Beberapa hari lalu ketika habis ngobrol panjang lebar dengan Ad Tj, tiba-tiba saja saya teringat pembicaraan dengan Her Ze, dalam salah satu smsnya dia pernah bilang, “ ... biarlah, Kang, walaupun dia tidak melihat keberadaan saya tapi saya akan terus berjuang dan berusaha ... “
Entah kenapa kok tiba-tiba saya seolah melihat diri saya beberapa waktu ke belakang. Apakah benar adanya bahwa ketika kita suka atau taruhlah mencintai seseorang walaupun bertepuk sebelah tangan, kita akan terus berjuang dan berusaha ? .. sampai kapan ? .. sampai titik darah penghabisan ? .. sampai dengan kata penolakan terdengar ? ..
Saya pernah ada dalam situasi dimana saya merasa bahwa saya telah mengorbankan banyak hal untuk hanya mendapatkan sebongkah perhatian yang terkadang itu adalah perhatian yang sebenarnya tidak penting-penting banget. Dan itu terjadi berulang dan berulang.
Ketika (kembali saya cerita) beberapa waktu lalu saya melalui (boleh dikatakan) masa patah hati, saya berusaha untuk bisa bangkit kembali dan mencoba menata hidup saya kembali dari awal .. exactly dari awal. Saya memutuskan untuk sementara ini memfokuskan diri lebih kepada pekerjaan dan hal-hal terkait yang kiranya bisa membuat saya melupakan sesaat apa yang menjadi kekecewaan saya dalam urusan dunia cinta. Memutuskan untuk lebih fokus lagi dalam berbagi pengalaman kepada orang-orang yang sekiranya membutuhkan bahkan termasuk kepada orang yang pernah masuk dalam lingkaran hati urusan cinta saya.
Hari ini tiba-tiba saya mendapat telpon dari Al yang menyampaikan sebuah kabar baik bahwa dirinya sudah jadian dengan And. Kabar itu kemudian membuat saya kembali teringat pada pesan Her Ze tadi. Al sudah berjuang keras dari keberadaannya yang (mungkin) tidak dilihat oleh And menjadi terlihat, nyata dan And merasakan bahwa kehadiran Al membawa warna tersendiri dalam dirinya dan akhirnya perjuangan Al berhasil dan saya hanya bisa mengatakan bahwa semoga mereka senang dan tentunya bahagia dengan apa yang menjadi pilihan mereka.
Malam ini saya sms-an dengan Firel, ... Firel yang kemunculannya sangat spektakuler dan juga menimbulkan banyak kontradiksi dan juga hujatan-hujatan. Saya bertanya padanya sebuah pertanyaan sederhana, .. “Menurut kamu definisi selingkuh itu bagaimana ?”
Firel menjawab bahwa selingkuh adalah hati terikat oleh cinta pada satu orang, tapi nafsu mengambil alih dan raga menjadi nafsu. Selingkuh adalah saat nafsu ditempatkan lebih tinggi dari cinta.
Lalu saya bertanya lagi pada Firel apakah berarti selingkuh tidak melibatkan cinta ?
Firel kemudian menjawab kembali, .. rumitnya disitu. Kadang yang menjadi orang ketiga datang dengan cinta murni (otomatis cinta terlibat), tapi orang pertama , apakah punya cinta ? tidak berarti demikian.Kebanyakan adalah pelarian karena tidak puas dengan orang kedua / pasangannya.
Pertanyaan saya kembali, ... Pelarian atas nama nafsu atau atas nama cinta ?
Dijawabnya, ... Nafsu. Kalau pun pelarian atas nama cinta, maka bukan begitu caranya, orang pertama itu takkan pernah bisa mencintai dengan segenap hati kalau dari awal sadar atau tidak sadar, orang ketiga hanya dijadikan tempat pelarian. Hal itu akan menyakiti orang ketiga yang buka hati untuk cinta yang tulus.
Sebuah diskusi kecil dan menarik buat saya. Kadang dengan bertanya padanya saya seolah mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya yang terkadang saya pendam sendiri.
Saya jadi teringat ketika tiba-tiba ditengah siang bolong dapat sms dari Wedh, dia tanya ... ngobrol berjam-jam di telpon, tiap hari ketemu sampai jam tiga pagi ... meluangkan waktu bersama-sama .. apakah itu masuk kategori selingkuh ? ...
Wedh ini sudah punya pasangan dan sekarang dia dekat dengan Mok.
Saya bilang bahwa selingkuh itu relatif, tergantung kita sendiri mendefinisikannya seperti apa. Saya bilang padanya berdasarkan pengalaman saya bahwa sms-an, ngobrol setiap hari, ngopi, diskusi banyak hal dan tidur bersama namun tidak melakukan apa-apa ... saya tidak menganggap itu sebagai selingkuh. Tapi saya kategorikan Hubungan Tanpa Status .. eh itu sama saja dengan selingkuh yaa ? .. hihihihihi. Atau Teman Tapi Mesra ... halaaaahhhh ...
Saya akui bahwa perjuangan Wedh adalah sampai dengan titik penghabisan dengan segala macam cerita cinta dan dramaturgi yang mungkin sekarang sudah selesai karena sudah mendapatkan jawaban walaupun mungkin jawaban itu belum pasti.
Hmmm .. malam semakin larut dan saya terlenakan oleh lagu-lagu tahun 80an yang berkisaran seputar cinta.
Saya teringat pada satu malam di salah satu restoran cepat saji di Bandung ketika lagi menunggu teman-teman datang dari Jakarta. Saya, Fit, Her Ze, Al dan At berbincang-bincang tentang banyak hal .. tiba-tiba kita semua memutuskan untuk berdoa bersama (such a scene dech pokoknya) .. doa itu adalah doa kami untuk supaya dapat dimudahkan jalannya mendapatkan jodoh. Her Ze selalu bilang bahwa doa itu sudah terjawab sesuai dengan duduk dan berlawanan arah jarum jam. So, remembering the place we sat, ... saya kemudian membenarkan apa yang menjadi doa dan kemudian teori Her Ze. At baru saja jadian .. disusul dengan Al .. maka kemudian harusnya adalah Her Ze, Fit dan terakhir saya ...
Hahahaha, ..saya tertawa sendiri ketika saya membaca lagi semua tulisan ini dari awal, .. jadi menjadi tidak fokus pada cerita tapi malah jadi curhat colongan dan ngobrolin ngalor-ngidul ...
Anyway, .. saya kemudian berpikir, apakah kemudiah Her Ze akan menemukan cintanya ? ketika perjuangan yang dia lakukan terus berlanjut dan dia merasa bahwa apa yang dia perjuangkan belum sampai titik darah penghabisan. Lalu bagaimana dengan Fit ? ... akankah dia menemukan juga cintanya yang hilang ? ... sedang untuk saya sendiri, I prefer to say NO COMMENT seperti kata artis pemain Jendela Rumah Kita.
Ada baiknya saya kembali bekerja dan melupakan semua itu sesaat. Satu hal yang menggembirakan adalah bahwa saya akan ketemu dengan teman-teman dari Bandung yang menurut rencana akan datang ke Jakarta.
Malam semakin larut, ... secangkir kopi dan berbatang rokok sudah dihisap .. time to go to bed dan menyambut hari esok dengan senyum, doa dan ikhtiar.
No comments:
Post a Comment