Pada satu malam ketika lagi asyik ngopi barengan dengan Bonnie di ruang makan rumah tercinta di Halim, tiba-tiba terlintas ucapan “Do I deserve it ?” .. saya lupa dalam konteks apa kami berbicara, kalau tidak salah ketika kita membahas mengenai tali pertemanan, persahabatan, kinerja dan pergaulan.
Kalimat tersebut entah kenapa tiba-tiba terus menganggu alam pikiran saya, entah kenapa semua hal yang pernah dilewati dalam langkah-langkah kehidupan di dunia nyata ini mendadak terbentang luas dan keburukannya adalah menjadi perhitungan atas apa yang pernah dilakukan dimana dan untuk siapa walaupun sesungguhnya hal itu sama sekali tidak boleh dilakukan.
Hujan terus merintik membasahi bumi persada dan saya tetap terpekur, sambil mengisap sebatang Lucky Strike Menthol dan segelas kopi tubruk buatan Bonnie. Saya kemudian berpikir apakah semua yang telah saya lakukan selama ini sudah benar langkahnya ? atau mungkin salah namun saya percaya pada kepiawaian insting saya semata sehingga apa yang salah seolah terasa menjadi benar ?
Secara jujur saya katakan bahwa belakangan ini telah banyak hal yang saya alami dan itu membuat saya terus berpikir dan mengkaji ulang semuanya. Kekecewaan terdalam yang beruntun terjadi hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan terakhir namun banyak pelajaran hidup yang saya dapat dari itu semua.
Ketika kemudian saya mempertanyakan hal ini kepada Yang Punya Hidup, “Do I deserve it ?” lalu saya seolah mendapat jawaban bahwasanya semua ini adalah satu babak dalam kehidupan yang memang harus dijalani dengan satu keyakinan bahwa pada akhir dari babak tersebut maka hasil yang didapat, kepuasannya akan melebihi atas sakit dan derita yang dialami, seolah semua kekering kerontangan makna perjalanan terhapus oleh hujan sehari yang membasuh semua menjadi kesejukan dan kedamaian semata.
Call me melancholic but that’s what I feel now.
Everything started last December ketika cobaan demi cobaan menerpa perjalanan hidup saya, saya sendiri berusaha untuk terus menjalani semuanya dengan bekal kesabaran dan rasa pasrah yang masih saya miliki. Saya percaya bahwa Tuhan tidak pernah tidur dan saya percaya bahwa Dia akan selalu membantu umat-Nya.
Hal lain adalah masalah pertemanan. Saya tidak mengatakan bahwa saya kehilangan banyak teman, saya lebih suka mengatakan bahwa entah kenapa saya merasakan bahwa teman-teman saya menjauh. Mungkin atas tingkah laku saya, mungkin juga atas apa yang pernah saya katakana, mungkin juga hal-hal lain yang saya tidak tahu. Untuk itu saya meminta maaf, semoga kedamaian selalu ada pada mereka-mereka dan semoga segala kelancaran mendampingi setiap langkah mereka.
Saya belajar bahwa lamanya pertemanan tidaklah menjamin segala sesuatunya menjadi lebih baik. Ada masa naik turun seperti layaknya gelombang di samudera yang luas. Namun seperti pepatah lama yang sering kali terucap bahwa teman yang sejati adalah mereka-mereka yang ada ketika kita sedang ada pada titik terendah dalam kehidupan kita. Dan saya bersyukur saya memiliki teman sejati walaupun jumlahnya tak lebih dari jari tangan sebelah kanan.
Adalah ketika kita sedang berada pada titik rendah kita bisa mengetahui siapa sesungguhnya mereka, bagaimana sifat sejatinya. Well, siapa sich yang mau temenan dengan orang yang lagi susah ? sangat jarang!
Segala kesulitan dan kegulanaan hati yang terus mendera dan mendera seolah menjadikan batu ujian yang tak pernah selesai. Syukur Alhamdulillah ketika sedikit demi sedikit dengan kepala dingin dan berdamai dengan diri atas apa yang telah terjadi, kini saya mulai menapaki kembali lembar baru dalam kehidupan saya.
Bahwa kemudian atas pertanyaan “Do I deserve it ?”, saya berpikir ulang dan saya meyakininya bahwa itu semua adalah karma yang mungkin harus saya bayar. Semoga saja masih banyak darma yang saya miliki sehingga kehidupan saya akan terus berjalan dengan seimbang dan bisa menyenangkan hati banyak orang. Amin.
1 comment:
wahh...samaan Mas...bbrp waktu terakhir permasalahan juga silih berganti datangnya, termasuk soal persahabatan yg sudah terjalin bertahun-tahun...T_T...tapi Alhamdulillah perlahan semuanya bisa teratasi dgn baik, dan hal2 baik kembali berdatangan... :)
Post a Comment