Ternyata manusia memiliki banyak sekali kebiasaan dan tingkah laku jika kita cermati secara santai dan tidak ada beban. Yaa sedikitnya beban menggossip dan mulut gatal. Hahahaha.
Setelah tadi pagi mendampingi "dek artis" yang harus menyanyi di gereja untuk sebuah acara pernikahan anak teman baik ayahya (halaaahhh .. naha jadi laporan ?), saya kemudian memutuskan untuk di drop di salah satu plaza di Jakarta sambil menunggu makan siang dan menghabiskan waktu sebelum berangkat ke Bandung.
Yang pertama saya amati adalah tingkah polah para lelaki yang tampaknya mereka sangat laki-laki sekali tapi kemudian saya agak terganggu dengan apa yang menurut saya agak aneh. They are smokers mostly tapi anehnya mereka tidak punya korek api untu menyalakan rokoknya.
Kalau cuman satu orang tidak apa-apa, lhaa ini ada tiga lelaki berbeda dan saat mau menyalakan rokok datang ke meja saya untuk meminjam korek. Yang namanya perokok itu biasanya 90 % dari mereka pasti membawa korek api, secara yaa itu alat vital untuk menyalakan apa yang menjadi kesukaannya. Agak aneh kan jadinya ? ... apakah mungkin ketinggalan ? atau malas beli ? atau mungkin juga hal tersebut dipakai sebagai salah satu cara untuk berkenalan ? (halaaaahhhhh ....).
Pembicaraan yang tertangkap oleh telinga. Bukan nguping lhoo yaa .. ini mah karena mereka ngomongnya memang keras banget.
A : Kemaren jadi interview ?
B : Jadi tapi ditawarin posisi lain. Gue kan maunya di front desk.
A : Ada apa dengan front desk ? emang posisi lain apa ?
B : Di Housekeeping. Males banget dech.
A : Kok ?
B : Kalo di front desk kan bisa ketemu dengan cowok-cowok lucu yang jadi tamu.
A : Terus ?
B : Iya, kan siapa tau ada yang potential untuk jadi pacar atau suami.
A : Iya yaa, bhooo ...
dan dua ABG perempuan itu pun tertawa dengan centilnya sambil makan! bayangkan mulut berisi makanan dan ketika mengunyah berbunyi pula!!!! Dooooohhhhh ... Mbak'e ... dulu belajar etika makan ndak sich ? kalo Tante Mien Uno lihat pasti pingsan di tempat.
Meja di depan saya.
Sepasang muda-mudi (euleeeuuuhh .. istilahnya ....) duduk bersebelahan membelakangi saya dengan membuka laptop.
- Window I : Friendster
- Window II :Facebook
- Window III : Yahoo Mail
serta disamping kiri kanan mereka adalah beberapa buku diktat kuliah. Pengantar Ilmu Hukum, English for Communication, Kamus, Pengantar Ilmu ..... (nggak keliatan lengkap bukunya). Mungkin yang tidak lengkap itu adalah Ilmu Pengantar Bermain Friendster & Facebook dan Dummy For Yahoo Mail. Ck .. ck .. ck ...
Dua orang ibu-ibu dan satu bapak baru tiba dan duduk disebela saya. Sang Bapak ke counter untuk memesan ini dan itu.
Ibu I :
Eh kita ngga ikutan ke counter.
Ibu II :
Udah duduk ajah, biarin aja dia yang bayar.
Ibu I :
Beneran ?
Ibu II :
Iya. Kenapa sich ? tinggal dikasih gossip antar juga makan minum kita dianggap lunas.
Sang bapak datang dengan membawa nampan berisi tiga gelas minuman.
Bapak :
Makanan nyusul. Tunggu 15 menit katanya. Heran, makanan dihangatkan sampai 15 menit, mungkin makanan kemaren.
Ibu I :
Kemaren gue udah bilang ke Endang supaya ngga urusan lagi ama si Jenni.
Ibu II :
Lhoo emang Endang ngga tau ? Jenni kan rese.
Bapak :
Kenapa lagi ? Jenni mana sich ?
Ibu I :
Jenni Jam dan Berlian ngga jelasitu lhoo.
