Bicara tentang cinta tidak akan pernah ada habisnya. Bicara
tentang cinta terkadang membuat kita tersenyum, terkadang membuat kita kemudian
terdiam dan merasakan ulu hati seperti ditusuk perlahan-lahan, terkadang juga
membuat kita menitikkan air mata dan terkadang membuat kita menyesal mengapa
kita melakukan hal bodoh yang sepatutnya tidak kita lakukan.
Sebuah perjalanan cinta seperti layaknya sebuah permainan
jaman dulu yang bernama Jailangkung. Datang tidak diundang dan pulang tidak
diantar. Karena ketika kita bicara tentang cinta dan perjalanannya, kita bicara
tentang jatuh cinta, sebuah kondisi yang kita tidak pernah tahu kapan
terjadinya. Namanya juga jatuh, pernahkah kita tahu kapan kita jatuh? Tahu-tahu
kita sudah ada dalam kondisi terjatuh dan mencoba untuk bangkit. Ya, bangkit
dari keterpurukan kalau memang urusan cinta itu tidak berjalan dengan apa yang
kita inginkan atau rencanakan.
Empat bulan belakangan ini saya ada dalam kondisi
keterpurukan. Keterpurukan akan cinta. Terkadang ketika sekarang melihat
kembali garis perjalanan cinta saya empat bulan belakangan ini saya rasanya
menjadi manusia bodoh dan menjadi manusia yang keras hati dan juga keras
kepala. Saya telah jatuh cinta pada seseorang yang mungkin tidak akan pernah
kesampaian. Ini bukan pertama kalinya saya mengalami hal ini . Ini bukan
pertama kalinya saya terpuruk karena seseorang dan ini bukan pertama kalinya
saya jatuh hati pada orang yang salah.
Ketika kemudian sekarang memasuki bulan kelima, saya mulai
menyadari bahwa saya telah banyak membuang waktu saya untuk sesuatu yang boleh
dikatakan tidak menghasilkan seperti yang saya inginkan. Saya mulai menyadari
bahwa langkah-langkah yang saya ambil adalah langkah-langkah yang mungkin tidak
seharusnya dilakukan. Saya banyak berpikir dan mengkaji semuanya. Ada keinginan
untuk menyerah, ada keinginan untuk bisa lebih berjalan maju tanpa harus
kembali mengingat apa yang sudah dilakukan.
Niat yang kita miliki terkadang sebegitu kuat tapi tak
jarang niat yang kuat kemudian perlahan luntur oleh hal-hal kecil yang seolah
membangkitkan semangat lama akan sebuah motivasi yang kita ingin lupakan.
Itulah yang terjadi saat ini.
Kekerasan hati memang menolong sedikit banyaknya niatan kita
untuk melupakan dan tidak lagi mengingat tapi kemudian kejadian-kejadian datang
justru ketika kita tidak ingin lagi terlibat. Lalu seberapa keraskah niatan dan
hati kita bisa bertahan?
Saya mungkin termasuk dalam kategori orang yang mudah untuk
suka kemudian jatuh cinta pada seseorang, saya sering sekali bertemu dengan
orang dan kemudian memiliki pemikiran bahwa orang ini adalah “the one” yang
saya inginkan, “the one” yang mungkin akan mengisi hari-hari saya. Sayangnya
hal itu selalu gagal, selalu tidak berhasil karena pada akhirnya saya hanya
menjadi “teman baik.”
Saya sudah sampai pada satu titik dimana saya tak lagi akan
mencari dan mencoba untuk mendapatkan “love of my life” karena apa yang telah
saya alami selama lima bulan belakangan ini cukup membuat saya memiliki satu
keputusan untuk tidak lagi menyakiti hati sendiri dan mengalami kekecewaan.
Agaknya memang belum waktunya atau memang belum ada yang akan datang dan
menjadi partner dalam kehidupan percintaan saya.
No comments:
Post a Comment