Museum Taman Prasasti merupakan salah satu dari sembilan Museum di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Museum ini berlokasi di Jalan Tanah Abang 1 Jakarta Pusat dan menempati lahan seluas 5,5 ha yang merupakan bekas pemakaman orang Belanda. Makam yang dibangun pada tahun 1795 ini dikenal dengan nama Kebon Jahe Kober dan ditutup pada tahun 1975 karena alasan sudah penuh.
Mengingat potensi taman pemakaman ini, maka pemerintah Propinsi DKI Jakarta, melakukan pemugaran serta menata kembali prasasti-prasasti batu nisan terpilih dan mengembangkannya menjadi sebuah Museum Taman Prasasti. Dan diresmikan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin pada tahun 1977. Jumlah koleksi yang tersimpan di dalam Museum Prasasti sebanyak 1.409, terdiri dari jenis prasasti bentuk nisan, bentuk perunggu, monumen, piala, kijing, lempengan batu persegi, replika, dan miniatur. Sebagai sebuah museum didalam sistem penataan koleksi disajikan pada sebuah ruang, pada dinding luar (halaman), dan pada kondisi semula yaitu pada lahan pemakaman.
Museum ini menampilkan prasasti nisan dari beberapa nama dan tokoh, antara lain tokoh pendidikan, seniman, ilmuwan, rohaniwan dan tokoh pejuang. Beberapa tokoh bangsa Indonesia yang dimakamkan di Museum Taman Prasasti ini antara lain Miss Riboet (tokoh sandiwara) dan Soe Hok Gie (tokoh mahasiswa). Selain itu, terdapat nama-nama seperti DR. WF. Stutterheim, seorang ahli purbakala yang banyak melakukan penelitian dan penulisan peninggalan masa Hindu dan Budha di Indonesia. DR. H.F. Rool, pencetus gagasan dan pendiri STOVIA (Sekolah Tinggi Dokter Indonesia) yang merupakan cikal bakal berdirinya Fakultas Kedokteran Indonesia. Olivia Mariamne Raffles, isteri Thomas Stamford Raffles (Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yang meninggal di "Buitenzorg" Bogor).
Selain nisan, museum Taman Prasasti juga menyimpan kereta jenazah kuno yang dahulu digunakan untuk mengangkut jenazah dari pelabuhan Sunda Kelapa ke makam Kebon Jahe Kober. Kereta jenazah ini ditarik oleh 2-4 ekor kuda, dimana jumlah kuda penarik kereta ditentukan oleh status sosial keluarga yang meninggal. Benda koleksi museum juga terdapat lonceng perunggu bertiang besi dengan ketinggian 4 meter yang digunakan untuk membunyikan tanda bahwa jenazah telah tiba di pemakaman. Koleksi yang tidak kalah pentingnya adalah peti jenazah Bung Karno dan Bung Hatta juga disimpan di museum ini. Untuk melengkapi sebagai sebuah Museum Taman Prasasti, di museum ini dibuat berbagai macam miniatur makam dari seluruh propinsi di Indonesia.
2 comments:
keliatannya di release sebelum ke negeri gajah yak..... :)
-pensos-
Ya oliieeeee .. mampir juga ? .. eh tau alamat blog darimana ? .. hihihihi, ..
-dimas hary-
Post a Comment