Sudah hampir seminggu lebih menikmati liburan di Tanah Air, saya sudah bertemu hampir semua teman baik yang ingin saya temui.Entah kenapa liburan kali ini saya menemui banyak hal yang sangat berbeda dengan liburan-liburan saya sebelumnya.
"Kenapa, Mas ? Mas sudah tidak sepopuler dan sebegitu dipuja oleh semua orang ?"
Mungkin waktu yang semakin berganti, mungkin juga suasana kebatinan yang sudah tidak lagi sama dengan dulu atau juga mungkin bahwasanya setiap manusia ciptaan-Nya berkembang dan berganti dari hari ke hari. Yes, we cannot expect to be the same again.
Ketika saya bertemu dengan sahabat-sahabat lama saya dimana hampir diantara kami ini semua adalah seusia, pertemuan pertama begitu sangat mengesankan, dalam artian kami masih bercanda, masih berbicara tentang ini dan itu dan sepanjang pertemuan itu hanyalah melulu diisi oleh tawa, olok-olokan semata yang terkadang jika orang lain yang mendengarnya maka akan merah kupingnya. Saya sendiri menikmati pertemuan itu. That's the best among others meeting.
Namun seiring sejalan dengan berlalunya hari dan kehadiran saya pada saat liburan yang mana pada saat orang-orang lain bekerja, membuat kemudian saya dapat melihat apa yang sesungguhnya dari arti setiap pertemuan itu.
"Sudah banyak yang berubah yaa, Mas ? tidak seperti dulu lagi ? tidak seakrab dulu lagi ? ngga ada lagi pelukan dan cium pipi kiri kanan ? dan segala tata cara upacara yang biasa Mas dan teman-teman mas lakukan. Mungkin sudah old fashioned kali, Mas, gaya itu."
Saya tidak dapat menyalahkan siapa pun dalam hal ini dan tidak dapat cemburu atau merasa bahwa sekarang saya bukan lagi nomor satu, bahwa saya bukan lagi orang yang selalu didahulukan. Tigapuluh enam purnama berlalu dan saya tidak dapat mengharapkan orang untuk terus sama ketika saya dulu baru saja pergi meninggalkan Tanah Air.
Saya hanya merasa bahwa kini semua memang sudah berjalan pada posisinya masing-masing dan saya tidak lagi berhak untuk mengatur jalur atau jalan mana yang harus diambil agar sesuai dan seharmonis seperti yang saya inginkan. Satu hal yang patut saya syukuri bahwasanya saya masih punya teman di Tanah Air, orang-orang yang mengenal saya walaupun mungkin tidak seperti dulu lagi tapi at least ada orang-orang yang bisa saya temui jika saya kembali ke Tanah Air.
Nampaknya bahwa saya mulai kehilangan gigi mungkin itu yang membuat saya kemudian merasa miris dan merasa ditinggalkan tapi saya selalu percaya bahwa semua terjadi karena ada alasan yang mendasarinya. Mungkin saya belum menerima itu tapi lambat laun saya akan menyadarinya.
Bukan mengkasihani diri sendiri tapi itulah kenyataan hidup yang memang harus dilewati dan dijalani. Sebagai manusia tentu kita harus berproses. Berproses pada banyak hal yang tentunya tidak akan berhenti.
Saya bertemu dengan beberapa orang yang boleh dikata sangat akrab dulu sebelum saya berangkat meninggalkan Tanah Air. Ketika saya kembali untuk kemudian bertemu lagi dengan mereka dan membuat janji, ketika bertemu terlihat sangat berbeda, ada jarak yang terbentang walaupun tipis namun terlihat jelas.
"Kan seperti yang orang-orang bilang, Mas, bahwa pada setiap kehidupan itu orang akan datang dan pergi. Jangan serakah dong, Mas, masa maunya orang datang terus tapi ngga pergi-pergi."
Iya, saya menyadari hal itu dan saya tahu bahwa semua itu adalah memang kehendak-Nya. Well, tidak berusaha untuk menjadi sok bijak tapi itulah yang sesungguhnya saya rasakan. Tuhan pasti punya rencana. Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi umat-Nya.
Sebuah perjalanan yang mungkin tidak akan terulang lagi dan sebuah perjalanan yang God knows when I will be back and meet them again.
"Jangan sedih begitu dong, Mas, masih banyak kok yang mengharapkan Mas untuk kembali lagi berada dalam lingkaran mereka. Mungkin tidak sekarang tapi pastinya nanti mereka akan menyadarinya bahwa apa yang pernah Mas bikin dan berikan kepada mereka itu adalah hal terindah yang pernah ada."
