Tuesday, April 29, 2008

Busway - Sebuah Pengalaman

Ceritanya begini,
Kemarin siang ketika sampai di temporary office saya (mengingat by 1 Mei saya sudah tidak lagi berkantor disitu) kemudian mengecheck email, saya mendapatkan email dari Panitia Hut Milis 80an bahwa meeting Pembubaran Panitia yang sedianya dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 April 2008, pindah menjadi hari Senin tanggal 28 April 2008.

Begitu membaca email tersebut, entah kenapa tiba-tiba tekanan darah agak sedikit naik, bukannya apa-apa, saya sudah mengosongkan jadwal saya di hari Rabu agar dapat hadir pada Rapat Panitia tersebut yang untuk kedua kalinya sudah diundurkan dan saya memindahkan semua aktifitas hari Rabu ke hari Senin dan Selasa. Naaahhh, bisa dibayangkan kan ? betapa sangat menyebalkannya itu semua, bikin appointment kok seenak-enak jidat mindahin hari tanpa mempertimbangkan pihak-pihak lain yang sudah bersusah payah mengosongkan hari supaya bisa hadir … eeeehhh .. dan juaranya perubahan pun dilakukan pada hari H !! .. dooohh, untung masih ngantor, kalo udah ngga ngantor, mana punya saya akses internet seperti sekarang ini.

Anyway, alhasil saya berhasil memanage beberapa hal dan kemudian memutuskan untuk hadir pada acara Rapat Pembubaran Panitia pukul 18.30 tersebut. Karena kantor saya berada di daerah Menteng tepat dibelakang Gedung Gani Jemaat dan akses menuju tempat meeting di daerah Blok M yang tentunya macet pada jam-jam sebegitu, maka kemudian saya memutuskan untuk mempergunakan fasilitas Busway / Trans Jakarta, sebuah fasilitas kendaraan umum yang sekarang ini banyak digemari (?) pun juga banyak dihujat oleh masyarakat Ibukota. Ini adalah kali pertamanya saya mempergunakan Busway. Setelah mendengar banyak sekali pengalaman dari orang-orang sekitar saya yang bercerita tentang pengalamannya di busway, well, I am expecting to have my own experience yang mungkin bisa saya ceritakan pada beberapa rekan saya yang juga pengguna jasa Busway. What happened then is faaaaaaaaarrrr beyond my expectation.

Ketika memasuki tempat pembelian loket, saya mengamati keadaan sekitar, betapa sangat jauh perbedaannya dengan station MRT di Singapura (call me SOK!) atau dengan station BTS di Bangkok .. keadaan terlihat gelap dan somehow kumuh dan mbak penjaganya asyik mengunyah sesuatu sambil meladeni para pembeli tiket. Setelah membeli tiket kemudian saya memasukkan kartu tersebut ke tempatnya dan saya berharap kartu itu keluar kembali ternyata tidak, .. hihihi, keseringan naik BTS di Bangkok kali yaakkk … (again, SOK!) .. setelah menunggu beberapa saat, datanglah Trans Jakarta yang dinanti, saya naik dan tampak agak penuh, maklum pukul 18.30, three in one dan waktunya orang pulang kantor pula. Saya berdiri dekat pintu sambil memperhatikan sekeliling, well, kebanyakan adalah para pekerja yang setelah seharian bergulat di kantor dan tampaknya ingin segera pulang, .. ada yang asyik ngobrol, ada yang asyik dengerin iPod, ada yang asyik baca, ada yang juga duduk diam atau berdiri sambil terkantuk-kantuk.

Setelah beberapa saat naik, ketika Trans Jakarta sampai di daerah Senayan atau Bendungan Hilir, saya lupa tepatnya, .. orang yang duduk tepat di depan saya berdiri dan bersiap-siap untuk turun, well, finally I got my chance to sit in Trans Jakarta.Segera setelah wanita yang duduk dihadapan saya itu berdiri, saya langsung duduk di tempatnya. Well, the seat belongs to anyone and I feel that I am entitle to have that seat since I’ve been standing in front of her. Seperti juga layaknya kendaraan umum lain, saya pikir jamak bahwa siapa cepat dia dapat.

Akhirnya duduklah saya dengan manisnya, menikmati kursi Trans Jakarta dengan tenang sambil tentunya tetap memperhatikan sekeliling. Tiba-tiba ada dua wanita bergeser dari arah tengah menuju ketempat saya duduk dan berdiri tepat didepan saya. Salah seorang dari wanita tersebut tiba-tiba berkata:

“Not such a gentleman” .. sambil matanya melirik kepada saya. Saya yang lagi terkantuk-kantuk mendadak mata saya menyala mendengar kalimat bijaksana dari seorang wanita ngga jelas, berjilbab *sorry* dan sama sekali tidak cantik.

