggris di tahun 1806 dibawah penyerangan Admiral Edward Pellow. Setelah itu Onrust dijadikan milik pemerintah Inggris sampai tahun 1816.
Setelah Inggris angkat kaki dari Onrust, Onrust kembali dibangun oleh Belanda pada masa gubernur jendral GA Baron Van Der Capellen (1828). Tahun 1856 pulau ini kembali berjaya dengan adanya Dok terapung. Disamping dok terapung di pulau Onrust juga dibangun pangkalan laut Hindia Belanda (1840). Pangkalan laut ini hanya bertahan sampai tahun 1883 karena adanya gelombang tydal (tsunami) akibat letusan gunung Krakatau.
Pulau ini sempat menghilang perannya. Hal ini disebabkan pembangunan pelabuhan Tanjung Priok di awal tahun 1883 tetapi kemudian menjadi perhatian lagi ditahun 1905. Pada tahun 1905 dibangun stasiun cuaca. Kemudian tahun 1911 dijadikan tempat karantina haji sampai tahun 1940. Karantina haji dilakukan dipulau ini selama 5-10 hari. Jumlah daya tampung jamaah haji di sini adalah 3500 orang. Bila terjangkit penyakit menular mereka akan dikirim ke pulau Cipir (pulau kayangan) dan di pulau Bidadari (pulau sakit). Selain tempat karantina haji juga dijadikan sanatorium TBC.
Selain itu pulau Onrust juga sempat dijadikan tempat tahanan para pemberontak yang terlibat dalam peristiwa kapal tujuh. Pada saat itu ada 23 awak kapal yang memberontak yang meninggal dan dikuburkan di pulau kelor (1933). Pada tahun 1940 juga pulau ini dijadikan tempat tawanan orang jerman yang disinyalir antek Hitler. Disamping tahanan orang yang tidak pernah jemu mengusik Belanda. Tahun 1942 ketika kependudukan Jepang, pulau Onrust tidak diperhitungkan sebagai daerah pertahanan perang Jepang karena telah dikenal oleh pesawat tempur udara.
Pada masa Indonesia merdeka pulau Onrust dijadikan sebagai rumah sakit karantina bagi penderita penyakit menular. Rumah sakit ini berdiri sampai tahun 1960. Kemudian rumah sakit ini di pindah ke pelabuhan Tanjung Priok. Bangunan rumah sakit tadi rusak disekitar tahun 1968. Periode 1960-1965 dijadikan tempat penampungan gelandang dan pengemis. Disamping tempat tawanan oposan Orla misalnya HJ Princen. Setelah itu dijadikan tempat latihan militer dan terbengkalai sampai tahun sekitar 70-an awal. Bahkan ada informasi sejarah yang menyebutkan di pulau ini pemimpin DI/TII Kartosuwiryo dibunuh. Tetapi pulau ini akhirnya di rehab kembali untuk dijadikan sebagai pulau sejarah pada tahun 1972. Termasuk rumah dokter yang dijadikan ruang pamer barang kuno.
Tour de ONRUST anyone ? ... ;)
No comments:
Post a Comment