Beberapa waktu yang lalu ketika lagi asyik minum kopi dengan Fad an Dhie di Kedai Kopi Bintang Dollar di Menteng, tiba-tiba saya sedikit terperangah dengan kalimat yang dikeluarkan oleh Dhie.
Beberapa waktu lalu saya dan teman-teman pergi ke Klab Surga. Sekedar membayar keramahan yang sudah ditawarkan maka saya setuju untuk pergi. Waktu itu kita baru saja selesai sesi pemotretan untuk sebuah buku yang akan diluncurkan tidak lama lagi.
Sesampai di Klab Surga, saya seperti biasa hanya berdiri dengan manis dan merokok sambil sesekali tertawa mendengar komentar-komentar dari beberapa teman saya tentang orang-orang yang hobi datang ke Klab Surga itu dan melakukan “pose – pose cantik” (dilafalkan dengan
Saya noticed bahwa Dhie sepertinya sedang mengadakan pendekatan dengan seseorang secara gencar, terlihat dari segala manuver-manuver yang dia lakukan. Sesekali saya membahas hal itu dengan Li atau Lex.
Setelah capai berdiri dan sementara itu Klab pun sudah mulai kosong, kami semua bergegas pulang dan istirahat mengingat setelah seharian beraktifitas. Tidur tengah malam, bangun pagi untuk urusan shooting trailer sebuah festival film dilanjutkan dengan session pemotretan untuk cover buku yang berlangsung sampai tengah malam kemudian lanjut clubbing, well, untuk ukuran orang seusia saya, hmm .. tampak sedikit dipaksakan energi yang saya keluarkan plus tidak sebanding dengan apa yang didapat. HAHAHAHA.
Setelah beberapa waktu dan lama tidak bertemu dengan Dhie, tiba-tiba saya mendapat kabar kalau Dhie jadian dengan seseorang yang dikenalnya di Klab Surga itu dan mereka tampak sekali intens dalam berhubungan. Agaknya saya mulai mengenal Dhie secara baik, hampir setiap hari kita selalu berkomunikasi baik itu melalui telpon atau sms. Prinsipnya adalah jika tidak ada kabar dari Dhie untuk satu waktu yang signifikan maka itu berarti semua berjalan dengan baik-baik. Demikian pula dengan masalah dia jadian dengan katakanlah JS. No news at all from him so I think that it’s a good news.
Saya bisa melihat perubahan yang mendasar yang terjadi pada diri Dhie. Mungkin karena saya hampir setiap hari ketemu, setiap hari komunikasi sehingga apa yang menjadi kebiasaan dia atau tingkah laku dia pun secara tidak langsung saya mengenalinya. Perubahan mendasar yang saya katakan adalah saat saya melihat bahwa setelah jadian begitu banyak hal yang tadinya dia sering omongkan dan terkadang dia tidak suka menjadi kebalikannya. Dia melakukan segala hal yang pernah dia katakan bahwa dia tidak suka! .. I guess that’s the power and magic *again* of LOVE. Yuuuuuccccckkkk …. !!!!!!
Yang paling membuat saya agak tertohok adalah apa yang dia katakan ketika kita baru saja selesai meeting mingguan untuk project buku dan kemudian meeting tersebut masih mau berlanjut karena rencananya kita akan bertemu dengan salah satu penulis plus Dhie pun terlibat pada satu film festival yang akan berlangsung dan dia in-charge untuk desain-graphisnya dan menjelang festival berlangsung, tentunya kesibukan semakin meningkat.
I do remind him untuk bisa focus dan bisa menjalankan semua tugasnya dengan simultan dan tentunya dengan harapan dapat berhasil dengan baik. When I did remind him about all those things, he came up with one statement:
“Things are not the same when we are not single!”
Entah mungkin disebabkan oleh kecemburuan bahwa saya masih single up to the moment (ngiklan diri dikit aaahhh .. hahahahaha) atau mungkin juga karena dia yang begitu santainya berbicara seperti itu and yet up till now I still cannot forget his expression when he said that, I was then so angry with him.
Tapi kemudian saya mengkaji ulang semuanya dan mengingat-ingat apakah benar adanya bahwa ketika kita tidak lagi single semuanya berubah dan tidak sama ?
Hmm … saya perhatikan beberapa teman-teman saya yang ketika masih single statusnya begitu berbeda dengan sikapnya ketika sudah berpasangan.
Ryn misalnya, seorang anak muda yang berusia 18 tahun dan baru saja menapaki dunia barunya, tiba-tiba saja tanpa ada kabar berita menghilang dan ketika saya iseng-iseng mencari tahu kabarnya, dia baru saja putus dan kemudian sekarang sudah menjalin hubungan dengan seseorang yang baru lagi dan hilang tanpa ada kabar. I used to send him some messages yang terkadang dijawab tapi terkadang pun tidak sama sekali.
Hal, salah seorang teman baik, tiba-tiba saja ketika dia jadian dengan seseorang, hidupnya pun penuh dengan kemisteriusan walaupun terkadang dia masih suka cerita. Saya tak pernah lagi bertanya ini dan itu karena saya percaya eventually tokh nanti dia akan cerita ketika things are not the same dengan situasi yang dia inginkan.
Dhie, dia pun begitu, menjadi saksi hidup atas tiga kali jadiannya dia. Saya menyimpulkan bahwa yes, he changes.
Al, yang baru dalam tahap pendekatan pun tiba-tiba saja mempunyai tingkah yang berbeda dan tidak lagi menjadi seseorang yang saya kenal sebelumnya.
Agaknya saya harus sudah mulai belajar untuk menerima perubahan teman-teman dekat saya yang pada masanya sedang mengalami masa-masa romansa. Seperti yang selalu Dhie katakan pada saya, “Kang, people change.”
Yes, I do agree that people change but we also do need to remember bahwasanya perubahan yang terjadi itu pun seharusnya disadari oleh masing-masing individunya dan seyogyanya dengan bijaksana yang bersangkutan ataupun saya sendiri bisa menyikapinya.
Agaknya saya harus belajar untuk menerima perubahan secara bijaksana dan tertawa pada akhirnya jika perubahan itu kemudian berbalik kembali menjadi seperti sebelumnya. What I mean, sometimes ketika things what happen are not the same like what we expect, biasanya kita berubah menjadi seseorang yang sama seperti sebelumnya. Haruskah begitu ? Dapatkah hal itu dikatakan tidak konsisten ? …
Hanya anda yang dapat menjawabnya karena saya tidak mau berdebat untuk urusan ini.
No comments:
Post a Comment