“Excuse me ?” .. saya mendongakkan kepala dan menatap tajam pada wanita itu.

“Oh he understands,” wanita bicara sama temannya.

“Do you think I am stupid ?,” saya tambah nyolot dan suara saya mulai keras, saya menyadari beberapa orang disekitar mulai melihat kearah kami. Saya tidak perduli.

“Well, do you know why Indonesian women celebrating the born of Raden Ajeng Kartini on 21st April ? I tell you, because she fights for emancipation. You called this emancipation ? asking a seat ?” saya terus bicara tanpa perduli lagi dengan kondisi bahwa tampaknya .. ehm .. satu Trans Jakarta sudah melihat kearah saya. Bodoh ah, sometimes we need to give lesson to people that seems underestimating other people.

Teman si wanita itu sudah sibuk mencolek-colek dia untuk tidak bicara lagi. Dan saya terus menatap wanita yang sama-sekali-tidak-cantik-dan-tak-jelas itu dengan tatapan saya yang pastinya kalo bisa nyala, bola mata saya udah nyala kayak singa ngamuk.

Tak berapa lama kemudian sampailah Trans Jakarta di pemberhentian terakhir di Terminal Blok M, saya kemudian berdiri dan sudah pasang ancang-ancang just in case the lady wants to talk some more .. tapi ternyata kedua wanita itu bergegas keluar dari Trans Jakarta dan saya melihat pandangan geli para penumpang lainnya.

Well, … Busway – sebuah pengalaman ..

Monday, April 07, 2008

SEMPURNA

kau begitu sempurna
dimataku kau begitu indah
kau membuat diriku akan slalu memujamu

di setiap langkahku
ku kan slalu memikirkan dirimu
tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu

*
janganlah kau tinggalkan diriku
takkan mampu menghadapi semua
hanya bersamamu ku akan bisa

reff:
kau adalah darahku,
kau adalah jantungku
kau adalah hidupku, lengkapi diriku
ooo sayangku .. kau begitu
SEMPURNA

kau genggam tanganku
saat diriku lemah dan terjatuh
kau bisikkan kata
yang hapus semua sesalku


satu pagi menjelang ufuk fajar datang untuk bersinar menyinari bumi persada tercinta ini, seseorang bertelanjang dada, memainkan jemarinya pada senar-senar gitar, sambil menikmati sebatang a mild merah dan menyanyikan lagu ini dengan tatapan penuh rasa cinta dan sayang. adakah yang lebih sempurna ?

Thursday, April 03, 2008

PACARAN

AS
“Discovering myself through loving someone”

AL
“ … pacaran akhirnya buat jadi pendamping hidup gue nantinya, jadi masing-masing saling Bantu n mendukung dalam MENINGKATKAN KUALITAS DIRI, buat menghadapi kehidupan bersama ke depannya. Bukan cumin sekedar sayang-sayangan nggak jelas.”

RY
“Pacaran itu, nggak tau …”

YAN
“Proses pengenalan satu sama lain dalam keterikatan untuk menemukan pasangan untuk tahap yang lebih serius.”

WEDH
“Pacaran lebih kepada pengenalan karakter individu, dan hasrat untuk memliki biasanya lebih dominant. Hal inilah yang memunculkan rasa sayang, cemburu dan cinta.”

TOBH
“Tau, kenapa tanya gue ? gue udah ngga pacaran dua tahun!”

OW
“Masa-masa berdua menikmati apa yang lu berdua inginkan, dimana lu ngga mungkin bisa melakukan itu kalau ngga sama pacar lu, kecuali lu emang type sana sini mau.”

FACH
“Kegiatan melepas rasa sayang antar dua umat manusia yang sedang berkasih untuk lebih saling mencinta.”

IRZ
“Proses cari jodoh”

EM
“Hubungan dua orang yang lebih dari sahabat, biasanya pasti ada sexnya.”

IQ
“… hmm .. punya ‘teman’ untuk berbagi cerita, rasa suka dan duka *halah*. Dan yang penting kalo mau nonton ada yang nemenin .. “

DEW
“Dua orang yang sama-sama suka trus berkomitmen untuk ngejalin hubungan.”

WIEN
“… hubungan 2 orang yang saling tertarik n memiliki tujuan yang jelas n ada komitmennya.”

IRV
“Hubungan yang bisa menimbulkan kenyamanan dan kedekatan, bukan hanya secara fisik tapi lebih secara emosional.”

GUN
“Pacaran saat memahami, menjajaki, mengerti karakter masing-masing. Saat mencari tau kecocokan, berkomunikasi dua arah.”

