Terkadang gue pengen ngomong banyak tapi mungkin seperti yang pernah gue tulis dalam twitter gue bahwa kemampuannya mungkin cuman segitu jadi mau diapa-apain lagi yaa susah. Mungkin yang bersangkutan pintar untuk hal-hal lain tapi sekarang ini honestly I do need help dalam mengelola rumah tinggal, wong yang tinggal di rumah ini ngga cuman gue sendirian kok tapi juga kan dia dan yang lainnya. Mostly yang ada di rumah yang cuman gue ama dia aja.
Sudah semenjak di rumah sebelum ini gue banyak sekali yang ingin gue omongin sama dia tapi gue tunda karena gue pikir yaa namanya manusia dewasa yang boleh dikatakan beranjak tua sepatutnya akan kembali pada pemikirannya yang dewasa dan ternyata gue salah!
Masalahnya mungkin masalah sepele atau masalah kecil yang seperti dia bilang tapi terkadang hal itu sangat menganggu. Well, hal kecil kalau dilakukan terus menerus yaa lama-lama juga menganggu pandangan mata, menganggu pemikiran, menganggu mentalitas dan juga kualitas pertemanan mungkin. Gue sudah berusaha mentolerir sebisa mungkin tapi yaa mau diapakan lagi, memang udah kadarnya segitu yaa segitu aja!
Rumah ini milik bersama dan kita semua tinggal bersama disini dengan berbagai macam aktifitas yang dilakukan oleh masing-masing yang tinggal di rumah ini. Gue sendiri lebih banyak dirumah dan gue sendiri lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah karena memang saat ini gue nganggur, gue hanya bertumpu pada pekerjaan freelance atau mengerjakan bahan-bahan milik komunitas / perkumpulan. Dia juga sama, sekarang ini statusnya pengangguran dan hanya mengerjakan pekerjaan freelance atau mengerjakan pekerjaan perkumpulan yang menjadi tanggung jawabnya.
Herannya kenapa gue ngerasa dia sama sekali ngga punya rasa memiliki dalam dirinya. Gue selalu beranggapan dia selalu memberlakukan dirinya sebagai tuan atau pun seorang yang memang diminta tinggal disini dan tidak diminta untuk mengerjakan apa pun. Istilah kasarnya adalah juragan. Tidur lebih lambat daripada gue dan bangun tentunya lebih siang daripada gue. For me that's fine, but do me a favour by helping me out with all those home's issues.
Apa sich susahnya bangun tidur liat mesin cuci dan kemudian menjemur pakaian yang ada disana ? Apa susah yaa untuk mengambil jemuran yang kering dan kemudian melipat-lipatnya menjadi satu tumpukan yang rapih dan kemudian nanti bisa dibagikan kepada masing-masing orang pemilik baju bersih itu ? Apa susah yaa untuk melihat kamar mandi dan memperhatikan bahwa sudah waktunya untuk disikat, dibersihkan dan diganti airnya ? Apa susah untuk melihat berapa banyak Aqua yang ada dan harus pesan berapa supaya tidak kekurangan ? Dan apa susah banyak lagi yang kalau ditulis satu demi satu hanya akan membuat kepala tambah pusing.
Hidup tak melulu hanya urusan seks dan juga laki gue rasa! Masih banyak hal lain yang perlu dikerjakan dan diperhatikan.
Gue jadi inget film tentang TKW di Hong Kong yang dibuat oleh Lola Amaria beberapa waktu lalu. Film "Minggu Pagi di Victoria Park", kalo karakterisasi dalam film itu, gue adalah Mayang yang selalu ada dalam bayang-bayang adiknya, Sekar. Sekar lebih cantik, lebih pintar, banyak yang suka dan hal-hal lain. Sama halnya dengan disini, gue adalah Mayang, kakak Sekar yang hidup dalam bayang-bayang adiknya.
Well, gue sendiri mungkin udah ngga tau lagi mesti ngomong apa! Satu-satunya cara yang bisa gue lakukan sekarang adalah gue menulis, menumpahkan semua kekesalan gue dan menimbunnya sehingga ngga akan pernah lagi terdengar. Gue hanya cape dan gue butuh dia ngerti bahwa di rumah ini dia itu statusnya sama dengan gue. MENUMPANG!
Jakarta, Senin, 21 Juni 2010
03.54 wib
Rumah Syenang II