Kini saya mungkin hanya tersenyum dan berharap yang terbaik bagi mereka. May be I don't belong to them anymore but one thing that making me happy. I introduced them to each other and they've been close and good to each other with a very good bound. What can I expect more ?
"Kenapa, Mas ? Mas sudah tidak sepopuler dan sebegitu dipuja oleh semua orang ?"
Mungkin waktu yang semakin berganti, mungkin juga suasana kebatinan yang sudah tidak lagi sama dengan dulu atau juga mungkin bahwasanya setiap manusia ciptaan-Nya berkembang dan berganti dari hari ke hari. Yes, we cannot expect to be the same again.
Ketika saya bertemu dengan sahabat-sahabat lama saya dimana hampir diantara kami ini semua adalah seusia, pertemuan pertama begitu sangat mengesankan, dalam artian kami masih bercanda, masih berbicara tentang ini dan itu dan sepanjang pertemuan itu hanyalah melulu diisi oleh tawa, olok-olokan semata yang terkadang jika orang lain yang mendengarnya maka akan merah kupingnya. Saya sendiri menikmati pertemuan itu. That's the best among others meeting.
Namun seiring sejalan dengan berlalunya hari dan kehadiran saya pada saat liburan yang mana pada saat orang-orang lain bekerja, membuat kemudian saya dapat melihat apa yang sesungguhnya dari arti setiap pertemuan itu.
"Sudah banyak yang berubah yaa, Mas ? tidak seperti dulu lagi ? tidak seakrab dulu lagi ? ngga ada lagi pelukan dan cium pipi kiri kanan ? dan segala tata cara upacara yang biasa Mas dan teman-teman mas lakukan. Mungkin sudah old fashioned kali, Mas, gaya itu."
Saya tidak dapat menyalahkan siapa pun dalam hal ini dan tidak dapat cemburu atau merasa bahwa sekarang saya bukan lagi nomor satu, bahwa saya bukan lagi orang yang selalu didahulukan. Tigapuluh enam purnama berlalu dan saya tidak dapat mengharapkan orang untuk terus sama ketika saya dulu baru saja pergi meninggalkan Tanah Air.
Saya hanya merasa bahwa kini semua memang sudah berjalan pada posisinya masing-masing dan saya tidak lagi berhak untuk mengatur jalur atau jalan mana yang harus diambil agar sesuai dan seharmonis seperti yang saya inginkan. Satu hal yang patut saya syukuri bahwasanya saya masih punya teman di Tanah Air, orang-orang yang mengenal saya walaupun mungkin tidak seperti dulu lagi tapi at least ada orang-orang yang bisa saya temui jika saya kembali ke Tanah Air.
Nampaknya bahwa saya mulai kehilangan gigi mungkin itu yang membuat saya kemudian merasa miris dan merasa ditinggalkan tapi saya selalu percaya bahwa semua terjadi karena ada alasan yang mendasarinya. Mungkin saya belum menerima itu tapi lambat laun saya akan menyadarinya.
Bukan mengkasihani diri sendiri tapi itulah kenyataan hidup yang memang harus dilewati dan dijalani. Sebagai manusia tentu kita harus berproses. Berproses pada banyak hal yang tentunya tidak akan berhenti.
Saya bertemu dengan beberapa orang yang boleh dikata sangat akrab dulu sebelum saya berangkat meninggalkan Tanah Air. Ketika saya kembali untuk kemudian bertemu lagi dengan mereka dan membuat janji, ketika bertemu terlihat sangat berbeda, ada jarak yang terbentang walaupun tipis namun terlihat jelas.
"Kan seperti yang orang-orang bilang, Mas, bahwa pada setiap kehidupan itu orang akan datang dan pergi. Jangan serakah dong, Mas, masa maunya orang datang terus tapi ngga pergi-pergi."
Iya, saya menyadari hal itu dan saya tahu bahwa semua itu adalah memang kehendak-Nya. Well, tidak berusaha untuk menjadi sok bijak tapi itulah yang sesungguhnya saya rasakan. Tuhan pasti punya rencana. Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi umat-Nya.
Sebuah perjalanan yang mungkin tidak akan terulang lagi dan sebuah perjalanan yang God knows when I will be back and meet them again.
"Jangan sedih begitu dong, Mas, masih banyak kok yang mengharapkan Mas untuk kembali lagi berada dalam lingkaran mereka. Mungkin tidak sekarang tapi pastinya nanti mereka akan menyadarinya bahwa apa yang pernah Mas bikin dan berikan kepada mereka itu adalah hal terindah yang pernah ada."
Kini saya mungkin hanya tersenyum dan berharap yang terbaik bagi mereka. May be I don't belong to them anymore but one thing that making me happy. I introduced them to each other and they've been close and good to each other with a very good bound. What can I expect more ?