Bapak :
Ya Allah, Jenni matre tho yang diomongin ini.
Ibu I :
Yaaak betul.
Ibu II :
Heran! maunya temenan sama orang-oran yang mobilnya tahun terbaru.
Bapak : Ah dia mah memang gitu. Dari dulu juga ngga berubah.
Dan ketiga orang tersebut asyik membahas sosok demi sosok manusia dari Juminten sampai Martubi! .. Astopodim !!!!
Nampaknya saya harus bergegas meninggalkan tempat ini sebelum mata saya sakit, kuping saya panas dan mulut saya lebih gatal lagi!.
Hal lain, kenapa orang - orang yang bekerja di Citos lebih keren dan gaya tinimbang dengan yang bekerja di Plaza Senayan ?
Eh tuh ka ... udah ah ... better go get my lunch now ...
Wednesday, January 30, 2008
Tuesday, January 22, 2008
Paket Komplit
Dalam satu perbincangan saat minum kopi dengan beberapa teman, biasanya saya dan teman-teman membicarakan banyak hal. Mulai dari masalah rambut, baju, sejarah, budaya, rencana masa depan, sampai ke hal-hal yang tidak penting.
Salah satunya adalah ketika kita bicara tentang " relationship", sebuah bahasan yang sebenernya merupakan (again) saya hindari. Bukan karena status saya yang sekarang ini (ah hem!) lajang, tapi karena buat saya masalah " relationship" ini sifatnya lebih relatif, yang mana masing-masing orang punya pendapat, ukuran dan juga definisi tersendiri akan " relationship".
Saya cuman terintrik atas apa yang dikemukakan oleh salah satu teman terbaik saya. Ketika kemudian kita bicara tentang " relationship", dia bilang bahwa persyaratan utama untuk terjadinya satu hubungan dibutuhkan tiga hal. Sebuah paket lengkap yang mana adalah paket komplit tersebut terdiri atas "passion, intimacy & commitment".
Teman saya bilang bahwa ketiga hal tersebut harus ada dalam sebuah hubungan spesial antara dua manusia ciptaan Tuhan. Dan .. jika salah satu dari paket komplit tersebut tidak terpenuhi, maka sebuah hubungan spesial tidak dapat terjadi.
Saya kemudian berpikir, haruskah sebuah paket komplit benar terpenuhi pada sebuah hubungan spesial ? bagaimana jika ternyata hanya bisa terpenuhi satu atau dua dari tiga point utama tersebut ? taruhlah itu sebuah paket hemat. Masih bisakah hal itu berjalan dengan baik ? atau akan terjadi ketimpangan ?
Anybody willing to give any comment ?
Salah satunya adalah ketika kita bicara tentang " relationship", sebuah bahasan yang sebenernya merupakan (again) saya hindari. Bukan karena status saya yang sekarang ini (ah hem!) lajang, tapi karena buat saya masalah " relationship" ini sifatnya lebih relatif, yang mana masing-masing orang punya pendapat, ukuran dan juga definisi tersendiri akan " relationship".
Saya cuman terintrik atas apa yang dikemukakan oleh salah satu teman terbaik saya. Ketika kemudian kita bicara tentang " relationship", dia bilang bahwa persyaratan utama untuk terjadinya satu hubungan dibutuhkan tiga hal. Sebuah paket lengkap yang mana adalah paket komplit tersebut terdiri atas "passion, intimacy & commitment".
Teman saya bilang bahwa ketiga hal tersebut harus ada dalam sebuah hubungan spesial antara dua manusia ciptaan Tuhan. Dan .. jika salah satu dari paket komplit tersebut tidak terpenuhi, maka sebuah hubungan spesial tidak dapat terjadi.
Saya kemudian berpikir, haruskah sebuah paket komplit benar terpenuhi pada sebuah hubungan spesial ? bagaimana jika ternyata hanya bisa terpenuhi satu atau dua dari tiga point utama tersebut ? taruhlah itu sebuah paket hemat. Masih bisakah hal itu berjalan dengan baik ? atau akan terjadi ketimpangan ?
Anybody willing to give any comment ?
Subscribe to:
Posts (Atom)