EN
“Sharing perasaan dengan komitmen kali yaa”

JEM
“Pacaran adalah suatu hubungan yang lebih istimewa dari pertemanan dimana hati antara dua individu yang bersangkutan sudah merasa cocok satu sama lain dan dimana rasa cinta berkembang lebih cepat daripada sebelumnya.”

ATR
“Saat dua orang khilaf dan ngga peduli lagi, jadinya ngga waras baren in the sweetest way. Coz let’s face it, pacaran yang pake hati blinds the smartest people!”

AL H
“Pacaran ibarat dipindahkan dari neraka ke surga. Tapi di surga itu pun ada neraka-neraka yang lain, setan-setan berdatangan, ngajak pindah lagi ke neraka.”

WIL
“Pacaran, kata orang sih buat saling mengenal. Kalo kataku sih penjajahan terhadap kehidupan orang lain dalam bentuk terselubung.”

DHIT
“Pacaran itu nggak jaman! Yang lagi jaman yaa nikah! Kalo ngga bisa nikah yaa kawin!”


Well, itulah definisi pacaran ketika saya bertanya kepada beberapa teman. Adalah sebuah pernyataan mendasar bahwa pacaran merupakan hubungan antara dua orang manusia dalam berbagi suka, duka dan juga berkaitan dengan emosional, kejiwaan disertai dengan komitmen atau kesepakatan bersama.

Hubungan pacaran itu sendiri dijalankan tergantung atas bagaimana kesepakatan dua orang tersebut (ngga mungkinlah satu orang, itu namanya mencintai diri sendiri!). Beberapa orang sanggup melaksanakan dengan apa yang disebut hubungan jarak jauh atau lebih dikenal dengan Long Distance Relationship. Sementara ada yang hanya bisa satu kota saja. Lain orang ada yang menyebut dirinya dalam berhubungan / pacaran adalah “domestic partner” atau ada yang disebut dengan hubungan tanpa status atau mungkin juga teman tapi mesra.

Saya teringat dengan pembicaraan dengan sobat saya Re, dia bilang bahwa pacaran itu yang sering terjadi adalah agreement / perjanjian bukan komitmen. Menurut dia komitmen itu harus dating dari diri sendiri, atas kemauan hati yang tulus dari kita. Yang sering terjadi justru ketika orang menyatakan pacaran maka terjadilah suatu pernjanjian antara dua orang. Bahwa yang satu harus begini , yang lain harus begitu. Yang satu bilang tidak boleh pergi ke satu tempat tanpa pasangannya, sementara satunya bilang bahwa dalam satu minggu harus ada kebebasan untuk satu pihak tanpa diganggu ataupun ditanya kegiatannya apa saja hari itu.

Teman saya yang lain bilang bahwa dia lebih suka dengan long distance relationship. Karena dengan begitu maka masing-masing memiliki waktu untuk dirinya sendiri tanpa harus repot memikirkan pasangannya lagi apa, dimana dan sama siapa walaupun tetap harus ada komunikasi. Eh ?

Suatu sore dalam suatu perbincangan teman saya bilang bahwa dia ingin putus dari pacarnya . Dia tiba-tiba saja entah kenapa kemudian kehilangan esensi, makna dari hubungan dia dengan pacarnya. “Enggak tau kenapa yaa, Kang, kok tiba-tiba I didn’t feel the spark anymore.”

Melalui banyak definisi dan lainnya, saya berpikiran bahwa dalam berpacaran yang paling sulit dilakukan adalah melakukan komunikasi yang punya kualitas, pertemuan yang tidak sekedar bertemu tapi mempunyai pembicaraan yang berkualitas, kenyamanan, kehangatan yang bisa menimbulkan spark of love all the time dan itu tidak mudah. Banyak orang ketika pasangannya mulai berlebihan dalam menunjukkan rasa sayangnya kemudian mundur ketakutan, entah kenapa, mungkin mereka khawatir bahwa kemudian pasangannya menjadi seorang yang posesif dan psikopat.

Sebelum ditanya, maka saya bilang bahwa definisi pacaran buat saya adalah satu hubungan dengan kadar komunikasi, sayang, cinta, kejujuran diatas level rata-rata. Dalam artian bahwa dalam berpacaran buat saya yang paling utama adalah intensitas komunikasi yang berjalan dengan baik tanpa merasa dituntut harus memberi kabar atau juga harus meminta ijin untuk satu dan lain hal. Kemudian juga intimacy atau kemesraan (kok agak aneh yaa bahasa Indonesianya ?) yang berjalan terus dan masing-masing selalu mempunyai cara yang menyenangkan untuk terus meningkatkan hubungannya.

Pertanyaan berikut adalah .. kapan yaa saya pacaran ? ..
*halaaahh .. curhat colongan*